

TS
fajarfad
Juara NBA, Bucks Jadi Bukti Kejayaan itu Dibangun

Sumber: Instagram @bucks
Tahun ini bukan tahunnya tim bertabur bintang di NBA. Tak satupun finalis NBA merupakan tim bertabur bintang, termasuk sang juara Milwaukee Bucks.
Ya, sebut saja Giannis Antetokounmpo satu-satunya ‘bintang’ di Bucks, seorang peraih dua kali gelar MVP. Namun, pemain-pemain di sekitar Giannis bukanlah bintang, meski hebat.
Yang lebih menarik, Giannis pun bukanlah bintang instan. Ia bukanlah pemain yang langsung bersinar sejak rookie. Ia berkembang, berlatih, menjadi yang terbaik karena proses.
Terdaftar di Milwaukee Bucks di draft 2013, Giannis bukanlah 1st pick draft, dan tidak menjadi Rookie of the Year di tahun tersebut. Saat itu, bersama Bucks, Giannis bukanlah apa-apa.
Tahun berganti, Giannis berkembang bersama Bucks. Dari tim papan bawah, hingga semakin diperhitungkan. Beberapa tahun ke belakang akhirnya Bucks jadi tim besar.
Bucks menjadi langganan playoff, hingga akhirnya tiba tahun ini mereka melaju ke playoff. Giannis tak berkembang sendiri, bersama Khris Middleton pelan-pelan ia membangun gaya bermain Bucks.
Selangkah menuju puncak, Bucks bahkan mengalahkan tim bertabur bintang Brooklyn Nets: Kevin Durant, Kyrie Irving, James Harden, Blake Griffin.
Tentu hal tersebut membuktikan bahwa Bucks layak diperhitungkan, meski di babak final yang mereka hadapi bukanlah tim yang sebenarnya kuat, Pheonix Suns.
Namun, rupanya keinginan Giannis dan Bucks amat besar menjadi juara: mereka tidak banyak bicara seperti para pemain di Pheonix Suns. Walhasil, dua tim ‘medioker’ bertemu di final.
Untungnya Bucks dapat memanfaatkan situasi, tujuan Giannis dan kawan-kawan tercapai. Milwaukee Bucks jadi juara, bukan hal yang bisa dibayangkan empat atau lima tahun ke belakang.
Menjadi juara NBA, Bucks membuktikan bahwa kejayaan itu dibangun dan tidak instan, dan tentunya harus pandai memanfaatkan situasi.




terbitcomyt dan alg18 memberi reputasi
2
616
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan