Quote:

No offense, puisi saya buat sebagai bentuk ekspresi saya. Tidak untuk menyinggung siapa pun.

Pengantar

Sebetulnya gak mau bikin pengantar kaya gini, cuma karena syarat post harus 2k word jadi yaudah saya buat. Pertama2 puisi ini menggambarkan keadaan sekarang, terbesit gitu aja dipikiran saya.

Daripada saya sindir sana, sindir sini lebih baik saya jadikan keresahan saya menjadi sebuah karya. Ya, begitulah seharusnya anak muda bukan?

Kalo keresahan bisa jadi karya, why not? Lebih baik ketimbang koar-koar gaje di sosmed sambil rebahan, share2 berita yg belum tentu bener. Mending berkarya, jadilah orang kreatif kawan.

Udah kali ya? Pengantar gak jelas. Bingung juga mau nulis apa, ok. Langsung aja saya persembahan puisi saya:





Pelan-Pelan Keadaan Memburuk (PPKM)
Puisi karya Harry Wijaya

Demikianlah keadaan negeri tercinta
Bahkan semut pun mengetahui semuanya
Dalam diam ada yang menderita
Dalam diam ada yang tersiksa

Ada yang seakan peduli
Namun sebenarnya hanya cari eksistensi
Ada yang berkonspirasi
Tapi tak pernah memberi solusi

Ada yang hobi berspekulasi
Padahal sebenarnya tak mengerti
Ada yang memberi janji
Tapi tiba-tiba hilang dan pergi

Ada yang terus mencecar
Karena tak mau belajar
Ada yang sibuk berkoar
Sambil rebahan di dalam kamar

Ada yang berdiri di depan kamera
Menatap ribuan pasang mata
Mulutnya terus berbicara
Tapi sangat lamban kerjanya

Ada yang kerjanya membuat aturan
Tapi hasilnya tak karuan
Kalau dikritik, dia banyak alasan
Sedangkan rakyat makin kelaparan

Ada yang tak percaya
Dan bilang tak berbahaya
Tingkahnya arogan dan banyak gaya
Tanpa tahu bagaimana rasanya

Negeriku semakin lemah
Di tangan orang-orang payah
Membuat keadaan semakin parah
Tapi kita jangan sampai menyerah



Saya tau keadaan sekarang susah, tapi jangan berpikir pendek! Jadilah dewasa, pakai akal sehat. Jangan merasa benar sendiri!

Salam hangat, Harry Wijaya