Kini, Rega dan Sella berjalan munuju kantin. Kedua nya baru saja dari aula sekolah.

"Gabung sama kita aja ya Sell?" ucap Rega lembut.

Sella mengangguk "Iya Ga,"

Kini mereka berdua telah duduk di bangku kantin. Lebih tepatnya bergabung dengan Rega cs.

"Kamu mau pesan Sell? Biar aku pesenin," tanya Rega.

"Samain aja Ga,"

"Oke, tunggu ya." Rega berlalu memesan makanan.

"Ekhem," Amel berdehem kuat.

"Kalau gak tau malu setidaknya tau diri lah," ucap Fara melirik Sella sekilas.

"Gue sih tim Istri sah," celetuk Tegar. Ya sahabat Rega yang satu ini sepertinya tidak terlalu menyukai kedekatan Rega dengan Sella.

"Sell, lo tau posisi lo gak sih?" tanya Fara menatap jijik.

"Maksud kamu apa, Far?" tanya Sella lembut.

"Pura-pura bego atau emang bego?" sinis Amel.

"Aku beneran enggak ngerti, Mel."

"Gini, lo tau kan kalau Rega itu udah punya pacar?" tanya Amel.

"Iya tau, pacarnya Rega Naya," jawab Sella polos. Atau mungkin sok polos?

"Gak usah sok polos, cukup tau diri aja," ucap Danu dingin. Ya, cowok yang satu ini memang jarang sekali bicara, tapi sekali bicara auto kena mental.

"Lo itu disini posisinya sebagai mantan, jadi, gak usah caper sama Rega bisa?" ucap Amel menatap tajam Sella.

"Aku gak ada niatan ngerusak hubungan Naya sama Rega," ucap Sella membela diri.

"Kita gak ada yang nuduh lo gitu. Ya, kecuali kalau lo ngerasa," ucap Tegar.

"Lo kurang kasih sayang ya? Sampe caper sama pacar orang," sinis Fara.

Sella hanya menunduk terisak, malu? Ya itu yang dia rasakan sekarang. Lebay memang.

Rega yang baru sampai disana mengerutkan dahinya.

"Sell, kamu kenapa?" tanya Rega lembut.

"Perhatian banget," sindir Tegar.

"Aku gak papa kok, Ga." ucap Sella mencoba tersenyum.

"Kamu gak usah bohong, kamu kenapa? Hm?"

Fara, Amel, Tegar menatapat keduanya jengah, bisa-bisanya Rega bersikap begitu lembut kepada bichit seperti Sella. Sedangkan Danu? Ia hanya menatap Rega seraya tersenyum miring.

"REGA!!!" teriak Naya.

°°°
"REGA!" teriak Naya.

Kini Naya sudah menjadi pusat perhatian. Perlahan tapi pasti, ia berjalan mendekati meja yang berada di pojok kantin, dan..

Plak!

Sella meringis merasakan panas dipipi kirinya. Hal itu sontak membuat Rega cs kaget.

"Gak tau diri! Ganjenan! Caper! Tukang fitnah!" ucap Naya menggebu-gebu.

"Naya, k-kamu kenapa nampar aku?" tanya Sella yang mulai terisak.

"Sok polos lo, bichit! Lo itu cewek Sell, gak seharusnya lo bersikap murahan kek gini!"

"A-aku gak ngelakuin apa-apa Nay," ucap Sella terisak.

"Ck, udah murah, sok polos, tukang caper, dan sekarang muka dua!" Naya menatap tajam Sella.

"CUKUP NAYA!" bentak Rega yang sedari tadi mencoba menahan emosinya.

"Lo ngebentak gue?" tanya Naya tak habis pikir.

"Iya gue ngebentak lo! Gak seharusnya lo kek gini sama Sella!"

"Ga, gue yang seharusnya marah sama lo! Lo ngebiarin gue nunggu selama tiga jam di taman belakang, sedangkan lo disini lagi asik-asikan sama Sella!" ucap Naya menatap Rega penuh kecewa.

"Gue tau gue salah, tapi Sella--"

"Sella, Sella, Sella! Cuma itu yang ada diotak lo! Gue cape Ga! Gue cape bertahan 1tahun lebih dengan posisi dinomor dua kan kek gini!"

"Nay, ngertiin gue. Sella itu sahabat gue." ucap Rega melembut.

"Sahabat? Oke fine, sekarang lo bebas. Seterah lo mau prioritasin siapa." Naya mencoba menahan air matanya, ia tidak ingin terlihat lemah didepan Rega.

"Gue cape, Ga. Sekarang kita selesai." ucap Naya menekan setiap kalimatnya.

"Maksud kamu apa, Nay?" tanya Rega takut.

"Kita Putus," final Naya dan berlalu dari sana.

"Nay! Naya gue gak mau putus sama lo!" teriak Rega. Egois emang.

"Akhirnya putus juga," ucap Amel menatap Rega jijik

"Selamat menikmati penyesalan Arega Putra Deon," ucap Fara berlalu dari sana diikuti Amel, Tegar dan Danu.

"Punya otak dipakek, jangan cuma dipajang," bisik Danu dingin sebelum pergi dari sana, meninggalkan Rega yang mematung.

"Gue sayang sama lo, Nay." lirih Rega

°°°
Yee akhirnya Putus

sumber dan ide penulisan saya sendiri.
no plagiarisme