Kapal selam adalah alutsista strategis milik Angkatan Laut sebuah negara, keberadaannya selalu jauh dari publikasi. Kapal selam juga menjadi salah satu alutsista dengan usia pengabdian yang panjang. Bicara soal usia pengabdian kapal selam, tidak ada yang tahu pasti berapa usia maksimal bagi sebuah kapal selam masih dianggap layak untuk digunakan.

Ane ambil contoh KRI Cakra dan KRI Nanggala yang sudah mengabdi sekitar 40 tahun, beberapa negara di luar Indonesia saat ini masih mengoperasikan kapal selam dalam jangka waktu yang lama. Misalnya Pijao Class milik Kolombia dan Shyri Class milik Ekuador yang juga sudah memasuki usia pengabdian lebih dari 40 tahun.

Usia 40 tahun termasuk usia yang tua bagi operasional sebuah alutsista, namun, saat ini masih ada kapal selam dengan usia pengabdian lebih dari setengah abad. Kapal selam yang dimaksud adalah ROCS Hai Shih milik Angkatan Laut Taiwan. Lebih tepatnya, kapal selam ini sudah memasuki usia pengabdian 76 tahun pada tahun 2021 ini.






Sebelum dibeli Taiwan lewat program Foreign Military Sales (FMS), kapal selam ini dulunya bernama USS Cutlass (SS-478), kapal selam ini masuk dalam keluarga Tench Class. Dirunut dari sejarahnya, Tench Class dibangun menjelang akhir Perang Dunia 2, yakni pada tahun 1944. Proses pembuatan kapal selam di kelas ini berlangsung mulai tahun 1944-1951, total ada 29 unit yang berhasil diproduksi .

USS Cutlass yang dibeli oleh Taiwan dibangun oleh galangan kapal Portsmouth Naval Shipyard, Kittery, di Maine, Amerika Serikat. Kapal selam ini diluncurkan pada tanggal 5 November 1944, kemudian resmi masuk dalam kedinasan Angkatan Laut Amerika pada tanggal 17 Maret 1945.

Seluruh kapal selam dalam kelas ini memiliki ciri khas kapal selam Perang Dunia 2, yakni mengusung model peluncur torpedo dua arah. Di mana terdapat enam tabung peluncur di bagian haluan dan empat tabung peluncur di bagian buritan. Sehingga kapal selam dapat menghadapi sasaran dari dua arah secara simultan. Berikut ini adalah sekilas spesifikasi USS Cutlass (Tench Class secara umum):








Pada tanggal 12 April 1973, USS Cutlass kemudian resmi dibeli oleh Taiwan dan berubah nama menjadi ROCS Hai Shih. Setelah digunakan Taiwan, kapal selam ini kemudian mengalami beberapa perubahan desain pada tampilan luarnya. Di mana pada bagian lambung, menara dan sirip depan mengalami perubahan yang revolusioner.

Setelah dibeli Taiwan, senjata hanud (pertahanan udara) di atas deck dilepas, yaitu berupa meriam kaliber 127 mm, meriam Bofors 40 mm dan meriam Oerlikon 20 mm. Sementara untuk posisi dan kapasitas torpedo tidak mengalami perubahan, selain itu mesin kapal selam juga sudah diganti. Dengan beberapa perubahan yang dilakukan, membuat spesifikasi ROCS Hai Shih berbeda dengan USS Cutlass. Berikut ini spesifikasi ROCS Hai Shih:








Pasca berakhirnya Perang Dunia 2, 24 dari 29 Tench Class dimodernisasi di bawah program Fleet Snorkel dan Greater Underwater Propulsion Power (GUPPY), sebagian besar kapal selam tersebut tetap berada di layanan US Navy hingga awal 1970-an.

Setelah hampir 25 tahun berdinas bersama Angkatan Laut Amerika, memasuki awal tahun 1970-an, total 14 unit kapal selam dijual ke berbagai negara yang menjadi sekutu Amerika maupun negara non sekutu.

Berikut ini adalah daftar negara dan jumlah kapal selam yang dibeli: Turki 2 unit, Yunani 1 unit, Italia 2 unit, Pakistan 1 unit, Kanada 1 unit, Brazil 4 unit, Venezuela 1 unit, Peru 1 unit, dan Taiwan 1 unit. Brazil menjadi negara yang paling banyak membeli Tench Class, dan sampai saat ini hanya Taiwan yang masih mengoperasikan Tench Class, tak heran jika kapal selam ini memiliki usia pengabdian paling lama.





Pada bulan Januari tahun 2017, Taiwan melakukan upgrade pada ROCS Hai Shih senilai US$ 19 juta. Dengan program upgrade tersebut, ROCS Hai Shih akan siap beroperasi dengan kondisi maksimal sampai tahun 2026. Hal itu juga mengukuhkan ROCS Hai Shih sebagai kapal selam yang paling lama beroperasi dalam sejarah.

Sampai saat ini Angkatan Laut Taiwan mengoperasikan total empat unit kapal selam diesel listrik. Untuk menghadapi invasi dari China daratan, mereka kini sudah mulai membangun kapal selam sendiri. Dikutip dari TheDrive.com (25/11/2020), Taiwan akan membangun 8 unit kapal selam diesel listrik baru.

Rencananya unit pertama dari kapal selam tersebut akan memasuki layanan pada tahun 2025, setahun sebelum ROCS Hai Shih pensiun. Kapal selam tersebut saat ini sedang dibangun oleh galangan kapal China Shipbuilding Corporation (CSBC), dalam proyek kapal selam ini Taiwan tidak sendiri, mereka bekerja sama dengan Amerika.





Memulai pengabdian bersama US Navy pada tahun 1945, saat ini usia pengabdian ROCS Hai Shih sudah memasuki 76 tahun gan sist. Bisa dibilang usia pengabdiannya sama dengan usia Republik Indonesia, yang akan jatuh pada 17 Agustus nanti. Jika diibaratkan manusia, tentu sosok ROCS Hai Shih sudah menginjak usia kakek-kakek.

Boleh dikata ia termasuk jajaran veteran Perang Dunia 2 yang masih beroperasi hingga saat ini. Dan jika 2026 nanti adalah masa dinas terakhirnya, Hai Shih akan mengakhiri masa tugasnya pada usia 81 tahun, sungguh pencapaian yang fantasits.

Dari ROCS Hai Shih kita mendapat pengetahuan baru, bahwa umur tidak bisa selalu dijadikan patokan, apakah sebuah kapal selam tersebut masih layak dioperasikan atau tidak. Dengan perawatan rutin serta alokasi jumlah anggaran yang sesuai dengan kebutuhan kapal selam, nyatanya ROCS Hai Shih masih mampu bertugas menjaga lautan sampai 5 tahun mendatang.

Nah, demikian sedikit ulasan mengenai kapal selam tertua yang masih berdinas menjaga lautan sampai hari ini. Semoga sedikit informasi yang ane bagikan kali ini bisa bermanfaat bagi agan dan sista, sampai jumpa

Referensi Tulisan: 1.2.3
Ilustrasi Foto: Twitter, Facebook, navsource.org