newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Cara Memutuskan Pacar Berdasarkan Jurusan Kuliah, Maaf Valid No Debat!


Merahputih.com - Kampus menyediakan ruang bagi setiap mahasiswa saling berinteraksi, baik antarjurusan maupun antarfakultas. Ruang interaksi bersifat akademik atau nonakademik dibuat sebagai medium pertemuan sosial juga gagasan. Di momen pertemuan tersebut sering ditemukan gambaran umum karakter mahasiswa berdasarkan jurusan atau fakultas.

Anak Sastra, misalnya, dari segi tampilan sangat ekspresif bahkan terkesan 'liar' karena berkesinambungan dengan materi kuliah tentang apresiasi terhadap segala produk kebudayaan termasuk berbusana.

Lain lagi anak Kedokteran, lantaran materi kuliah berkaitan dengan kesehatan maka secara penampilan mahasiswanya tampak bersih, rapi, karena menjaga higienisitas.

Saking karakter tiap jurusan maupun fakultas sudah mengakar, sampai-sampai segala idiom khas kehidupan kampus dijadikan warganet bahan padu-padan pelesetan "Maaf kamu terlalu baik buat aku".

Alasan "Maaf kamu terlalu baik buat aku" ada dalam kerangka komunikasi asmara, entah saat akan menolak pernyataan cinta atau alasan memutuskan hubungan pasangan. Secara tekstual, "Maaf, kamu terlalu baik buat aku", sangat bijaksana seolah merasa dirinya enggak pantas bersanding dengan orang terlalu baik. Namun, bila disandingkan dengan konteks di dalam komunikasi hubungan percintaan bisa jadi "Maaf, kamu telalu baik buat aku" justru sihir tak berguna dan malah membuat pasangan sakit hati.

Warganet Indonesia punya caranya sendiri memadupadankan karakter atau idiom khas jurusan atau fakultas dengan alasan klise tersebut dengan menggunakan rumus, kata ‘kamu’ dianalogikan dengan kasta tertinggi, sementara ‘aku’ dianalogikan dengan sesuatu sifatnya rendah. Yuk, simak cara memutuskan pacar sesuai karakter jurusan kuliah.

1. Akuntansi



“Kamu terlalu rugi, buat aku yang laba. Sehingga hubungan kita tidak balance.” Buat kamu mahasiswa jurusan akuntansi, pasti sudah muak dengan istilah laba dan rugi. Ya, kalian jago laba dan rugi. Namun, enggak perlu dibawa-bawa ke hubungan juga dong! Ibaratnya dalam suatu hubungan, pria merasa dirinya terlalu beruntung mendapatkan sosok perempuan sudah cantik, pintar, hidup sederhana, rajin ibadah, dan ekonominya bagus.

Sedangkanpria tidak punya pekerjaan, duit pas-pasan, sering mabar di tongkrongan, sebat, dan enggak memperhatikan penampilan. Mungkin, pria sadar diri kali kalau kekasihnya akan minder punya pasangan seperti dirinya. Tidak ada manusia sempurna, semua pasti punya kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dalam transaksi, pasti ada laba dan rugi. Namun mengaitkan laba dan rugi dengan hubungan percintaan tentu sangat naif. Enggak semua hal bisa dihitung secara biner, kalau enggak untung pasti rugi, kala enggak hitam pasti putih.

2. Manajemen



“Planning kita udah bagus, tapi maaf, pas organizing actuating dan controlling-nya enggak sesuai. Gimana mau mencapai tujuan bersama?” Anak manajemen mana suaranya nih? Tentunya sudah enggak asing lagi dengan konsep POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dianggap kompatibel untuk menerapkan tingkatan manajemen.

Setelah dipikir-pikir, ternyata konsep POAC juga bisa lho diterapkan dalam hubungan. Make sense juga, sih. Sama seperti bisnis, pacaran juga butuh rencana untuk mengembangkan komitmen kalian. Namun, sering dalam menjalani hubungan salah satu pihak melanggar, entah karena ada lebih nyaman atau mapan. Alhasil, hubungan pun tidak dapat dikelolan atau manage dengan baik.

3. Seni Musik



“Maaf kamu terlalu G7sus4 untuk aku A major, sehingga hubungan kita sulit untuk menciptakan keharmonisan”. Begini nih kalau kebanyakan belajar not balok, sampai-sampai musik pun dijadikan medium untuk mengekspresikan minta maaf. Sama juga seperti senar gitar ada enam, kalau putus satu, mungkin masih bisa dimainkan, tapi rasanya ada tidak harmoni.

Mungkin pas awal ditembak sama doi, diiringi pakai keyboard terus lagunya dari Once Aku Mau. Eh pas udah putus, sama sih diriingi pakai keyboard juga tapi lagunya Raisa berjudul Usai Di Sini. Puk puk puk.

4. Hukum



“Maaf, kamu terlalu banyak tuntutan buat aku yang hanya terdakwa di matamu. Kita enggak cocok, pacaran tidak pernah mencapai keadilan.” Gawat sih memang kalau anak hukum sudah turun, auto ketuk palu! Kalimat di atas memang sering kita temui di banyak hubungan lantaran salah satu pihak merasa dirugikan akibat perlakuan sang kekasih. Mulai dari membayar makan terus-terusan, dijemput macam ojek online, sampai enggak boleh bergaul sama teman lawan jenis. Kalau begini caranya, memang benar pacaran mereka tidak pernah mencapai keadilan.

5. Pendidikan



“Maaf, kamu terlalu banyak evaluasi buat aku yang memenuhi indikator. Sehingga hubungan kita tidak sesuai silabus.” Yang kayak gini nih bikin bete pas menjalani hubungan. Padahal sudah sesuai komitmen dibuat waktu awal pacaran, tapi siapa memenuhi, siapa kemudian kena marah. Beda memang, anak pendidikan kalau memutuskan pacar harus dengan cara berpendidikan juga padahal kasih sayang enggak harus gelar biar enggak kelar cintanya.


Sumber
delia.adelAvatar border
aryanti.storyAvatar border
alfidangerAvatar border
alfidanger dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan