dengarkantatangAvatar border
TS
dengarkantatang
Menaklukkan Ardan
menaklukan Ardan
Part : 1

Cerita ini sudah pernah saya buat tapi karena kurang puas saya tulis ulang lagi semoga suka

***
"Hai guys hari ini Veli lagi disekolah nih tapi gada gurunya karena lagi ada rapat dan Veli tuh kesel banget karena dikasih tugas kakak-kakak bantuin Veli dong,"

"Hari ini Veli disuruh ngelukis, kira-kira lukis apa ya? Apa? Lukis wajah Veli ajah? Jangan ih malu Veli kan jelek,"

Seorang wanita duduk dikursi guru dan sedang melakukan siaran live disebuah aplikasi. Yang lain disuruh diam agar tidak menganggu livenya.

Namanya Velinka. Dia seorang gadis tercantik disekolahnya karena dirinya adalah model juga seorang selegram.

Semua takut dengan Velinka karena dia merupakan pacar orang yang paling ditakuti disekolah jadi bukan hal sulit membuat satu kelas diam agar tak menganggu livenya.

"Wah gila Jojo gambar lu bagus banget!" ucap Evan.

"Ah masa sih? Ini sih biasa ajah," ucap Joandra atau biasa dipanggil Jojo malu.

"Liat deh dan! Bagus kan?" ucap Evan menunjuk gambar Jojo ke temannya.

"Iya bagus," jawab Ardan menatap gambarnya.

"Hahaha gambar lu jelek banget!" ledek Evan melihat gambar Ardan.

"Ngaca bego!" kesal Ardan.

"Kalian jangan berisik dong Veli kan lagi live," ucap Velinka menghampiri mereka dengan suara imutnya.

"Dikelas gak boleh main hp," ucap Ardan fokus pada lukisannya.

"Aduh guys maaf ya live Veli sampai disini ajah tadi Veli diomelin sama teman sekelas Veli jadi maaf ya semua," ucap Veli menyelesaikan livenya lalu menyimpan ponselnya.

"Guys."

Dua orang wanita dan lima orang pria langsung bangkit dan menggerumbungi meja Ardan dan Jojo juga Evan yang memindahkan kursinya agar bisa satu meja dengan dua temannya.

"Hei cepat minta maaf sama Veli," ucap Agung menaruh tangannya diatas kepala Evan.

"Gambar beginian doang sampe ganggu live Veli?" ucap Yoga mengambil kertas Jojo.

"Kalian menantang Putra? Kalian bertiga mau kehidupan sekolahnya jadi seperti di neraka?" ucap Heri menatap kesal Ardan yang seolah tidak peduli dan malah sibuk melukis.

"Kalo orang ngomong tuh dengerin!" Heri yang kesal mengambil air untuk mencuci kuas lalu menuangkannya ke Ardan.

"Ardan!"

"Hampir ajah kena lukisan," gumam Ardan.

"Baiklah kami minta maaf kalau sudah berisik saat putri kalian siaran tapi bisa lepaskan itu? Nanti seseorang bisa marah," ucap Evan mengangkat tangannya lalu menunjuk lukisan Jojo yang ada ditangan Yoga.

"Ini? Memangnya kalian berani?" tantang Yoga.

"Ih Veli gak suka kekerasan," ucap Veli dengan suara imutnya menutup matanya.

"Udah Veli gak usah dilihat biar mereka yang membereskan," ucap Siska.

"Veli kan cantik mereka yang ganggu Veli harus dikasih pelajaran," ucap Bella.

"Aduh Veli jangan nangis dong, ini kita lagi kasih mereka pelajaran," ucap Yoga merobek lukisan Jojo.

"Evan," panggil Ardan.

"Iya-iya," jawab Evan menarik tangannya yang hampir saja meninju wajah Yoga.

Evan bangkit dari kursinya dan berjalan ke bangku belakang lalu mengambil lukisan Tara yang sudah selesai.

"Ini," ucap Evan menaruh lukisan Tara didepan Jojo.

"Itu kan lukisan buat nilai Veli!" ucap Bella.

"Jangan diambil dong nanti Veli gak dapat nilai," ucap Veli dengan wajah sedih.

"Ambil saja lukisan yang merobek," ucap Ardan.

"Lukisan gua jelek! Makannya Tara yang disuruh, masa Veli dapat nilai jelek sini kembalikan lukisannya!" ucap Yoga berusaha merebut lukisan Tara tapi dengan cepat Ardan mengambilnya.

"Kembali ke bangku kalian," ucap Ardan.

"Jojo melukis dengan bagus jadi dia pantas dapat yang bagus," ucap Evan menahan tangan Yoga yang ingin kembali merebut lukisan Tara.

"Kembali ke bangku kalian atau aku ke rapat guru dengan membawa ini," ucap Ardan mengangkat ponselnya.

Dilayar ponsel itu terlihat jelas foto Velinka yang sedang duduk dengan tidak sopan dikursi guru.

"Mau aku adukan bahwa dia tidak melakukan apapun?" ucap Ardan.

"Kan cahaya disitu bagus buat Veli siaran!" Veli berusaha membela.

"Terserah," ucap Ardan bangkit.

"Jangan laporin Veli dong! Plis ya Ardan ganteng," ucap Ve

_____________________________________________

Part : 2

"Ardan! Lu dapet coklat lagi nih," ucap Evan saat Ardan masuk ke kelas.

Ardan duduk dikursinya. Ia menatap dua bungkus coklat diatas mejanya, ia tidak terkjut karena ini bukan yang pertamakali.

"Lu kan gak suka coklat! Sini gua yang makan," ucap Evan.

"Yang ini gua suka," ucap Ardan mengambil coklat rasa matcha.

"Kalo gitu yang ini buat gua!" ucap Evan mengambil coklat yang satu lagi.

"Jojo mau?" tawar Ardan.

"Masih pagi, gua gak bisa makan coklat," jawab Jojo.

Ardan mengangguk lalu membuka bungkus cokelat. Ia memakan cokelat sambil bermain ponsel.

"Anjir!" teriak Evan.

"Aduh perut gua sakit banget!" keluh Evan memegang perutnya.

"Gua ke kamar mandi dulu!" ucap Evan berlari keluar kelas.

Ardan penasaran lalu mengambil coklat yang tadi dimakan Evan.

"Ini sudah kadaluarsa," ucap Ardan.

"Serius? Dia makan coklat kadaluarsa? Gua harus beliin obat!" ucap Jojo bangkit lalu pergi keluar kelas.

"Lagian bodoh banget, cokelat kadaluarsa kan rasanya aneh tapi dihabisin," batin Ardan.

Velinka, Bella dan Siska yang memantau dari pojok kelas pun menggeram kesal karena rencana mereka gagal.

Cokelat yang dimakan Evan itu ulah Velinka dan kawan-kawan yang mau membuat Ardan sakit perut tapi rencana mereka gagal.

"Ini mah gak bisa dibiarin lagi Vel," ucap Bella.

"Kata Kak Putra dia mau balas kok," ucap Velinka.

"Wah Kak Putra sampai turun tangan, bakal mampus deh si Ardan."

***

"Makasih Jojo berkat lu perut gua udah enakan," ucap Evan memegang perutnya.

"Mampus," ucap Ardan.

"Sialan!"

Tiga orang itu berjalan beriringan ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah meronta ingin diisi. Ardan, Evan dan Jojo duduk dikursi yang masih kosong. Tak lama Ardan bangkit untuk membeli makanan.

"Mang somay tiga," ucap Ardan.

"Siap!"

Ardan menunggu sebentar lalu mamang somay memberikannya nampan berisikan tiga piring somay.

Ardan berjalan untuk ke mejanya tapi seorang pria dengan sengaja menyenggol nampannya hingga semua somaynya jatuh.

"Ya ampun!" teriak Evan menghampiri Ardan.

"Somay kalian tidak apa-apa?" tanya Evan.

"Maaf aku gagal menjaga kalian," ucap Ardan.

"Jojo! Bantuin ini belum lima hari masih bisa dimakan!" ucap Evan memasukan somay yang jatuh ke dalam piring yang untungnya plastik jadi tidak pecah.

"Dasar pecundang!" ucap Putra menendang Ardan.

"Kalian serius kalah dari bocah ini? Lembek kayak gini!" ucap Putra tidak percaya.

"Heh kalian! Apa-apaan kalian ini!" marah seorang wanita berdiri didepan Ardan.

"Heh kalian! Apa-apaan kalian ini!" marah seorang wanita berdiri didepan Ardan.

"Jangan ganggu Ardan!" teriak wanita itu membentangkan tangannya didepan Ardan.

"Lu siapa? Lu pikir karena cewek gua gak bisa mukul hah?" ucap Putra mengayunkan tangannya tapi dengan cepat Ardan mencegahnya.

"Jangan kasar sama cewek," ucap Ardan mencengkeram tangan Putra.

"Aduh kamu ini masa mau mukul cewek! Aku gak suka ya kamu kayak gitu!" ucap Velinka menarik Putra.

"Ardan maaf ya pacar aku kayaknya sedikit tersinggung padahal aku gak papa," ucap Velinka dengan wajah sedih.

"Heh Ardan gara-gara lu ganggu live Veli dia sampai nangis semalaman!" ucap Bella.

"Lebay banget sih anying," batin Ardan.

"Bella aku gapapa," ucap Veli.

"Veli .... "

"Kenapa sih kalian jahat sama Veli! Veli kan anak yang baik," ucap Bella memeluk Velinka.

"Lu bikin Velinka nangis? Ini hari kematian lu," ucap Putra maju beberapa langkah dan tidak sengaja menginjak somay.

"Brengsek!" teriak Evan memukul Putra.

"Lu baru saja melakukan pembunuhan!" teriak Evan.

"Lu boleh ganggu Ardan tapi jangan ganggu somay berharga kita!" ucap Jojo berdiri disebelah Evan.

"Ganggu ajah si Ardan!" ucap Evan.

"Kalian temen gua bukan si?" tanya Ardan bingung.

"Oh iya ngaku siapa yang ngasih cokelat kadaluarsa!" ucap Evan.

"Kenapa harus ngaku sama orang yang akan mati!" ucap Putra memukul Evan.

Hidung Evan mengeluarkan darah. Ardan hanya diam menonton sambil minum es jeruk.

"Idung gua bisa patah nih," ucap Evan mengucap darah hidungnya.

"Pukulan lu kuat banget tapi gua pernah ngerasa yang lebih kuat!" ucap Evan mengepalkan tangannya.

"Gertakan gigi lu kalau gak mau copot!" Evan mengayunkan pukulan ke pipi Putra.

Setelah itu Evan memegang kepala belakang putra lalu mendorong kepala putra hingga menyentuh dengkulnya.

Putra yang sudah lemas dan hampir pingsan malah kembali mendapatkan serangan dari Evan hingga pria itu ambruk.

"Sudahlah," ucap Ardan menahan tangan Evan yang ingin kembali memberikan serangan.

"Nanti gua belikan lagi," ucap Arka.

"Asik!" Evan bersorak senang.

Suasana kantin menjadi tegang melihat Putra yang pingsan setelah dihajar habis-habisan oleh Evan. Sedangkan Evan dengan santainya memeperkan tangannya yang ada darah ke seragam Ardan.

"Ish putih ini susah dicuci!" marah Ardan.

"Nanti diomelin Bunda,"

"Lu kan kaya tinggal beli seragam baru," jawab Evan.

"Seenaknya ajah anak monyet ini," umpat Ardan.

"Aduh! Perut gua sakit lagi!" ucap Evan memegang perutnya.

"Ah udah gak tahan!" teriak Evan berlari meninggalkan kantin.

"Jojo bawain gua obat tadi!" teriak Evan kembali lalu lari lari ke kamar mandi.

"Iya!" sahut Jojo ikut pergi meninggalkan kantin.

"Ada apa ini?" tanya seorang guru.

"Kenapa kalian diam saja? Bawa dia ke UKS!" teriak sang guru.

Tiga temannya pun menggotong tubuh Putra ke UKS. Guru itu meminta penjelasan apa yang terjadi dan mereka hanya menjawab itu karena perkelahian.

"Kamu yang mukulin dia ya!" tuduh guru itu karena melihat bercak darah diseragam Ardan.

"Enggak," jawab Ardan.

"Jangan bohong kamu! Dasar anak bandel!" ucap Sang guru menarik telinga Ardan lalu menyeretnya.

"Pak! Ardan gak bersalah!" ucap wanita yang tadi berusaha melindungi Ardan.

"Enggak pak! Ardan yang mukulin Kak Putra!" ucap Velinka.

"Kalau gitu kalian berdua ikut ke kantor guru!"

***

Ardan duduk ditengah-tengah dua wanita yang berselisih. Velinka bersikeras bawah Ardan yang memukul Putra sedanfkan wanita satu lagi yang bernama Laras.

"Tadi saya liat Ardan mukul Kak Putra pak karena saya nolak cinta dia," ucap Velinka mulai menangis.

"Saya kan udah jadi pacarnya Kak Putra tapi Ardan gak terima jadi dia mukul Kak Putra karena Kak Putra berusaha melindungi aku," ucap Velinka mengusap air matanya.

"Bohong pak! Itu Kak Putra jatoh kepleset somay!" ucap Laras.

"Bapak mau dengar ucapan pelaku utama," ucap sang guru. Dua gadis itu langsung menoleh menatap Ardan.

"Gak tau pak saya males hukum saya ajah," ucap Ardan dengan wajah malasnya.

"Baiklah kalian bertiga dihukum memberikan halaman belakang sekolah," ucap sang Guru.

"Kok kami juga?!" tanya Velinka dan Laras bersamaan.

"Karena kalian berbohong!" ucap Sang guru.

"Mana mungkin Ardan nembak kamu tapi kamu tolak! Kalau kamu gak waras baru mungkin," ucap Sang guru.

"Ardan itu lebih baik dari Putra!" ucap Sang Guru jujur.

"Bapak kok jadi ngejelek-jelekin pacar saya?" ucap Velinka tidak terima.

"Lah emang jelek kok,"

"Bapak jahat!" ucap Velinka bangkit lalu melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Oh Velinka mau bersihin belakang sekolah sendiri ajah ya?"

Mendengar itu Velinka langsung kembali dan mereka bertiga pun dibawa ke belakang sekolah yang kotor karena tidak pernah dibersihkan.

"Males banget! Kalian ajah yang ngerjain, kemarin gua abis perawatan kuku dan pulang sekolah ada pemotretan jadi kalian yang semangat ya!" ucap Velinka.

"Gua ada foto lu lagi make up," ucap Ardan.

"Ini sapunya," ucap Laras memberikan sapu ke Velinka.

"Ah ngeselin! Kenapa sih lu ngeselin banget, dari semua cowok yang pernah gua temuin lu itu cowok paling ngeselin dengan wajah datar!" ucap Velinka membanting sapu ditangannya.

"Meski begitu Ardan tampan!" ucap Laras.

"Rusak mata lu? Gua yang hampir setahun sekelas sama dia ajah gak tau kalo dia duduk disebrang gua!" ucap Velinka.

"Ardan!" panggil Velinka.

"Apa?" sahut Ardan sibuk menyapu daun kering yang berserakan.

"Lu harus suka sama gua!" ucap Velinka.

"Gak,"

"Pokoknya lu harus suka sama gua dan setelah lu suka gua akan tinggalin lu biar tau rasa!" ucap Velinka tersenyum senang.

"Bodo amat,"

"Hahaha! Sayang sekali nona Velinka, menaklukkan Ardan itu tidak mudah! Gua udah satu tahun lebih tapi baru sekarang dia tau nama gua!" ucap Laras.

"Gitu doang bangga! Dia juga tau nama gua!" ucap Velinka.

"Lu tau kan siapa nama gua?" tanya Velinka.

"Si makeup alay," jawab Ardan.

"Ardan!"

Next?

penulisan dan ide saya sendiri.
bukhoriganAvatar border
arieaduhAvatar border
arieaduh dan bukhorigan memberi reputasi
2
43.8K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan