- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menurut Data Kemsos RI, Para Pahlawan Nasional Ini Belum Diketahui Letak Makamnya


TS
diaz420
Menurut Data Kemsos RI, Para Pahlawan Nasional Ini Belum Diketahui Letak Makamnya

Dirgahayu Indonesia yang ke-76! Gak kerasa negara kita tercinta ini sudah berusia 76 tahun sejak menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus tahun '45 silam. Memang tidaklah mudah bagi negara ini untuk mendapatkan kemerdekaan tersebut, bahkan butuh waktu lebih dari 3,5 abad buat meraih kemerdekaan tersebut. Selama masa penjajahan, ada banyak sekali warga negara kita yang rela mengorbankan nyawa agar cita-cita bangsa ini bisa terwujud. Berkat jasa mereka pula para penjajah tersebut berhasil diusir dari tanah air. Merekalah yang biasa kita sebut sebagai Pahlawan Nasional. Ada banyak sekali sosok pahlawan yang sering kita pelajari sejarahnya di waktu sekolah dulu, mulai dari kalangan militer, raja hingga cendekiawan. Nah, di postingan kali ini, ada 1 bahasan menarik yang Ane dapetin setelah Ane buka situs resmi Kemsos RI tentang data para pahlawan Nasional. Dan sesuai judulnya, Ane bakalan bahas beberapa profil pahlawan Nasional yang konon katanya masih belum diketahui letak makamnya berdasarkan data Kemsos RI. Siapa saja? Berikut beberapa diantaranya...
Spoiler for 1. Tan Malaka:

Tan Malakaadalah pahlawan nasional yang berjuang menuntut kemerdekaan Indonesia lewat jalur diplomasi. Sosok Pahlawan Nasional kelahiran 2 Juni 1897 di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat ini menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia setelah kepergian Semaun Ke Rusia pada 1924. Beliau mengembangkan cabang PKI ke beberapa pelosok daerah dan mengecam pemerintahan Kolonial yang menindas para buruh. Buat yang belum tahu sama sosok Semaun, Beliau adalah Ketua Umum Pertama Partai Komunis Indonesia asal Jombang, Jawa Timur yang merupakan seorang pemuda yang sudah aktif di kancah politik Nasional sejak usia 14 tahun. Meskipun Beliau hanya lulusan Tweede Klas (sekarang setara dengan Sekolah Dasar), Beliau aktif mempelajari banyak ilmu pengetahuan lainnya dan sukses menggaungkan berbagai macam upaya politik guna menentang kebijakan kolonial Belanda.

Semaun
Pada tahun 1925 ketika berada di Cina, Tan Malaka menulis buku kecil berjudul Naar de “Republick Indonesia” yang tersedia pula versi huruf Kanton (salah satu aksara Cina). Bukunya Tan Malaka tersebut mengajak kaum cendikiawan Indonesia untuk berjuang meraih Kemerdekaan Indonesia dan Peka terhadap hati nurani Rakyat. Semasa perjuangannya, Beliau melontarkan pemikirannya mengenai program politik, ekonomi dan sosial, bahkan kemiliteran yang diperlukan dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Beliau tidak memercayai Belanda yang selalu mengingkari setiap perundingan yang telah disepakati. Tan Malaka bergabung dengan berbagai macam organisasi dan partai lainnya, seperti Gerakan Revolusi Rakyat (GRR), Partai Rakyat beserta sejumlah partai oposisi lainnya, termasuk Partai Rakyat Jelata, Partai Buruh Merdeka, Angkatan Komunis Muda, Barisan Banteng, Laskar Rakyat Jawa Barat, dan lainnya. Beberapa partai tersebut sepakat untuk melebur menjadi Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba). Tan Malaka wafat pada 21 Februari 1949 di Kaki Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur pada usia 51 tahun. Meski demikian, data mengenai letak makamnya Beliau masih belum diketahui.
Spoiler for 2. dr. Muwardi:

Selanjutnya ada dr. Muwardi, seorang Pahlawan Nasional Indonesia kelahiran Pati, Jawa Tengah tahun 1907. Beliau menamatkan sekolahnya di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Pada saat masih mengenyam pendidikan di sana, Beliau menunjukan perhatian yang besar kepada pergerakan pemuda. Alhasil Beliau menjadi anggota Jong Jawadan kemudian menjadi ketua Pandu Kebangsaan, dan salah satu anggota Kwartir Besar KBI. Selain itu, Beliau juga aktif dalam kepengurusan Parindra (Partai Indonesia Raya). Semasa aktif berorganisasi, Beliau turut berperan dibalik kelahiran Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Gak cuma aktif di bidang politik, dr. Muwardi pernah bekerja menjadi asisten professor di sekolah tinggi kedokteran GHS dan menjadi spesialis THT di Jakarta. Beliau juga diangkat sebagai ketua Barisan Pelopor Kotapraja Jakarta dan memberikan hidupnya untuk perjuangan. Sebagai ketua Barisan Pelopor, Beliau memimpin, menentukan siasat juga terjun langsung ke gelanggang perjuangan fisik alias medan pertempuran. Di luar Barisan Pelopor, Beliau juga memimpin organisasi Barisan Benteng dan masuk ke dalam jajaran pimpinan GRR (Gerakan Revolusi Rakyat). Sayangnya, Muwardi menjadi korban pemberontakan PKI di Madiun, Beliau diculik dan pencarian kebaradaan makam Beliau tidak menemukan titik terang hingga kini.
Spoiler for 3. Martha Christina Tiahahu:

Sang Wonder Womandari tanah Maluku, Ane rasa itulah julukan yang pas buat menggambarkan sosok Pahlawan Nasional sekaligus Putri Kebanggaan Maluku yang satu ini. Martha lahir pada 4 Januari 1800 di Abubu, Nusa Laut, Maluku. Beliau adalah anak dari Kapiten Paulus Tijahahu orang terpandang di Nusa Laut, Maluku. Sebagai sosok pejuang kemerdekaan dari tanah Maluku, para raja, patih, dan kapitan Nusa Laut sejak awal sudah dikenal memiliki pendirian tegas, sejalan dengan prinsip perjuangan yang digaungkan oleh Kapitan Pattimura yang tidak pernah ketinggalan mempertahankan daerah-daerah lain terhdap serangan Belanda.
Semasa perjuangannya, Martha selalu menemani Ayahnya dalam setiap pertempuran, diantaranya perlawanan di Saparua (1817), sebuah perlawanan merebut benteng Beverwijk. Lalu ada pertempuran di daerah Ulat dan Ouw. Perjuangan Martha harus berakhir singkat, karena pada 12 November 1817, para pemimpin Nusa Laut berhasil disergap, termasuk Martha Christina dan Sang Ayah, Kapiten Paulus Tijahahu. Setelah ditahan dan diperiksa pada 15 November oleh Laksamana Buyskes, Paulus di vonis hukuman mati dan dieksekusi pada 17 November 1817. Sementara Martha mendapat hukuman untuk dibuang ke pulau Jawa. Martha yang merasa hampa akan keperrgian ayahnya menjadi murung. Ia kemudian dinaikkan ke kapal Eversten dan meninggal dalam perjalanan. Jasad Beliau disemayamkan disekitar Laut Banda pada 2 Januari 1818. Karena Beliau dimakamkan dengan cara dibuang ke laut, maka letak pasti dari makamnya Martha Christina Tiahahu tidak dapat ditentukan hingga kini.
Spoiler for 4. Kapitan Pattimura:

Sosok panutan bagi para pejuang dari tanah Maluku itu sendiri, yaitu Kapitan Pattimura. Sosok pahlawan Nasional yang satu ini lahir pada 8 Juni 1783 di Haria, Saparua, Maluku, Indonesia. Beliau dikenal sebagai seorang pemimpin yang berwibawa dan penuh kharisma. Dalam perlawanannya melawan penjajahan Belanda, Pattimura dikenal cerdik dan mampu menghimpun kekuatan besar rakyat Maluku sehingga mempersulit pergerakan Belanda di Maluku. Bahkan, namanya pun disegani oleh para pemimpin VOC yang kala itu yang harus memutar otak untuk menghadapi perlawanan rakyat Maluku.
Salah satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya adalah ketika rakyat Maluku bersatu untuk merebut Benteng Duurstededari tangan penjajah Belanda. Benteng tersebut merupakan salah satu benteng milik Belanda pada abad ke-17. Meskipun Beliau sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengusir para penjajah, Beliau terpaksa harus menyerah pada kekuatan militer Belanda dan harus menjalani hukuman mati pada 16 Desember 1817. Kapitan Pattimura wafat di gantung oleh Belanda di benteng Victoria, sebuah benteng peninggalan kolonial Portugis yang diambil alih oleh Belanda dan dipergunakan sebagai pusat pemerintahan, pertahanan, dan pembentukan kekuatan barisan tantara Belanda. Meskipun Beliau dieksekusi mati di sana, namun letak pasti dari makamnya masih belum diketahui secara pasti.
Spoiler for 5. Laksda TNI. Anm. Jos Sudarso:

Laksda TNI. Anm. Jos Sudarsoadalah salah satu perwira TNI yang digelari Pahlawan Nasional Indonesia usai mengorbankan nyawanya akibat tenggelamnya KRI Macan Tutul oleh tentara Belanda pada 15 Januari 1962 di Laut Arafura, Kepulauan Aru. Beliau merupakan salah satu dari 24 anggota TNI lainnya yang wafat dalam peristiwa tersebut. Sepanjang kariernya, perwira TNI kelahiran 24 November 1925 di Salatiga, Jawa Tengah ini merupakan salah satu anggota Badan Keamanan Rakyat Laut Indonesia (sekarang TNI AL) dan aktif dalam berbagai macam upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, mulai dari Ekspedisi Maritim Sindoro & Semeru pada 3 Maret 1946 di perairan Maluku, melakukan aksi gerilya melawan Belanda pada masa Agresi Militer Belanda di Yogyakarta pada Oktober 1949 bersama Staf Angkatan Pertama Yogyakarta sampai memimpin korvet "Banteng" dalam operasi militer di perairan Maluku Selatan untuk menumpas Pemberontakan RMS pada April 1950.
Selain berjasa di bidang militer, Beliau menjadi salah satu pengawas dalam proyek pembuatan kapal perang ”RI Pattimura” di Livorno, Italia pada 1957. Sama halnya seperti Martha Christina Tiahahu, jasad Laksda TNI. Anm. Jos Sudarso bersemayam di lautan, yang membuat letak pasti dari tempat persemayamannya tidak diketahui.
Spoiler for 6. Supriyadi:

Satu lagi sosok pemuda yang digelari Pahlawan Nasional. Supriyadiadalah seorang Pahlawan Nasional yang dikenal dengan upayanya dalam melakukan pemberontakan tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar, Jawa Timur pada Februari 1945. Beliau lahir pada 13 April 1925 di Trenggalek, Jawa Timur. Sedikit cerita tentang perjalanan hidupnya Supriyadi, Beliau bergabung dengan PETA dengan pangkat shodancho atau komandan platon. Dan setelah mengikuti pelatihan, Beliau ditugaskan di Blitar. Beliau ditugaskan mengawasi pekerja romusha (sistem kerja paksa pada masa kolonial Jepang). Penderitaan pekerja-pekerja tersebut mendorongnya untuk memberontak melawan Jepang, hingga akhirnya aksi pemberontakan terhadap kolonial Jepang pun dilakukan.
Atas jasanya, Beliau sempat ditunjuk sebagai Menteri Keamanan Rakyat dalam Kabinet Presidensial, tetapi digantikan oleh Imam Muhammad Suliyoadikusumo pada 20 Oktober 1945, menjadikannya sebagai salah satu Menteri termuda di Indonesia. Soal wafatnya Beliau, menurut data Kemsos RI ada yang menyebutkan kalau Beliau dinyatakan hilang dan jasadnya tidak pernah ditemukan sampai sekarang. Tapi yang pasti, Beliau dinyatakan wafat sebelum hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dengan berita wafatnya yang masih simpang-siur, letak makam dari Supriyadi masih belum diketahui.
Spoiler for 7. Untung Suropati:

Sosok Pahlawan Nasional berikutnya datang dari tanah Bali. Beliau bernama Untung Suropati, sosok pejuang kemerdekaan kelahiran tahun 1660 di Bali. Kisah perjuangan prajurit kebanggaan Bali ini berawal ketika Beliau meloloskan diri dari penjara dengan membawa teman-temannya. Bersama pasukannya, Beliau mencegat dan membunuh patroli-patroli pasukan Belanda yang keluar dari benteng Tanjung Pura. Aksi itu merupakan ancaman baru bagi Belanda, sehingga ada upaya dari Belanda untuk merekrut untung sebagai prajurit. Pihak Belanda pun datang memberikan tawaran kepada Untung yang mana tawaran tersebut Beliau terima. Tujuannya menjadi prajurit adalah untuk memperlajari cara-cara bertempur Belanda. Dan pada saat yang dirasa sudah tepat, Beliau pun memutuskan untuk keluar dari militer Belanda dan melanjutkan upayanya untuk melawan Belanda.
Untung Surapati kemudian bergabung dengan Sultan Amangkurat IIdari Mataram untuk melawan Belanda. Lalu pada tanggal 24 September 1684, pasukan Beliau dikejar oleh pasukan Belanda (pimpinan Jacob Couper). Beruntung, mereka berhasil melepaskan diri. Kemudian, Untung Suropati beserta pasukannya terus melakukan perlawanan dengan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Tack. Pertempuran ini dimenangkan oleh pasukan Untung dengan matinya Kapten Tack. Perjuangan Untung Suropati harus berakhir pada 5 Desember 1706 usai Beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau wafat di Bangil, Jawa Timur, namun lokasi pasti dari makamnya sampai sekarang masih belum ditemukan.
Spoiler for 8. I Gusti Ketut Jelantik:

Satu lagi sosok Pahlawan dari tanah Bali. I Gusti Ketut Jelantikadalah seorang Patih dari Kerajaan Buleleng yang lahir di Karangasem, Bali. Beliau adalah sosok yang tegas dan berjiwa patriot tinggi, selain itu Beliau adalah seorang ahli dalam membuat strategi peperangan. Masa-masa perjuangan Beliau berlangsung selama 3 tahun saja, yakni 1846-1849. Semua berawal ketika kolonial Belanda menuntut Kerajaan Buleleng atas perlakuan mereka yang telah "merampas" kapal mereka. Gak cuma itu, Belanda juga memaksa Buleleng untuk mengakui kedaulatan Hindia-Belanda. Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah, alhasil terjadilah perlawanan yang dilakukan oleh prajurit Buleleng melawan kolonial Belanda. Pasukan penjajah kalah telak dan kabar mengenai kekalahan tersebut sempat mengejutkan pihak Parlemen Belanda. Pertarungan demi pertarungan pun berlangsung dengan sengit hingga pada akhirnya Buleleng harus takluk oleh Belanda. Tidak diketahui berapa usia Patih Jelantik pada saat Beliau menjabat sebagai Patih hingga Beliau gugur dalam pertempuran. Bahkan, lokasi makamnya pun masih belum diketahui menurut data Kemsos RI.
Spoiler for 9. Mr. Dr. Ide Anak Agung Gede Agung:

Satu lagi Putra Kebanggan Tanah Bali yang masuk ke dalam daftar ini. Mr. Dr. Ida Anak Agung Gde Agung adalah seorang Pahlawan Nasional kelahiran 24 Juli 1921 di Gianyar, Bali yang dikenal sebagai seorang Raja di Gianyar. Selain Raja, Beliau adalah seorang cendekiawan yang sukses menelurkan beberapa karya ilmiah, diantaranya "Twenty Years of Foreign Indonesia Policy", "Dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia Serikat", "Pernyataan Roem Van Roijen 7 Mei 1949" dan "Renville. Persetujuan Linggarjati: Prolog dan Epilog". Beliau juga dikenal sebagai seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, itu semua berkat jasa Beliau dalam menentang keras keinginan Belanda untuk membentuk pemerintahan federal. Dalam hal tersebut, Beliau memengaruhi anggota negara-negara federal yang tergabung dalam Bijenkomst voor Federal Overleg (BFO; Pertemuan Musyawarah Federal). Bahkan, ia berhasil menampilkan BFO sebagai mitra politik RI dalam menghadapi siasat politik Belanda.
Anak Agung memprakarsai diadakannya Konferensi Antar Indonesiauntuk menyamakan pendapat antara RI dan BFO dalam menghadapi Belanda di KMB (Konferensi Meja Bundar) dengan mencapai berbagai kesepakatan seperti nama negara, bendera negara dan lagu kebangsaan Indonesia. Di samping itu, telah disepakati pula untuk membentuk Angkatan Perang RIS yang merupakan gabungan antara TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya. Di kursi pemerintahan RI, Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri NIT (Negara Indonesia Timur), Menteri Luar Negeri sampai Duta Besar RI di Belgia, Portugal, Perancis, dan Austria. Pada 22 April 1999, Mr. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung wafat di tanah kelahirannya, yaitu Gianyar, Bali pada usia 77 tahun. Walau begitu, lokasi makam Beliau masih belum ditemukan dan tercatat dalam data.
Spoiler for 10. I Gusti Ketut Pudja:

Postingan ini Ane tutup dengan sosok Pahlawan Nasional dari kalangan Politikus yang lagi-lagi merupakan Putra Kebanggan Tanah Bali, yaitu I Gusti Ketut Pudja. Beliau lahir pada 19 Mei 1908 di Singaraja, Bali. Sebagai seorang Politikus, Beliau dikenal sebagai Gubernur Sunda Kecil (Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Timor), anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Menteri Kehakiman, Ketua BPK (Badan Pengawas Keuangan) dan anggotaPanitia Undang-Undang Pokok Agraria. Beliau sangat berjasa dalam memberikan usulan teks Pembukaan UUD 1945 dan sila pertama Pancasila. Beliau juga memiliki peran penting dalam proses penyebaran proklamasi kemerdekaan serta menjelaskan konsep beserta struktur pemerintahan pada masyarakat hingga ke pelosok saat menjadi Gubernur Sunda Kecil. Upayanya dalam memberikan pendekatan persuasif berhasil mengajak segala lapisan masyarakat untuk mendukung penuh kebijakan pemerintah pusat RI pada saat itu. Dari datanya Kemsos RI, hanya ditemukan tanggal dan tempat wafatnya Beliau, tapi tidak dengan letak pemakamannya. I Gusti Ketut Pudja wafat pada 4 Mei 1977 di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Source : Data Kemsos RI






Aramina dan 25 lainnya memberi reputasi
26
10.5K
Kutip
123
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan