Kaskus

Food & Travel

newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Mi Instan Made In Negeri Aing, Kondang Sedari Burjo Sampai Kongo
Mi Instan Made In Negeri Aing, Kondang Sedari Burjo Sampai Kongo

Merahputih.com - Ketika berada di situasi sulit dan rasa lapar mulai melanda di malam hari, tentunya semua orang Indonesia sudah tahu betul menu makanan apa paling cepat dibuat dan tepat untuk disantap. Ya, semangkuk mi instan kuah lengkap dengan telur setengah matang, potongan cabai rawit, sawi, dan bawang goreng menjadi salah satu comfort food orang Indonesia.

Kenyataannya, mi instan dengan tagline 'Seleraku' pun tidak hanya cocok di lidah Nusantara. Beberapa negara di Asia, Eropa, Amerika, sampai Afrika juga telah terkena mantra kenikmatan mi instan nan telah hadir sejak 1972.

Indomie hadir dengan berbagai rasa, dan Mi Goreng jadi salah satu paling terkenal di seluruh dunia. Indomie Goreng, seperti dikutip BBC Singapore, dianggap sebagai makanan paling "nyaman", murah, dan delicious as sin alias senikmat dosa.

Tiap bungkus Indomie dijual seharga SGD 2 atau sekitar 21 ribu rupiah di Singapura. Sementara di Indonesia, Indomie dibanderol seharga tiga ribu per bungkus. Harga matang di Warkop Burjo alias Warung Kopi Bubur Kacang Ijo, semangkok matang dengan telur sekira sepuluh ribu rupiah. Asyiknya lagi, makan mi semangkuk, ngobrolnya bisa semalaman. Meski harganya lebih mahal tujuh kali lipat di luar negeri, Indomie masih dianggap sebagai makanan murah di Singapura.

Mi Instan Made In Negeri Aing, Kondang Sedari Burjo Sampai Kongo

Di Singapura, Indomie dianggap memiliki tempat spesial di dalam hati konsumen. "Itu adalah makanan akan dibuatkan ibumu ketika ia sedang sibuk, atau makanan kamu pilih untuk makan malam terlalu larut", dikutip dari BBC Singapore.

Selain negara tetangga kita, Nigeria juga telah menjadi negara pengggemar Indomie nomor satu di dunia. Nigeria, dilansir dari CNN, telah menjadi pasar mi instan terbesar ke-12 di dunia. Menurut laporan CNN pada 2019 silam, penduduk lokal Nigeria mengonsumsi 1,76 miliar porsi mi instan setiap tahun.

Indomie Made In Negeri Aing menjadi brand mi instan nomor satu sampai di Nigeria. Indomie pertama kali diperkenalkan ke negara di Afrika Barat pada 1988. Tujuh tahun kemudian, Indomie membuka perusahaan produksi pertamanya di Nigeria. Indomie bekerjasama dengan perusahaan makanan asal Nigeria, Dufil Prima Foods. Di Nigeria, PT Indofood Sukses Makmur telah meraup keuntungan selama USD 600 juta per tahun.

Padahal, laman Vice melaporkan mi instan bukan hidangan awam bagi masyarakat Nigeria. "Aku bisa mengatakan kepadamu menumbuhkan bisnis ini sangatlah sulit pada awalnya, karena itu (mi instan) sangat aneh dan bukan bagian dari menu makanan di Nigeria," ungkap Public Relations dan Events Manager Dufil Prima Foods, Tope Ashiwaju, kepada BrandSmart.

Lantas, mengapa Indomie laris di pasar Nigeria? Dikutip dari Vice, Indomie memasarkan secara besar-besaran bahwa mi instan merupakan karbohidrat pokok seperti nasi dan roti, tetapi dalam versi lebih sehat.

Mi Instan Made In Negeri Aing, Kondang Sedari Burjo Sampai Kongo

Selain Mi Goreng, Indomie Ayam Bawang juga menjadi salah satu rasa favorit bagi masyarakat Nigeria. Dikutip dari Eatdrinklagos, Indomie Ayam Bawang alias Indomie Onion Chicken didesain dengan warna hijau persis dengan warna kebanggan masyarakat Nigeria, sehingga menarik minat beli masyarakat Nigeria dan akhirnya jadi varian paling laris pada jenis mi instan kuah. Selain aromanya yang semerbak, rasa kaya rempah dan kuah kental juga menjadi alasan mengapa Ayam Bawang menjadi juara di Nigeria.

Dari Nigeria, Indomie merangsek pasar Kongo, Pantai Gading, dan Ghana. Di Ghana, Indomie beroleh Brand of the Year dari Ghana Business Award pada 2018 lantaran kesohorannya. Bahkan, di negara berjuluk "Black Star" tesebut Indomie, seturut Wolrd of Buzz, dijadikan iming-iming di kalangan anak muda agar mau berhubungan seksual.

Indomie juga laris di lidah orang Australia, terutama narapidana di Negeri Kangguru. Pada 2018, pemerintah Victoria menghabiskan lebih dari AUD 500,000 untuk suplai Indomie selama dua tahun untuk didistribusikan ke penjara setempat. Jadi, para narapidana diizinkan untuk membeli mie instan dan makanan ringan lainnya dengan uang diperoleh dari pekerjaan-pekerjaan di dalam jeruji besi.

Dilansir dari Vice, mi instan memang telah lama menempati ruang sentral di dalam budaya penjara, sama halnya dengan di Amerika Serikat. Bahkan, mi instan sering dijadikan sebagai mata uang di penjara menggantikan rokok.


Sumber
newsbolaskorAvatar border
side.idAvatar border
kabarotocomAvatar border
kabarotocom dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.7K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan