Kaskus

Entertainment

newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Ayo Vaksin, Jadi Jagoan demi Mewujudkan Herd Immunity
Ayo Vaksin, Jadi Jagoan demi Mewujudkan Herd Immunity

Merahputih.com - Di tengah mewabahnya pandemi COVID-19, istilah herd immunity ramai diperbincangkan karena dianggap dapat membantu menekan penyebaran virus. Padahal, istilah ini sebenarnya sudah lama dan berkaitan erat dengan cakupan imunisasi atau vaksinasi. Lantas, apa sih itu herd immunity dan bagaimana dampaknya?

Menurut dr Sienny Agustin, Medical Editor Alodokter, dalam siaran langsungnya bersama Merahputih.com, Jumat (6/8), herd immunity adalah kekebalan dari suatu kelompok terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap penyakit, semakin sulit pula penyakit itu untuk menyebar ke kelompok tertentu.

Di masa seperti ini, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang adalah vaksinasi. Jadi kelompok yang rentan seperti bayi dan lansia, akan terlindungi melalui vaksinasi. Penularan penyakit di masyarakat pun akan terkendali sehingga kelompok usia yang lebih dewasa pun ikut terlindungi karena transmisi penyakit yang rendah.

“Untuk terciptanya herd immunity yang maksimal, targetnya adalah 70 persen masyarakat harus sudah divaksin. Sedangkan di negara kita masih 10 persen, dan tentunya masih sangat jauh dari target,” kata Sienny.

Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh, lanjut Sienny, akan membuat tubuh kita memiliki memori terhadap COVID-19. Jika ada virus yang masuk, maka tubuh bisa mengenali virus itu sendiri dan tidak boleh menerimanya.

“Semakin banyak orang yang divaksin tentu banyak kelompok yang kebal. Jadi vaksi ini bukan obat, tetapi untuk mengurangi kita dari terpapar COVID-19 (dalam situasi saat ini). Vaksin ini juga upaya pemerintah untuk melindungi kita agar tidak tertular dan semakin parah,” ujar Sienny.

Sienny juga menegaskan bahwa orang yang sudah divaksin, bahkan sudah mendapat dosis kedua, bukan berarti mereka tidak bisa terpapar COVID-19. Ia mengibaratkan bahwa vaksin yang kita terima adalah benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Perlu waktu bagi vaksin itu membentuk kekebalan tubuh dalam diri seseorang.

“Vaksin ini memberikan kita perlindungan, tetapi masih ada kemungkinan untuk terinfeksi. Jangan diabaikan. Meskipun sudah divaksin lengkap, tetap protokol kesehatan 5M tetap harus dijaga, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobillitas,” kata Sienny.

Buat kamu yang sudah pernah terpapar COVID-19, bukan berarti tidak bisa terpapar untuk kedua kalinya. Sienny menjelaskan, tubuh masih memiliki memori terhadap COVID-19 itu sendiri dan pemberian vaksin di sini masih diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh.

Bagi yang sudah pernah terpapar COVID-19 dan ingin divaksin, boleh menerimanya tiga bulan setelah dinyatakan sembuh.

“Tidak ada vaksin yang dinyatakan paling efektif di Indonesia. Semua vaksin sudah di screening oleh WHO, yakni minimal 50 persen dan semuanya lebih dari itu. Saya rasa yang paling efektif sebernarnya kalo kita mau divaksin dan menetapkan 5M. Jadi percuma kalo dia menggunakan yang ‘paling bagus’ tapi lalai,” ujar Sienny.

Untuk mempercepat target herd immunity sebesar 70 persen, selain dari distribusi pemerintah, diri kita sendirilah yang jadi penentu apakah COVID-19 ini bisa segera mereda atau tidak. Kalau kita sendiri saja tidak mau divaksin padahal merasa sehat, bagaimana bisa turun angkanya?

Sienny pun memberikan tips apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menerima vaksin.

“Yang paling penting kita mempersiapkan diri kita, imun kita. Caranya dengan makan makanan yang bergizi dan seimbang, nutrisinya dipenuhi, makan sayur, makan buah, dan karbohidrat yang lebih sehat seperti nasi merah atau oatmeal,” kata Sienny.

“Setelah semuanya cukup, jangan lupa istirahat itu juga penting. Kita juga bisa olahraga dan jangan baca berita yang meresahkan, karena itu bisa memberikan sugesti yang buruk ke otak kita,” lanjutnya.

Setelah vaksin pun kita juga harus makan makanan yang seimbang, minum agar tubuh tidak dehidrasi, istirahat, dan yang lebih penting menurut Sienny tetap di rumah selama dua minggu. Kalau memang perlu keluar, tetap menerapkan protokol kesehatan.

Jadi bagaimana sobat? Yuk, jangan segera lakukan vaksinasi demi terciptanya kondisi yang lebih baik!


Sumber
User telah dihapus
eyefirst2Avatar border
alfidangerAvatar border
alfidanger dan 5 lainnya memberi reputasi
6
589
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan