- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Surat Utang RI Diborong Para 'Sultan', Bye Asing!


TS
volcom77
Surat Utang RI Diborong Para 'Sultan', Bye Asing!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi pemerintah tampak begitu meriah. Kemarin investor lokal menyerbu Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan. Lelang SUN hari ini merupakan lelang surat berharga pemerintah pertama di bulan Agustus tahun 2021.
Surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPN12211104 (reopening), SPN12220527 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0088 (reopening), FR0092 (reopening), dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Foto: DJPPR Kementerian Keuangan RI
Lelang SUN 3 Agustus 2021
Pada lelang hari ini, jumlah yang dimenangkan oleh pemerintah sama seperti pada lelang SUN sebelumnya yang digelar pada 21 Juli lalu, yakni sebesar Rp 34 triliun atau lebih besar sedikit dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 33 triliun.
Adapun penawaran yang masuk (incoming bids) pada lelang hari ini kembali bertambah menjadi Rp 107,8 triliun, dari lelang sebelumnya pada 21 Juli lalu sebesar Rp 95,6 triliun. Hal ini menjadikan incoming bid pada lelang hari ini mencapai rekor tertinggi kedua sepanjang sejarah penerbitan SUN melalui lelang dan merupakan rekor tertinggi untuk lelang SUN tahun 2021.
SUN seri FR0091 bertenor 10 tahun masih diburu paling banyak oleh investor pada hari ini, yakni mencapai Rp 39,58 triliun atau sekitar 37% dari total incoming bids lelang hari ini. Sementara dari kepemilikannya, bid yang masuk pada hari ini masih didominasi oleh investor domestik dengan proporsi sebesar 88,4%.
Namun demikian, terdapat kenaikan partisipasi asing dari 7,6% di lelang sebelumnya menjadi 11,6% dari total bid yang masuk pada lelang hari ini.
Sedangkan dari Weighted Average Yield (WAY), pada lelang SUN hari ini terdapat penurunan WAY yang dimenangkan untuk seluruh seri obligasi negara yang ditawarkan sebesar 1-13 basis poin (bp) dibandingkan pada lelang sebelumnya. Penurunan WAY terbesar pada tenor 5 tahun yaitu mencapai 13 bp dibanding pada lelang sebelumnya.
Terdapat faktor utama yang mempengaruhi tingginya bid lelang pada hari ini, antara lain penurunan imbal hasil (yield) US Treasury 10 tahun yang mencapai level 1,15% dan tingginya likuiditas di pasar keuangan domestik. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga masih menahan suku bunga acuannya (BI7DRRR) di level 3,5% seiring dengan masih rendahnya tingkat inflasi domestik.
Investor juga merespons positif dari riset yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service yang memperkirakan bahwa imbal hasil (yield) surat utang pemerintah di Asia-Pasifik sudah jauh menurun dari level tertingginya.
Moody's memprediksi bahwa tingkat gagal bayar (default) perusahaan non-finansial periode 12 bulan, dengan imbal hasil (yield) tinggi di Asia-Pasifik akan turun menjadi 3,6% pada akhir 2021, dari sebelumnya sebesar 7,4% pada akhir 2020.
Oleh karena itu, atas dasar masih terus meningkatnya demand investor pada hari ini, maka pemerintah memutuskan untuk tetap menerima hasil lelang SUN.

Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa bangga karena saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai mau berkontribusi membangun negara dengan menjadi investor surat berharga negara (SBN).
Cakupan investor dalam negeri yang banyak kata Sri Mulyani akan memperdalam pasar keuangan, sehingga menjadi stabil dan mampu untuk membangun negara secara berkelanjutan.
Artinya, pasar keuangan di dalam negeri tidak akan mudah terpengaruh oleh gejolak yang terjadi di global dan regional. Pendalaman dan memperluas investor ritel, kata Sri Mulyani menjadi penting. Dan semuanya bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia sendiri.
Ini penting karena kadang kita sedang fokus untuk membangun, namun kemudian ada perubahan di belahan bumi lain, namun dia bisa mempengaruhi perekonomian kita," jelas Sri Mulyani dalam webinar Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (3/8/2021).
Dalam penerbitan SBN Ritel seri 010, Sri mengatakan basis investor terus meningkat dengan cakupan sebanyak 23.337 investor yang berinvestasi di dalam SBR 010. Dari jumlah investor tersebut sebanyak 9.068 orang merupakan investor baru.
Kita juga gembira yakni ada 9.068 investor baru atau 38,9% dari jumlah investornya ini adalah investor baru," tuturnya.
Artinya, lanjut Sri Mulyani ke-9.068 orang tersebut adalah orang yang baru pertama kali membeli SBR atau surat berharga negara. Investor SBR 010 itu juga kata Sri Mulyani tersebar di seluruh wilayah Provinsi Indonesia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani merasa bahwa Indonesia masih berpotensi untuk menambah investor di dalam penerbitan surat utang pemerintah selanjutnya. Cara meningkatkan jumlah investor itu, akan terus dilakukan oleh Sri Mulyani bersama jajarannya.
Jumlah 9.068 nampaknya besar, namun jika dibandingkan penduduk Indonesia yang bekerja angka ini masih kecil. Artinya kita masih punya kesempatan untuk terus mendorong literasi keuangan dan pendalaman pasar dengan memperluas basis investor," tuturnya.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa realisasi dari penerbitan SBR 010 pada bulan lalu, pihaknya bisa mengumpulkan dana hingga Rp 7,5 triliun. Angka tersebut kata dia adalah rekor penjualan tertinggi sepanjang penerbitan SBN Ritel.
Walaupun bersifat non-tradable, sehingga menjadi harapan edukasi dan literasi keuangan berdampak positif pada perluasan basis investor," ujarnya lagi.
Pengelolaan APBN secara prudent juga menjadi upaya pemerintah meyakinkan masyarakat untuk membeli SBN, terutama situasi pandemi Covid-19.
Pada masa pandemi pula pemerintah, kata Sri Mulyani terus berinovasi membangun platform distribusi secara online sehingga masyarakat masih bisa melakukan investasi pada SBN ritel dengan lebih mudah.
Sri Mulyani optimistis, Indonesia bisa menjadi negara yang bisa memperoleh pembiayaan dari dalam negeri, mengingat juga adanya dana pihak ketiga di perbankan yang besar. Jika inklusi keuangan terus diperdalam dan diperluas, masyarakat akan lebih nyaman menginvestasikan dananya, termasuk melalui instrumen SBN.
Sri Mulyani juga berharap tingkat inklusi keuangan Indonesia dapat ditingkatkan dari posisi 76% di tahun lalu menjadi 90% pada 2024.
Spoiler for Pengertian SUN & Cara Mengunakanya:
Diubah oleh volcom77 04-08-2021 10:26






tepsuzot dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.5K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan