(Dokumen Pribadi)

Keasrian, kesegaran udara, serta kehijauan pohon-pohon merupakan ciri khas dari tempat tinggal seorang bocah bernama  yanto.

Namun tidak banyak di ketahui orang banyak bahwa tempat tinggal yanto merupakan tempat tinggal yang begitu diasingkan oleh orang-orang di luar sana karena banyaknya kejadian-kejadian di luar nalar manusia normal.

Seperti seringnya terjadinya kematian seseorang terbakar yang berlari-lari mengelilingi kampong di malam hari, ataupun kematian seseorang gantung diri tempat-tempat yang penuh keramaian. Serta kejadian-kejadian aneh lainnya

Yanto merupakan salah satu bocah yang sejak kecil tinggal bersama kedua kakek neneknya didesa tersebut. Sejak kecil pula kehidupan Yanto sering mengalami kejanggalan serasa dirinya selalu merasa diintip, diawasi dan seakan-akan selalu diikuti oleh sesuatu.

Yanto tidak pernah merasakan hidup tenang. Pesan yang selalu diingat Yanto adalah tentang Pamali metu surup (larangan keluar waktu matahari baru terbenam).

Menurut kisah kakek yanto, konon mereka (anak kecil) yang keluar rumah waktu petang selalu bernasib sial.

Hal ini juga terjadi pada salah satu bocah tetangga Yanto yang keluar waktu petang. Ketika dia kembali kerumahnya kejadiaan Aneh pun terjadi, si bocah tersebut meraung-raung layakna suara serigala dalam durasi waktu yang cukup lama.

Hal ini menjadi misteri sampai hari ini dan tidak dapat pecahkan pokok persoalannya. 

Mendengar cerita tersebut Yanto semakin takut dengan pesan yang di sampaikan oleh kakeknya. Ketakutan itu membuat dirinya berpikir kenapa orang tua kandungnya meninggalkan yanto  pada kakek neneknya yang hidup di desa terpencil dengan segudang cerita mistis?.

Suatu sore di langit yang biru terhiasio oleh mega merah yang menawan, pemandangan yang sangat indah, namjun sejuta rasa. Sembari matahari tenggelam di ujung barat yanto dan teman-teman sebayanya tetap bermain bola tanpa menghiraukan hari yang mulai gelap.

 “Yanto tangkap bolanya,” teriak seorang  dengan rambut gondrong faris, sembari menendang dengan keras bola kearah yanto yang didekat garis itu.

Tapi sial tendangan faris begitu kuat hingga bola terpental sangat jauh masuk kesemak-semak. Dengan cepat yanto menghamopiri semak-semak tempat bola itu jatuh.

Ketika tiba didekat semak tersebut bulu kuduk yanto berdiri dengan sendirinya. Dirinya sedikit khawatir saat mendekati semak-semak untuk mengambil bola tersebut.

Yanto hendak melangkah mundur, tapi teriakan kembali terdengar dari salah satu temannya

"Yanto cepetan ambil bolanya,” kata faris.

Dengan mengumpulkan segenap keberanian yanto pun mengambil  bola di semak itu namun suara aneh terdengat olehnya ketika tangannya belom sempat menyentuh bola.

“Cepat pulang sebelum aku marah," terdengar suara menakutkan dari dalam semak-semak. Spontan yanto mundur dan berlarih kea rah teman-temannya itu.

“Kamu kenapa to ? mana bolanya?” Tanya faris yang melihat yanto lari terbirit-birit. 

“iiiii..itu a.a.a.a.ada orang di dalam semak-semak,” kata Yanto terbata-bata sedang ketakutan.

“Heeellleeehh mana ada orang di semak-semak, klok ada disana pasti sudah digigit ular,” ujar Agus yang tidak mempercayai ucapan Yanto.

“Kamu ini ada-ada saja Yanto” imbuh Agus.

Sementara teman-temannya yang lain saling beradu pandang keheranan. Namun gemetar di sekujur tubuh Yanto begitu jelas bahwa dia sedang ketakutan. 

“Sudah-sudah gak ada apa-apa biar aku aja dah yang ngambil bolanya,” kata Agus.

Setelah berkata demikian agus pun melangkahkan kakinya untuk mendekati semak tempat bola terjatuh dengan begitu santainya Agus memasukkan tangannya ke dalam semak-semak.

Sementara Yanto yang melihat Agus dari kejauhan semakin merasa takut, khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. 

“Mana, gak ada apa-apa disini,” teriak Agus sambil membawa bola yang baru saja di angkat dari semak-semak itu.

Ketakutan yang semula meyelimuti teman-teman Yanto perlahan menghilang melihat agus baik-baik saja ketika selesai mengambil bola dari semak tersebut.

Namun Yanto terus keheranan dan bertanya-tanya siapakah tadi yang berkata dengan nada marah itu?.

“Pulang aja dah ya, ini sudah malam,” ujar salah satu teman lagi yang menyadari bahwa hari mulai gelap.

Mereka sepakat pun untuk menghentikan permainan dan beranjak untuk pulang. Dari saking takut dan terkejutnya Yanto saat mendengar suara dari dalam semak tadi, membuat ketakutannya itu mulai menghampirinya lagi.

Yanto pun berada pada barisan tengah diantara teman-temannya untuk melangkah kearah pulang.

Sesekali yanto menoleh kebelakang benar-benar tidak ada seseorang di belakang sana.

Namun pada sepersekian kalinya yanto menoleh kebelakang ia melihat sesuatu yang mengganjal di kejauhan sana.

Yanto melihat segumpalan asap hitam perlahan berkumpul membentuk wujud yang tinggi dan bertubuh kekar. Semakin menggumpal asap yang berkumpul tersebut semakan jelas pula sosok yang terbentuk.

Sangat ingin yanto berteriak karena takut, namun kemauannya selalu ia tahan agar tidak membuat kaget pada teman-teman di sekitarnya. 

Semakin jelas sosok yang terbentuk dari gumpalan asap itu, sekarang Yanto mulai menangkap perawakan sosok tersebut, Yanto mulai mengenalinya.

Sosok tersebut ternyata mempunya dua mata yang menyala-nyala dan taring panjang dan menambah kengerian dari sosok hitam itu.

Sosok tersebut seakan-akan memandang yanto dengan penuh amarah sambil menunjukkan taring panjangnya itu.

Belum sempat Yanto berteriak karena tidak kuat menahan rasa takut, tiba-tiba sosok itu menghilang dan pada waktu yang bersamaan, Agus terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Serentak teman-temannya  memanggil namanya “Agusssssssssss”.

Kejadian itu sangat mencengkram, faris langsung meminta Yanto untuk pulang duluan guna memberi tahu warga bahwa agus tak sadarkan diri.

Dengan sekuat tenagapun yanto berlari kearah salah satu rumah warga.   

Sementara teman-temannya merasa panik dan khawatir karena Agus tetap tak sadarkan diri.