

TS
mery007
Olah Rasa Agar Tidak Cemas Menghadapi Pandemi
Cemas menghadapi situasi yang tak pasti saat menghadapi pandemi Covid-19? Tenang. Kecemasan merupakan hal yang wajar dialami oleh seseorang, khususnya lansia saat menghadapi situasi yang tidak pasti, seperti saat ini.
"Kebanyakan orang yang terpapar informasi terkait pandemi virus Corona itu cemas, bahkan beberapa orang lebih 'galak' kepada diri sendiri bahwa saya nggak cemas," kata Dewan Pembina Kesehatan Mental Indonesia, Adang Adha kepada geriatri.id.
Padahal, kata Adang, cemas adalah hal yang sehat. "Ya saya takut, saya cemas, apa efeknya pada badan saya kalau saya cemas?" kata Adang. Hal-hal tersebut, kata dia, wajar dialami oleh seseorang, termasuk lansia saat menghadapi hal-hal yang di luar kendalinya. "Takut adalah hal yang normal, jangan terlalu keras pada diri sendiri," tambahnya.
Hanya saja yang harus dilakukan adalah mengelola kecemasan agar tidak terlalu menguasai emosi kita. Adang mengatakan, ada beberapa teknik supaya emosi kita bisa terkontrol dan tidak lebih cemas.
"Beberapa orang pakai mindfulness. Tetapi kalau pakai dari sudut pandang orang yang taat beragama, mindfulness itu bisa kita lakukan ketika beribadah atau sholat," ujarnya.
Mindfulnessnya ketika kita sholat, kata Adang, usahakan sholatnya khusyu. "Ketika melakukan kegiatan yang ada di rumah, lakukan sepenuh hati. Apabila muncul lagi pikiran, tekniknya ambil nafas panjang tiga kali, saya terima pikiran cemas ini dan saya biarkan pikiran cemas ini, saya terima dan saya lepaskan lagi," jelasnya.
Teknik berikutnya adalah kontak sosial. "Yang terutama kontak sosial dengan keluarga inti kita di rumah. Ada teman bilang kalau suaminya sejak ada pandemi virus Corona kerja di rumah, malah lebih sering ngelihat layar hp-nya ketimbang ngelhiat istrinya. Nggak tahu kalau istrinya lagi cemas juga," kata Adang.
Karena itu, di tengah situasiseperti ini Adang justru menyarankan agar lebih banyak melakukan kontak sosial dengan keluarga. "Coba benar-benar mindfulness ketika sedang ngobrol dengan pasangan dan anak-anak, atau ketika bermain, daripada sibuk berfoto dan posting di sosial media, yang kita jadi sibuk jawab-jawab komentar," ujarnya.
Virus Corona, kata Adang, adalah bagian dari perjalanan hidup kita yang sudah digariskan oleh Tuhan. "Yang perlu kita maknai bahwa ini adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk berbuat lebih baik lagi. Kalau dengan keluarga inti kita menjadi orang yang lebih baik, kita nanti lulus dari ujian dan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi," pungkasnya.
0
539
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan