rahmancorporatiAvatar border
TS
rahmancorporati
Pesan Sexism Dalam What If...?
Selain dari kisah serunya, kerap kali marvel membalut kisah superhero-superhero mereka dengan pesan-pesan sosial yang mendalam. Salah satunya adalah dari Captain Carter.

Dahulu wanita dipandang sebagai makhluk lemah. Makhluk yang tidak berdaya. Tugas mereka adalah mengurusi urusan rumah tangga dan anak-anak, tidak lebih dari itu. Wanita dijadikan individu yang lebih inferior dibandingkan pria.

Sesuai dengan konteks waktunya, pada masa perang dunia ke 2, agent Carter menjadi satu-satunya wanita diantara pihak sekutu yang mayoritasnya adalah para pria. Banyak percakapan yang ditampilkan mengesankan kalau dia seharusnya tidak berada di dalam ruangan percobaan tersebut. Bahkan dia hanya berdiri di belakang barisan pria-pria yang besar.

Sampai sekarangpun di banyak tempat kerja masih terjadi. Meskipun gerakan emansipasi wanita sudah diteriakkan banyak orang, praktik ini terus terjadi. Kebanyakan wanita hanya mengisi posisi anak buah. Hanya sedikit dari mereka yang bisa mengisi pimpinan suatu projek. Beberapa laporan survey tentang gender equality menyebutkan ketimpangan yang terus terjadi ini.

Bahkan setelah mendapatkan kekuatan Super Soldier, Carter masih saja dianggap inferior. Meskipun projek super soldier itu berhasil, pemimpinnya tetap menganggap itu sebuah kegagalan. Dia tidak bisa menerima kalau seorang wanita yang akan menjadi figur propaganda. Pada awalnya projek itu bertujuan untuk menciptakan propaganda bagi rakyat-rakyat di berbagai negara sekutu agar ikut serta menjadi pasukan dalam perang.

Dalam sejarah kita di Indonesia pula tidak lepas dari perilaku ini. Dulunya wanita tidak boleh bersekolah. Ini semua karena persepsi akan cara pandang kita terhadap wanita selama bertahun-tahun. Hingga hadirnya salah satu tokoh pahlawan para wanita dari negeri kita tercinta ini, yaitu Kartini. Dia menjadi tokoh emansipasi wanita yang memperjuangkan hak bagi wanita untuk memperoleh pendidikan.

Capten Carter membuat dirinya diakui dengan menorehkan prestasi dalam menjalankan misi-misinya. Wanita juga harus berprestasi dengan begitu mereka tidak akan dianggap sebelah sebelah mata akan kerja kerasnya. Meskipun praktik ini memang banyak terjadi, tetapi banyak juga tokoh wanita dunia yang terus menunjukkan torehan prestasinya di berbagai bidang.

UdahsalahngototAvatar border
Udahsalahngotot memberi reputasi
-1
717
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan