- Beranda
- Komunitas
- News
- Militer dan Kepolisian
Bermasalah dengan Sistem Propulsi, Kapal Selam Nuklir Rusia Mogok di Perairan Denmark


TS
si.matamalaikat
Bermasalah dengan Sistem Propulsi, Kapal Selam Nuklir Rusia Mogok di Perairan Denmark
Akhir-akhir ini banyak dibahas mengenai insiden F-35B yang tersambar petir, hal tersebut seolah melengkapi daftar panjang permasalahan pada jet tempur generasi kelima ini. Jika Amerika dipusingkan dengan masalah pada jet tempurnya, maka sang rival juga sedang dibuat pusing. Bukan karena masalah jet tempur, tapi soal kapal selam nuklir.
Dikutip dari TheDrive.com(04/08/2021), dikabarkan bahwa kapal selam yang bernama "Orel" memiliki masalah yang tidak diketahui dengan sistem propulsinya. Insiden itu terjadi pada tanggal 30 Juli 2021, Orel saat itu hendak transit di perairan Denmark di Laut Baltik, di mana kawasan tersebut dekat dengan kota terbesar kedua di Denmark, Aarhus.
Akibat masalah pada sistem propulsi tersebut membuat kapal selam nuklir ini mengapung di laut tanpa tenaga dari main engine (mesin utama), bahasa gampangnya kapal selam nuklir ini "mogok". Setelah kejadian tersebut, Angkatan Laut Rusia kemudian mengirim kapal tunda untuk menarik kapal selam tersebut, sebelum Orel hanyut lebih jauh dibawa oleh arus laut. Detail insiden itu tidak begitu jelas, tetapi kapal selam Rusia memiliki beberapa masalah dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan The Barents Observer, ketika masalah itu terjadi, Orel sedang berlayar bersama kapal perusak rudal anti-kapal selam Kelas Udaloy, yakni Vice Admiral Kulakov. Keduanya memulai perjalanan dari St. Petersberg menuju ke Semenanjung Kola.
Menurut laporan Angkatan Laut Denmark melalui postingan di akun Facebook resminya, awak Orel dilaporkan terlihat di dek depan mengenakan pelampung, tak lama kemudian kapal tunda Armada Utara Rusia, yaitu Altai mendekat dengan tali. Dalam kejadian kemarin, kapal patroli Denmark yakni HDMS Diana juga mendekat untuk menawarkan bantuan. Namun, HDMS Diana gagal melakukan kontak radio dengan kru kapal selam, kontak radio malah dijawab oleh awak Vice Admiral Kulakov. Saat memang HDMS Diana ditugaskan mengawal Orel.
Tidak ada jalan keluar maupun masuk melalui Laut Baltik yang tidak melintasi perairan Denmark dan Swedia, sehingga kapal perang asing biasanya dikawal oleh kapal angkatan laut negara-negara tersebut saat bergerak melintasi wilayah mereka. Kapal asing tersebut biasanya diizinkan transit selama memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pasal 19 Konvensi PBB yang mengatur tentang hukum laut.
Dalam postingandi akun Facebook resminya Angkatan Laut Denmark menuliskan bahwa, proses pengawalan ini akan tercatat dalam sejarah sebagai pengawalan yang paling dramatis dan menarik. Hal ini karena kapal selam nuklir tersebut mengalami masalah propulsi dan terapung tanpa daya, menurut keterangan Angkatan Laut Denmark, kapal selam tersebut terseret dengan kecepatan 1,5 knot menuju Pulau Sejerø. Dalam Postingan tersebut mereka mengatakan bahwa, Angkatan Laut Denmark sempat menawarkan bantuan kepada kapal selam, tapi ditolak oleh para kru.
Sebelum kapal selam akhirnya ditarik, sistem propulsi berhasil diperbaiki dan kapal selam kembali bergerak. Kapal-kapal Rusia tersebut kemudian berlayar ke utara menuju Skagerak, perairan antara Denmark dan Norwegia. Sementara itu Markas Besar Gabungan Norwegia mengatakan bahwa, kapal selam itu melanjutkan transitnya terlebih dahulu di permukaan, sebelum akhirnya kembali menyelam.
Sejauh ini, Angkatan Laut Rusia belum memberikan penjelasan apa pun tentang insiden itu. Karena awak kapal perang Rusia dilarang memberi keterangan kepada media asing. Sementara itu juru bicara Markas Besar Gabungan Norwegia, Mayor Elisabeth Eikeland mengungkapkan kekhawatirannya terkait masalah yang menimpa Orel kepada The Barents Observer: “Selalu mengkhawatirkan ketika kapal jenis ini memiliki masalah dengan propulsi."Kekhawatiran itu tentu beralasan, karena kapal dirancang dengan sistem propulsi reaktor nuklir, dan jika sistem itu bermasalah, tentu akan mengakibatkan hal yang buruk. Untungnya pada kejadian kemarin masalah tersebut bisa diatasi.
Sementara itu, pernyataan pers sebelumnya yang dikeluarkan oleh Angkatan Laut Rusia di website resminya mencatat bahwa, “Selama transisi antar-armada ke pangkalan penempatan permanen, kapal-kapal Armada Utara akan melakukan serangkaian misi pelatihan tempur sebagai bagian dari berbagai formasi angkatan laut, yang akan dibentuk untuk tujuan melakukan sejumlah latihan taktis.”
Sebelum mengalami insiden "mogok" di perairan Denmark, Orel dan kapal Armada Utara yang menyertainya baru saja selesai mengikuti parade angkatan laut di St. Petersberg pada tanggal 25 Juli 2021 untuk menandai peringatan 325 tahun Angkatan Laut Rusia. Parade tersebut juga diikuti kapal selam rudal balistik kelas Borei-A yang diwakili oleh Knyaz Vladimir, dan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula II yang diwakili oleh Vepr. Kapal selam yang dimaksud tersebut juga melintasi wilayah perairan Denmark.
Dalam foto yang diunggah oleh Angkatan Laut Denmark di Facebook, selama armada laut Rusia melintasi daerah Laut Baltik, mereka juga diawasi oleh jet tempur Gripen milik Swedia dari udara. Selain kapal-kapal Rusia, kapal Makran milik Angkatan Laut Republik Islam Iran (IRIN) dan fregat Sahand juga melintasi Baltik dalam periode waktu yang hampir bersamaan. Berikut ini foto-foto yang diunggah oleh Angkatan Laut Denmark:
Masalah sistem propulsi yang menimpa kapal selam Orel, melengkapi daftar masalah pada kapal selam nuklir milik Rusia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, Rusia memang menjadi negara yang paling banyak mengalami kecelakakan dalam operasional kapal selam nuklir. Dan berikut ini adalah beberapa insiden yang menimpa kapal selam Rusia:
Untuk saat ini masih sedikit detail tentang insiden yang menyebabkan Orel mogok di perairan Denmark. Yang pasti, sistem propulsi kapal selam tidak berfungsi untuk jangka waktu tertentu, tetapi tidak diketahui mengapa hal itu bisa terjadi. Insiden yang melibatkan kapal selam nuklir, terutama yang dioperasikan oleh Rusia, telah lama menjadi penyebab kekhawatiran internasional yang potensial, terutama mengingat betapa Rusia sangat merahasiakan informasi tentang kapal selam mereka.
Sekilas tentang Orel, merupakan kapal selam rudal berpemandu nuklir yang termasuk dalam Kelas Oscar II. Kapal selam ini sudah dibangun sejak era Uni Soviet, tepatnya pada pertengahan tahun 1970-an. Pada masa Uni Soviet, kapal selam ini diberi kode nama "Project 949A Antey", sementara NATO memberi nama kesayangan "Oscar II".
Kapal ini sebenarnya juga masih bersaudara dengan kapal selam "Kursk" yang tenggelam pada tahun 2000, Orel merupakan kapal selam nuklir ke-8 yang berhasil dibangun dari Kelas Oacar II. Sementara Kursk adalah kapal ke-11 dari Kelas Oscar II. Orel di lingkungan Angkatan Laut Rusia mendapat kode K-266.
Orel dibangun tanggal 19 Januari 1989 pada masa Uni Soviet, kapal selam kemudian diluncurkan tanggal 22 Mei 1992 pada masa Rusia berdiri menggantikan Soviet. Kapal selam kemudian bertugas di Angkatan Laut Rusia pada tanggal 30 Desember 1992. Pada perkembangannya kapal selam ini kemudian dimasukkan dalam program modernisasi pada tahun 2011, versi modern ini dikenal dengan nama "949AM". Dan pada tahun 2017 kapal selam sudah kembali bertugas dengan Armada Utara.
Secara umum kapal selam Kelas Oscar II punya panjang 155 m, lebar 18.2 m dan draft 9 m. Bobot saat di permukaan sekitar 12.500-14.700 ton, sementara bobot saat menyelam adalah 16.500-19.400 ton. Kapal punya kecepatan 15 knot (28 km/jam) saat berada di permukaan dan kecepatan 32 knot (59 km/jam) saat sedang menyelam.
Demikian sedikit informasi yang ane sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menambah referensi baru untuk agan dan sista semuanya, tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa
Dikutip dari TheDrive.com(04/08/2021), dikabarkan bahwa kapal selam yang bernama "Orel" memiliki masalah yang tidak diketahui dengan sistem propulsinya. Insiden itu terjadi pada tanggal 30 Juli 2021, Orel saat itu hendak transit di perairan Denmark di Laut Baltik, di mana kawasan tersebut dekat dengan kota terbesar kedua di Denmark, Aarhus.
Akibat masalah pada sistem propulsi tersebut membuat kapal selam nuklir ini mengapung di laut tanpa tenaga dari main engine (mesin utama), bahasa gampangnya kapal selam nuklir ini "mogok". Setelah kejadian tersebut, Angkatan Laut Rusia kemudian mengirim kapal tunda untuk menarik kapal selam tersebut, sebelum Orel hanyut lebih jauh dibawa oleh arus laut. Detail insiden itu tidak begitu jelas, tetapi kapal selam Rusia memiliki beberapa masalah dalam beberapa tahun terakhir.
Quote:
Menurut laporan The Barents Observer, ketika masalah itu terjadi, Orel sedang berlayar bersama kapal perusak rudal anti-kapal selam Kelas Udaloy, yakni Vice Admiral Kulakov. Keduanya memulai perjalanan dari St. Petersberg menuju ke Semenanjung Kola.
Menurut laporan Angkatan Laut Denmark melalui postingan di akun Facebook resminya, awak Orel dilaporkan terlihat di dek depan mengenakan pelampung, tak lama kemudian kapal tunda Armada Utara Rusia, yaitu Altai mendekat dengan tali. Dalam kejadian kemarin, kapal patroli Denmark yakni HDMS Diana juga mendekat untuk menawarkan bantuan. Namun, HDMS Diana gagal melakukan kontak radio dengan kru kapal selam, kontak radio malah dijawab oleh awak Vice Admiral Kulakov. Saat memang HDMS Diana ditugaskan mengawal Orel.
Tidak ada jalan keluar maupun masuk melalui Laut Baltik yang tidak melintasi perairan Denmark dan Swedia, sehingga kapal perang asing biasanya dikawal oleh kapal angkatan laut negara-negara tersebut saat bergerak melintasi wilayah mereka. Kapal asing tersebut biasanya diizinkan transit selama memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Pasal 19 Konvensi PBB yang mengatur tentang hukum laut.
Pengawalan Paling Dramatis dan Menarik Bagi Angkatan Laut Denmark
Dalam postingandi akun Facebook resminya Angkatan Laut Denmark menuliskan bahwa, proses pengawalan ini akan tercatat dalam sejarah sebagai pengawalan yang paling dramatis dan menarik. Hal ini karena kapal selam nuklir tersebut mengalami masalah propulsi dan terapung tanpa daya, menurut keterangan Angkatan Laut Denmark, kapal selam tersebut terseret dengan kecepatan 1,5 knot menuju Pulau Sejerø. Dalam Postingan tersebut mereka mengatakan bahwa, Angkatan Laut Denmark sempat menawarkan bantuan kepada kapal selam, tapi ditolak oleh para kru.
Sebelum kapal selam akhirnya ditarik, sistem propulsi berhasil diperbaiki dan kapal selam kembali bergerak. Kapal-kapal Rusia tersebut kemudian berlayar ke utara menuju Skagerak, perairan antara Denmark dan Norwegia. Sementara itu Markas Besar Gabungan Norwegia mengatakan bahwa, kapal selam itu melanjutkan transitnya terlebih dahulu di permukaan, sebelum akhirnya kembali menyelam.
Quote:
Sejauh ini, Angkatan Laut Rusia belum memberikan penjelasan apa pun tentang insiden itu. Karena awak kapal perang Rusia dilarang memberi keterangan kepada media asing. Sementara itu juru bicara Markas Besar Gabungan Norwegia, Mayor Elisabeth Eikeland mengungkapkan kekhawatirannya terkait masalah yang menimpa Orel kepada The Barents Observer: “Selalu mengkhawatirkan ketika kapal jenis ini memiliki masalah dengan propulsi."Kekhawatiran itu tentu beralasan, karena kapal dirancang dengan sistem propulsi reaktor nuklir, dan jika sistem itu bermasalah, tentu akan mengakibatkan hal yang buruk. Untungnya pada kejadian kemarin masalah tersebut bisa diatasi.
Sementara itu, pernyataan pers sebelumnya yang dikeluarkan oleh Angkatan Laut Rusia di website resminya mencatat bahwa, “Selama transisi antar-armada ke pangkalan penempatan permanen, kapal-kapal Armada Utara akan melakukan serangkaian misi pelatihan tempur sebagai bagian dari berbagai formasi angkatan laut, yang akan dibentuk untuk tujuan melakukan sejumlah latihan taktis.”
Sebelum mengalami insiden "mogok" di perairan Denmark, Orel dan kapal Armada Utara yang menyertainya baru saja selesai mengikuti parade angkatan laut di St. Petersberg pada tanggal 25 Juli 2021 untuk menandai peringatan 325 tahun Angkatan Laut Rusia. Parade tersebut juga diikuti kapal selam rudal balistik kelas Borei-A yang diwakili oleh Knyaz Vladimir, dan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Akula II yang diwakili oleh Vepr. Kapal selam yang dimaksud tersebut juga melintasi wilayah perairan Denmark.
Dalam foto yang diunggah oleh Angkatan Laut Denmark di Facebook, selama armada laut Rusia melintasi daerah Laut Baltik, mereka juga diawasi oleh jet tempur Gripen milik Swedia dari udara. Selain kapal-kapal Rusia, kapal Makran milik Angkatan Laut Republik Islam Iran (IRIN) dan fregat Sahand juga melintasi Baltik dalam periode waktu yang hampir bersamaan. Berikut ini foto-foto yang diunggah oleh Angkatan Laut Denmark:
Quote:
Kapal Selam Nuklir Rusia yang Bermasalah
Masalah sistem propulsi yang menimpa kapal selam Orel, melengkapi daftar masalah pada kapal selam nuklir milik Rusia. Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, Rusia memang menjadi negara yang paling banyak mengalami kecelakakan dalam operasional kapal selam nuklir. Dan berikut ini adalah beberapa insiden yang menimpa kapal selam Rusia:
Quote:
Quote:
Untuk saat ini masih sedikit detail tentang insiden yang menyebabkan Orel mogok di perairan Denmark. Yang pasti, sistem propulsi kapal selam tidak berfungsi untuk jangka waktu tertentu, tetapi tidak diketahui mengapa hal itu bisa terjadi. Insiden yang melibatkan kapal selam nuklir, terutama yang dioperasikan oleh Rusia, telah lama menjadi penyebab kekhawatiran internasional yang potensial, terutama mengingat betapa Rusia sangat merahasiakan informasi tentang kapal selam mereka.
Quote:
Sekilas tentang Orel, merupakan kapal selam rudal berpemandu nuklir yang termasuk dalam Kelas Oscar II. Kapal selam ini sudah dibangun sejak era Uni Soviet, tepatnya pada pertengahan tahun 1970-an. Pada masa Uni Soviet, kapal selam ini diberi kode nama "Project 949A Antey", sementara NATO memberi nama kesayangan "Oscar II".
Kapal ini sebenarnya juga masih bersaudara dengan kapal selam "Kursk" yang tenggelam pada tahun 2000, Orel merupakan kapal selam nuklir ke-8 yang berhasil dibangun dari Kelas Oacar II. Sementara Kursk adalah kapal ke-11 dari Kelas Oscar II. Orel di lingkungan Angkatan Laut Rusia mendapat kode K-266.
Orel dibangun tanggal 19 Januari 1989 pada masa Uni Soviet, kapal selam kemudian diluncurkan tanggal 22 Mei 1992 pada masa Rusia berdiri menggantikan Soviet. Kapal selam kemudian bertugas di Angkatan Laut Rusia pada tanggal 30 Desember 1992. Pada perkembangannya kapal selam ini kemudian dimasukkan dalam program modernisasi pada tahun 2011, versi modern ini dikenal dengan nama "949AM". Dan pada tahun 2017 kapal selam sudah kembali bertugas dengan Armada Utara.
Secara umum kapal selam Kelas Oscar II punya panjang 155 m, lebar 18.2 m dan draft 9 m. Bobot saat di permukaan sekitar 12.500-14.700 ton, sementara bobot saat menyelam adalah 16.500-19.400 ton. Kapal punya kecepatan 15 knot (28 km/jam) saat berada di permukaan dan kecepatan 32 knot (59 km/jam) saat sedang menyelam.
Quote:
Demikian sedikit informasi yang ane sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menambah referensi baru untuk agan dan sista semuanya, tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa

Diubah oleh si.matamalaikat 07-08-2021 12:04






Aramina dan 30 lainnya memberi reputasi
31
6.9K
44


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan