Quote:
Mungkin Anda sering melihat para karyawan counter handphone (hp) mempromosikan barang jualannya dengan berbagai cara, yaitu salah satunya berjoget di tepi jalan.
Aksi para karyawan counter hp ini barangkali mengundang perhatian, dan bertanya-tanya berapa gaji mereka setiap bulannya? Apakah setara dengan perjuangan, atau hanya mengandalkan hasil jualan.
Seorang perempuan yang saat ini tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah bernama Adila Rafa menceritakan berapa upah atau gaji yang mereka dapat setiap tahunnya.

Ia membagikan pengalaman pribadinya sebagai seorang karyawan konter hp. Khususnya bagaimana bisa ia berjoged saat mempromosikan barang dagangannya.
"Jadi, kita kita yg joget joget di tepi jalan ini adalah Tim Event namanya. Adanya Tim Event ini untuk naikin angka penjualan di toko tersebut. Job desknya adalah ngemc, bagi brosur, dan dance tentunya.. Pokoknya tugas kita adalah gimana caranya biar orang orang tertarik untuk dtg ke toko ini," katanya seperti dikutip dari akun blognya.
Dia menjelaskan, jika ada promo tetapi tidak ada sounding ke masyakarat akan percuma. Karena, promonya tidak akan sampai ke orang-orang. Jadi, Tim Event inilah yang memberitahu orang-orang jika di toko sedang ada promo.
"Selain itu sebagian bahkan saya pernah masuk ke grup fb info kota ini karna bagi brosur terlalu ke tengah jalan, pernah juga sedang dance, ada orang lewat ngacungin jari tengah Sering juga kita bagi brosur org dari jauh pura pura mau ambil tp cuma dilewatin aja, bahkan saya pernah di lempar brosur sama orang yg ngambil brosur dari temen saya paling ujung dan tbtb aja brosurnya d lempar tepat depan muka saya :') sepertinya ada dendam pribadi tp saya gk kenal siapa dia… monangis rasanya," ungkapnya.
"Sering juga dibilang ga punya malu karna joget joget dan teriak-teriak di pinggir jalan, tapi alhamdulillahnya saya punya keluarga dan teman teman yg gak malu punya saya," tambahnya.
Kemudian Adila juga mengatakan semua dukanya. Sukanya di sini dia menjalani pekerjaan tanpa rasa beban. Adila menganggapnya seperti main tapi dibayar setiap bulan. Karena tidak merasakan adanya beban kerjaan, rasat penatnya pun lepas.
Bahkan, ketika dia merasa penat, stres-nya bisa hilang saat menjalani pekerjaannya. Karena Adila bisa bebas teriak, bahkan sampai dance.
"Dan yang paling dibanggakan juga paling sering disombongkan pada mereka yang merendahkan adalah karena untuk pekerjaan main-main ini gajinya cukup besar,"tuturnya,
Menurut Adila, UMK di kotanya dulu sekira Rp1,6 juta, tapi gaji pokok ada di angka Rp2 juta.Hal tersebut belum termasuk tambahan dari pemilik tokok yang suka memberikan uang saku atau tip terima kasih selesai event karena penjualan meningkat. Tapi balik lagi, karena gaji setiap kota untuk pekerjaan ini berbeda.
Sumber Berita
Bagus masih kerja, dapet gaji dan halal. Biarin aja mereka yang nyinyir. Tapi inget, jogetnya jangan makan jalan dan musiknya kadang suka ganggu pengguna jalan.