- Beranda
- Komunitas
- Cinta Indonesiaku
Kisah Andi Abdullah Bau Massepe, Kumpul dan Rampas Senjata dari Tentara Jepang


TS
amdar07
Kisah Andi Abdullah Bau Massepe, Kumpul dan Rampas Senjata dari Tentara Jepang
#AmdarGanteng




Halo agan dan sista,
Warga Parepare tentu tak asing dengan nama Andi Abdullah Bau Massepe. Ia adalah seorang pejuang heroik asal Massepe di masa perjuangan melawan penjajah Belanda. Ia pernah menjadi anggota Organisasi Politik Sumber Daya Rakyat (Sudara).
Pada September 1945, Massepe dan rekan-rekannya turut terlibat dalam menghadapi Belanda untuk Indonesia Merdeka di Parepare. Dalam menghadapi situasi tersebut, Massepe bersama teman-temannya mengubah Organisasi Sudara menjadi Badan Penunjang Republik Indonesia (BPRI).

sumber
Masa Muda
Andi Abdullah Bau Massepe lahir di Massepe, Sulawesi Selatan, 1918. Ia adalah putra dari Andi Mappanyukki, pahlawan nasional asal Sulawesi Selatan, dan ibunya Besse Arung Bulo. Massepe merupakan pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Bone dan Gowa.
Selain itu, ia juga mewarisi lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng, yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang, dan Sawito. Massepe mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat selama satu tahun, pada 1924. Lalu, ia melanjutkan sekolahnya di Hollands Inslander School atau HIS. Ia lulus pada 1932.
Kehidupan Pribadi
Andi Abdullah Bau Massepe memiliki 3 orang istri yaitu Andi Maccaya, Linge Daeng Singara, Andi Soji Petta Kanje'ne serta memiliki 7 orang anak dari hasil pernikahannya yaitu: Andi Habibah, Andi Ibrahim dan Bau Te'ne, Bau Kuneng, Bau Amesengasng, Bau Dala Uleng, Bau Fatimah (2).
Biodata
Ibu Andi Abdullah Bau Massepe bernama Besse Bulo yang merupakan putri Raja Sidenreng di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang. Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang. Andi Abdullah Bau Massepe adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa.
Andi Abdullah Bau Massepe juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang dan Sawito.
Perjuangan
Andi Abdullah Bau Massepe memimpin perjuangan dalam bidang politik dan militer dengan cara memelihara keamanan, mengumpulkan senjata, membeli dan merampas senjata dari Jepang.
Massepe juga menyusun strategi serta melakukan sabotase dan mengumpulkan pemuda untuk memutuskan jalan yang biasa dilewati oleh Belanda. Serangan dimulai pada Januari 1946.
Rencana serangan yang akan dilayangkan oleh Andi Abdullah Bau Massepe adalah sebagai berikut:
- Menyerang pos NICA pada 3 Februari 1946, tetapi gagal.
- Pasukan Massepe bertemu dengan pasukan Belanda di Garessi Suppa. Akibatnya, pasukan Belanda berhasil dipukul mundur.
- Menghadang Belanda dan terjadi pertempuran di La Majakka, pihak Belanda mengalami kerugian besar.
- Pertempuran La Sekko yang menjadi pertempuran terhebat, karena pasukan Belanda melakukan penyerangan kepada penduduk Bau Massepe di Berpuru.
- Mencapai keberhasilan dalam pertempuran Teppoe Kanango, karena dapat memukul mundur pasukan Belanda dan merebut beberapa senjata.
Telah melakukan beberapa penyerangan dan perlawanan, Massepe akhirnya tertangkap pada 17 Oktober 1946.
Ia dibawa ke Makassar dan ditahan selama 160 hari.
Akhir Hidup
Setelah 160 hari mendekam di penjara, Massepe wafat karena ditembak oleh pasukan Westerling, pada 2 Februari 1947. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Parepare. Untuk menghargai jasa-jasanya, Massepe dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyon pada 9 November 2005.
0
273
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan