- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Wujudkan Kesetaraan Gender, Survei Lingkungan Belajar Kemendikbudristek Diapresiasi


TS
sindonews.com
Wujudkan Kesetaraan Gender, Survei Lingkungan Belajar Kemendikbudristek Diapresiasi

JAKARTA - Dukungan positif dari berbagai pihak terhadap implementasi Survei Lingkungan Belajar terus bermunculan. Sejumlah pengamat psikologi dan sosial menilai inisiatif ini akan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dua elemen sekaligus yakni fasilitas dan budaya belajar.
Penulis dan Aktivitas Kesetaraan Gender Kalis Mardiasih menegaskan dukungannya dan berharap pelaksanaan survei berjalan baik dan lancar ke depan. "Saya langsung memberikan dukungan untuk asesmen nasional ini karena secara tegas di poin Survei Lingkungan Belajar ada dukungan untuk kesetaraan gender," ujarnya dalam diskusi bertajuk "Asesmen Nasional, Akankah Efektif Mengubah Kualitas Pendidikan?" di Jakarta, Rabu (28/7).
Survei Lingkungan Belajar adalah satu dari tiga komponen asesmen nasional yang merupakan Program Merdeka Belajar Episode Pertama. Selain survei ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga melakukan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Baca juga: Kemendikbudristek Jalankan Survei Lingkungan Belajar, Dorong Iklim Keamanan dan Kebinekaan yang Baik
Baca Juga:
- Menpan RB Sebut Inovasi Jadi Modal Menangkan Persaingan di Tengah Pandemi
- Satgas: Camat Harus Segera Instruksikan Desa Bikin Posko Covid-19
- BNPT Gelar Bakti Sosial untuk Korban dan Keluarga Korban Terorisme di Sigi dan Poso
Kalis menegaskan, kesetaraan gender di dunia pendidikan sangat penting. SurveI Lingkungan Belajar dinilai mampu menggambarkan dua aspek mulai dari komponen fasilitas belajar dan budaya belajar yang mendukung kesetaraan gender. Fasilitas maupun budaya belajar di sekolah, kata Kalis, harus mampu mengakomodasi berbagai perbedaan mendasar laki-laki dan perempuan. "Dukungan Survei Lingkungan Belajar untuk kesetaraan gender sangat jelas. Di poin pertama dan kedua ada intervensi untuk menilai komitmen sekolah dalam pencegahan dan juga komitmen untuk menangani kasus kekerasan seksual," imbuhnya.
Sebelumnya Kemendikbudristek menyampaikan Survei Lingkungan Belajar murni mengukur kualitas pembelajaran, iklim keamanan, dan iklim kebinekaan sekolah. Hal ini mencakup aspek yang secara langsung berkaitan dengan pembelajaran seperti fasilitas belajar, praktik pengajaran, refleksi guru, dan kepemimpinan kepala sekolah serta mengukur aspek yang menjadi prakondisi bagi pembelajaran seperti iklim keamanan dan iklim kebinekaan sekolah. Baca juga: Satgas Minta Ketidakpatuhan Prokes Harus Disikapi dengan Tegas
Pakar Psikologi Sosial Universitas Indonesia (UI) Mirra Noor Milla juga menegaskan siap mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional khususnya pengambilan kebijakan melalui Survei Lingkungan Belajar. Pengumpulan data ini sangat berguna untuk melakukan evaluasi dan menentukan kebijakan.
Dia menjelaskan saat ini fenomena propaganda ektrimisme ideologi secara spesifik menyasar kelompok muda, yaitu usia SMP. Belum lagi perkembangan teknologi informasi yang menguatkan polarisasi ideologi. Hal ini berpotensi mengancam sikap inklusif. "Saran saya untuk mengumpulkan data kita perlu ada banyak cara sehingga bisa dijadikan sistem data yang secara berkala diupdate. Jadi tidak hanya Kemendikbudristek tetapi bisa dilengkapi dari berbagai elemen lain, termasuk sekolahnya sendiri," pungkasnya
Sumber : https://nasional.sindonews.com/read/...ent_aggregator
---
Kumpulan Berita Terkait :
-

-

-

0
340
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan