Keberhasilan Milwaukee Bucks menjadi juara NBA musim ini memberikan rasa lega bagi dua pihak, waralaba tim dan bintang mereka Giannis Antetokounmpo.


Dok. ClutchPoints

Bagi Bucks, ini adalah pertama kalinya sejak 1971 mereka sukses merengkuh gelar juara NBA.

Itu artinya mereka sudah puasa gelar selama 50 tahun sebelum akhirnya kembali menjadi juara.

Sementara bagi Giannis, gelar ini membayar kesabaran dan kesetiaannya untuk terus berseragam Bucks dan meraih gelar juara di sana.

Ya, Giannis sempat diisukan mau hengkang dari Bucks lantaran tim berlambang rusa itu selalu gagal jadi penantang juara di beberapa musim terakhir di NBA.

Status MVP yang pernah dia raih di musim 2018/2019 dan 2019/2020 pun semakin memberikan beban berat bagi Giannis untuk bisa membawa Bucks juara.



Namun Giannis akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan di Milwaukee dan akhirnya itu dibayar dengan gelar juara musim ini.

"Saya bisa pergi untuk membentuk super team (di tim lain), tapi ini adalah cara yang sangat berat untuk meraih ini semua, dan akhirnya kami berhasil," kata Giannis setelah meraih gelar juara.

Giannis patut merasa bangga lantaran bisa juara tanpa bantuan pemain berstatus superstar di timnya.

Tidak seperti LeBron James yang harus dibantu Anthony Davis untuk juara NBA bersama Lakers, atau Kevin Durant yang bergabung dengan tim bertabur bintang Golden State Warriors untuk akhirnya juara, Giannis meraih juara berkat keharmonisan tim yang ada di Bucks.



Khris Middleton, Jrue Holiday, dan bahkan Bobby Portis Junior semuanya punya peran penting dalam keberhasilan Bucks meraih juara.

Namun kita pun tak boleh lupa bahwa Giannis memang bintang utama di tim Bucks.



Penampilan gemilang dia bersama Bucks tampaknya layak disandingkan dengan legenda Bucks sekaligus legenda NBA, Kareem Abdul-Jabbar.

Sebagai catatan, 50 tahun silam, saat Bucks untuk pertama kalinya jadi juara NBA, Abdul-Jabbar lah pemain yang sukses mempersembahkan gelar itu.

Dan meski beberapa musim kemudian Abdul-Jabbar pindah ke Lakers dan meraih kejayaan di sana, nama Abdul-Jabbar selalu ada di hati Bucks hingga akhirnya jersey sang pemain dipensiunkan di Fiserv Forum Arena.


Dok. ESPN

Ya, nomor punggung 33 milik Abdul-Jabbar tergantung di kandang Bucks, dan mungkin prestasi itu akan bisa diikuti oleh Giannis.

Dan uniknya, nomor punggung Giannis adalah 34, hanya berbeda satu nomor dengan Abdul-Jabbar.

Apakah itu sebuah kebetulan atau memang takdir, kita tak tahu.

Namun yang pasti, ane berpendapat bahwa apa yang telah Giannis persembahkan bagi Bucks membuat The Greek Freak pantas punya posisi yang sama dengan Kareem Abdul-Jabbar di hati para pendukung Bucks.



Dan siapa tahu di masa depan nanti jersey nomor 34 milik Giannis akan tergantung di sebelah jersey 33 milik Kareem Abdul-Jabbar.