- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Defia Rosmaniar, Jagoan Taekwondoin Negeri Aing


TS
newsmerahputih
Defia Rosmaniar, Jagoan Taekwondoin Negeri Aing

Merahputih.com - Defia Rosmaniar melayangkan tendangan kombinasi memutar saat bertanding di babak final Asian Games 2018 cabang Taekwondo poomsae. Total ia melakukan empat tendangan kombinasi yang ia akhiri sambil melompat.
Setelah melakukan gerakkan tersebut, penonton di JCC Senayan lantas bersorak dan memberikan tepuk tangan yang meriah. Gerakan terakhir poomsae Defia saat melawan Taekwondoin Asal Iran, Salahshouri Marjan benar-benar membuat penonton takjub.
Beberapa saat kemudian, papan skor menunjukkan perolehan angka yang didapatkan Defia, yakni 8.690. Skor tersebut mengalahkan Salah yang hanya meraih 8.470 poin. Selisih skor tipis tersebut, membuat Defia berhasil meraih medali emas di cabang olahraga yang berasal dari Korea Selatan itu.
Setelah melihat papan skor tersebut, Defia langsung berlari menuju sang pelatih, Seung Shin Jung dan memeluknya dengan erat. Saking girangnya, Defia berlari mengitari matras sambil mengibarkan bendera Indonesia untuk merayakan kemenangannya.
Medali emas yang Defia dapat dari Asian Games 2018 itu, merupakan prestasinya yang kesekian kalinya. Sosoknya benar-benar jagoan di olahraga Taekwondo tingkat Asia. Sebab, perolehan Defia itu juga menjadi medali emas pertama yang diraih Indonesia pada Asian Games 2018.
Keberhasilan Defia tidak pernah lepas dari dukungan orang tua. Dalam sebuah wawancara di salah satu siaran televisi swasta, Defia mengatakan mendiang sang ayah adalah sosok yang selalu hadir memberikannya semangat.
Sebelum fokus menjadi atlet Poomsae, Defia Rosmaniar sempat menjadi atlet Kyorugi, yakni kategori pertandingan Taekwondo untuk bertarung (fight). Sementara, poomsae merupakan rangkaian gerakan indah yang menyatukan antara gerakan tendangan, pukulan, tangkisan, dan tusukan.
Atlet asal Bogor ini telah mencetak prestasi sejak usianya 16 tahun. Defia mengetahui olahraga bela diri Taekwondo dari kakak sepupunya saat ia masih duduk di bangku SMP. Kakak sepupunya itu pun kini menjadi pelatih Taekwondo DKI Jakarta.
Awalnya ia tidak terlalu serius alias malas-malasan dalam berlatih Taekwondo. Namun, lama kelamaan ia mulai mencintai olahraga Taekwondo. Saat ia berusia 18 tahun, ketika ia sudah memasuki jenjang pendidikan SMA, ia semakin menekuni bakat serta kemampuannya di cabang olahraga Taekwondo.
Di usia 18 tahun ia mengikuti kejuaraan Sea Games 2013 dan berhasil mengantongi medali perunggu kategori tim putri dan ganda campuran. Tahun 2014, ia kembali memperoleh juara pertama dan berhasil membawa pulang medali emas di ajang Malaysia Open kategori tim putri U-29. Tahun berikutnya dalam kategori ganda campuran U-29, ia memperoleh medali emas pada Korea Open 2015 Chuncheon.
Tahun 2017, Defia bertanding di ajang Asian Indoor and Martial Arts Games 2017 dan memperoleh medali perak untuk tim putri serta peroleh medali perunggu untuk kategori individu. Selain itu, ia sempat mengikuti Sea Games 2017 di Kuala Lumpur dan memperoleh medali perunggu kategori tim putri mewakili Indonesia.
Tak sampai disitu, di 2019 ia kembali mewakili Indonesia untuk berlaga di Sea Games 2019 Philippines. Bersama dengan tim putri, mereka berhasil mengantongi medali perunggu. Ia juga bertanding di kategori ganda campuran dan memperoleh medali perunggu.
Di balik prestasi yang diperolehnya, tentu banyak suka duka yang dialaminya, seperti merelakan waktu untuk bermain dengan teman-temannya, berlatih seharian penuh, dan tentu menjadi seorang atlet, cedera adalah hal yang tak dapat dihindari.
Dalam masa pelatihan, Defia sempat mengalami cedera yang mengharuskannya untuk melakukan operasi di bagian lututnya. Hal tersebut membuatnya harus beristirahat sejenak dari latihan dan menjalani terapi dalam proses penyembuhan lututnya.
Pada kondisi tersebut ia tidak sendiri, keluarga dan rekan-rekan seperjuangannya turut memberikannya semangat supaya dapat bertanding kembali. Selain itu, Defia juga mengorbankan waktu kuliahnya lantaran banyak kejuaraan yang harus diikutinya nasional maupun internasional. Setelah melewati semua itu, usahanya terbayarkan melalui prestasi yang diperolehnya.
“Semua butuh waktu, sebuah proses adalah hal terbaik yang yang bisa kita lakukan,” tulis Defia dalam salah satu unggahan Instagramnya.
Sumber






newsbolaskor dan 2 lainnya memberi reputasi
3
367
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan