Perbedaan Sikaya Dan Simiskin Dalam Mengahapi Pandemi Coronce
TS
gentongb
Perbedaan Sikaya Dan Simiskin Dalam Mengahapi Pandemi Coronce
Pandemi yang sedang berlangsung menjadi momok yang menakutkan bagi setiap orang, karena dapat membuat yang sudah terinfeksi sakit parah bahkan sampai meninggal. Selain itu pandemi juga dapat mebghancurkan ekonomi di setiap negara, banyak orang miskin baru pada saat ini. Lebih parahnya diterapkan beberapa peraturan pemerintah yang seakan menghancurkan rakyat dengan penghasilan harian.
Tapi ada perbedaan mencolok antara sikaya dan simiskin dalam menghadapi pandemi ini dan sekilas terlihat nyata.
Beberapa yang saya lihat dilapangan seperti ini, dibuka ya Spoilernya.
Spoiler for Mempersenjatai Diri:
1. Masker
Senjata utama dalam melawan pendemi yang disebabkan virus coronce adalah masker.
Masih ingat pada awal pandemi? Harga masker sampai 300rb/box/50pcs yang dimana ini sangat mahal. Sudah jelas si kaya akan membelinya dan mampu mempersenjatai diri mereka.
Bagaimana dengan simiskin? Mereka hanya mampu membeli masker kain yang dapat dicuci dikapai terus menerus hingga warna pudar, jelas masker reuseable ini kurang baik bagi kesehatan. Selain itu jika memang pakai masker medis mereka mereuse dengan cara dicuci kembali.
Untungnya sekarang harga masker sangat terjangkau, untuk beberapa merek memang sedikit mahal tapi beberapa merek sudah kemenkes AKD/AKL masih ada dikirasan 20-30rb atau ada harga yang 10rb. Hal ini baik seirinf diberlakukannya Wajib Masker diseluruh tempat umum.
2. Handsanitizer/disinfectant
Ini memang tidak terlalu berpengaruh, karena virus coronce dapat mati hanya dengan sabun cuci tangan tapi untuk kepraktisan memang hand sanitizer ini juaranya.
Yaps, tetap sikaya mampu mempersenjatai diri mereka dengan rutin memakainnya ketika bersentuhan dengan fasilitas umum dan bersama, semprot saat ada paket datang, rutin strelisasi rumah, dll.
Bagaimana dengan simiskin?
Yaps, mereka tetap mampu strelisasi kediaman mereka dengan cara mereka sendiri, masih ingat cara buat disinfectant dari cairan pemutih baju? Ini sungguh sangat membantu.
Handsanitizer saat ini juga sudah terjangkau, dengab harga rp. 8.000 dapst 60ml. Cukup membantu ketika berada jauh dari aliran air dan sabun.
Selain itu tempat2 umum sekarang banyak menyediakan handsanitizer secara gratis.
Vitamin dan obat obatan
Sudah jelas, sikaya akan mengkonsumsi secara rutin vitamin dengan berbagai merek yang mahal dan berbagai khasiat pokoknya bagaimana bisa mendongkrak imun tubuh.
Bagaimana dengan simiskin? Intinya jangan sampai sakit
Spoiler for Saat positif:
Siapapun dapat kena virus ini, tidak peduli kaya atau miskin yang jelas belum ada yang kebal.
Bagaimana si kaya mensiasati saat statusnya positif?
Ada hal yang menarik, mereka pasti akan memisahkan diri dari keluarga, seperti ada yang isolasi dengan menyewa hotel, menyewa tempat kost, atau ada yang dirumah tapi beda laintai. Pokoknya seminim mungkin kontak dengan orang2.
Bahkan banyak yang membeli paket2 isolasi mandiri yang ditawarkan rumah sakit atau semacamnya
Selain itu penyediaan alat pendukung seperti tabung oksigen, alat cek saturasi oksigen, alat termometer dll mungkin mereka menyediakannya.
Tapi bagaimana dengan simiskin?
Ketika sakit hanya mampu melapor rt/rw berharap dapat dan bisa mendapatkan bantuan, atau berjuang sendiri dengan fasilitas yang ada dan terkadang tidak memungkinkan.
Untungnya saat ini pemerintah sudah ada program yang membagikan obat obatan pagi masyarakat yang positif dan puskemas selalu welcome dengan pasien yang positif.
Saat sakit juga keuangan sangat amat terpuruk, karena beberapa orang berharap dengan uang pebdapatab harian mereka.
Mungkin bagi temen2 yang melihat tetangga/teman/kerabat dll yang positif dan tau mereka hanya mendapatkan uang dari penghasilan bisa dibantu, sebisa teman teman itu apa.
Spoiler for After Positif:
Sebenarnya sebelhm kita tau positif atau tidak harus dilakuakn test Antigen yang dimana harga antigen ini mahal.
Standar harga sekarang untuk antigen di Rp. 150.000 dan ada beberapa tempat yang lebih mahal dan lebih murah.
Masih ingat harga Rapid Test Antibody dulu? Di harga Rp. 250.000 dan terus turun hingga dibawah Rp. 100.000 dan sekarang? Tidak terpakai
Awal Antigen keluar diharga Rp. 350.000, Rp. 250.000 dan sekarang disekitaran Rp. 150.000
Tentunya harga2 itu sangat memberatkan karena kebutuhkan akan Swab Antigen sangat banyak.
Mungkin sikaya mensiasatinya dengan Antigen mandiri, tapi bagaimana dengan simiskin?
Jika ingin tau dia positif atau tidak, mungkin sekarang bisa dengan ke Puskesmas tp jika mandiri memakai uang sendiri? Hmm, sungguh berat.
Tapi rada aneh, beberapa apotik di warung buncit, jaksel bisa kasih harga di bawah Rp. 100.000 bahkan ada yang Rp. 78.000 saja.
Kenapa pemerintah tidak membuat aturan harga tertinggi di Rp. 100.000?
Nah begitu juga dengan after positif. Jika ingin tau hasilnya sudah negatif harus swab antigen lagi bahkan harus PCR yang notabene harga terendah sekarang yang saya tau di Rp. 800.000 dengan mendapatkan hasil 3 hari, sedangkan jika ingin lebih cepat ya pastinya harganya lebih mahal lagi.
Mungkin itu beberapa perbedaan yang saya temukan, atau agan dan sista ingin menambahkan di post bawah, boleh.
Tetap sehat dan tetap hidup. Mohon maaf bila ada kesalahan tutur kata.