juneldiAvatar border
TS
juneldi
SEPATU UNTUK MILAN

Sumber : Pixabay.com
Sepatu Untuk Milan

 

Pekanbaru, 1 Ramadan 1735 H

Hari ini adalah hari pertama aku menjalankan puasa pada bulan Ramadan. Kata Papi usiaku sudah memasuki masa akil balig. Alasan umur masih kecil tak bisa lagi kugunakanagar bisa absen berpuasa Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kini aku genap berumur sembilan tahun. Saatnya untuk menjadi lelaki yang lebih kuat dan tangguh. Tidak boleh cengeng lagi.

Sahur tadi cukup membantu memberikukekuatan menjalani kesibukan di sekolah. Termasuk melayani kejahilan Damar. Saat sedang berwudu untuk salat duha, si bodoh itu menekan tombol power di sepatuku. Akibatnya sepatuku mati dan aku terpaksa harus berjalan kaki seperti orang primitif untuk kembali ke kelas.

Sebenarnya itu bukanlah sesuatuhal yang sulit. Mami pernah bercerita bahwa ratusan tahun dahulu, makhluk yang kakinya tidak menapak ke tanah hanyalah hantu, itu juga kalau benar mereka itu ada. Sedangkan, manusia berjalan dengan cara menapakkan kaki di permukaan tanah kemana pun mereka pergi, karena pada zaman itu sepatu hanya berfungsi sebagai alas kaki saja. Tidak lebih dari itu. Bukan seperti sekarang yang kegunaannya lebih kompleks. Salah satu fungsinya adalah untuk memanipulasi gaya gravitasi agar tubuh dapat mengambang di udara,.

Sepatu ini sudah cukup lama menemani keseharianku, bulan depan genap dua tahun. Kondisinya juga tidak begitu baik lagi. Beberapa komponen mulai rusak, seperti pengatur suhunyayang sering kacau dan yang paling menyebalkan, alas kaki ini membutuhkan waktu dua puluh menit setiap kali melakukan proses rebooting. Damar tahu persis masalah ini, makanya dia sering memainkan tombol power sepatuku.

Kali ini bisa dibilang hari keberuntungannya. Kalau sajaaku tidak sedang berpuasa sekarang, pasti akan kubalas. Gampang saja jika aku mau. Tinggal salin bahan bakar skuter terbang hijau miliknya ke sepeda layangku. Pasti akan lucu sekali melihatnya menuntun skuter terbang keluaran terbaru itu di jalanan, bukan menaikinya dan terbang di udara seperti yang biasa ia lakukan dengan sombong.

Sabar, Lan. Nggak penting untuk dibalas. Awas! Pahala puasa bisa hangus kalau masih ngedumel terus. Aku terus berusaha menenangkan emosi dalam hati. Pesan papi untuk menjaga ibadah puasa ini terus terngiang di kepalaku. Papi bilang, hari raya Idul Fitriakan terasa menyenangkan sekali jika dapat berpuasa satu bulan penuh.

Papi dan Mami jarang sekalimenuntut apapun padaku, kecuali on-time saat menunaikan salat lima waktu. Nilai di sekolah yang hanya rata-rata, mereka tak pernah mengomel. Kamar berantakan tak pernah jadi masalah. Aku bertekad agar bulan suci ini akan kujadikan momen yang pas untuk membuat bangga mereka. Harus bisa!

***

Istirahat salat Zuhur sudah berlangsung selamalima belas menit. Beranjak dari musala sekolah, saat akan memasang sepatu, netraku memperhatikan alas kaki sebelah kanan yang sedang kupegang. Aku tersenyum haru mengenang peristiwa dua tahun yang lalu, saat sepatu ini jadi milikku.

Kala itu pelatihan Alquran telahusai, Mami dan Papi berencana akan menjemputku pulang. Tiga hari menginap di pesantren membuatku rindu ingin cepat pulang. Tak sabar rasanya segera mencicipi masakan lezat Mami dan bermain sepeda layang di bukit belakang bersama Papi. Terlebih lagi ada satu prestasi yang ingin segera kuceritakan pada mereka. Walau masih berusia tujuh tahun, tapi aku telah memiliki hasrat kuat untuk selalu menyenangkan kedua orang tua.

Mami danPapi datang beberapa menit sebelum azan Asar berkumandang. Mereka juga ikut salat berjamaah di masjid milik pesantren. Setelah itu kami langsung menemui Buya Harun, pimpinan pesantren, untuk pamit pulang. Aku mencium takzim tangan Buya dan orang tuaku juga mengucapkan banyak terima kasih pada beliau. Setelah selesai, kami bertiga berjalan ke arah parkiran dan beranjak meninggalkan pesantren.

Sepanjang perjalanan, aku menceritakan banyak hal. Namun, kisah tentang prestasiku, hafalan Alquran juz 30, sengaja kusampaikan di akhir cerita.Agar dapat mengejutkan mereka, sekaligus menjadi penutup cerita yang manis.

“Oh iya,aku sudah hafal juz amma. Waktu dites kemarin, aku maju paling awal” Sengaja kulontarkan kalimat itu dengan ekspresi sedatar mungkin.

Mami tiba-tiba melongok ke arahku yang duduk di bangku belakang mobil terbang kami. Ekspresi terkejut sekaligus suka cita terpampang pada parasnya yang jelita.

“Beneran? Anak Mami memang yang terbaik! Berarti saat salat nanti, bacaanmu makin bervariasi ya, Sayang,” ucapnya ceria, seraya mengacungkan kedua jempol.

“Pasti dong, Mi!” balasku, juga mengacungkan jempol.

Papi yang sedang berkonsentrasi pada lalu lintas udara menatapku melalui kaca spion, mengedipkan sebelah matanya sambil berkata, “Hebat kamu, Nak! Nanti Papites ya, pas udah sampe rumah.”

“Siap, Pi. Gampang!”

Perjalanan empat puluh menit itu berakhir ketika kami sampai di rumah. Di ruang tamu, Mami menyodorkan sebuah kotak persegi padaku.

“Apa ini, Mi?” tanyaku penasaran.

“Buka saja! Lihat sendiri isinya apa. Itu hadiah keberhasilanmu menuntaskan pelatihan pesantren kilat. Kamu pantas mendapatkannya.” Mami tersenyum lembut ke arahku.

Aku membuka kotak itu dan menemukan sesuatu yang membuatkusenang bukan kepalang. Seolah idul fitri datang lebih cepat tahun ini.

“Tapi ini kan mahal sekali. We barely can afford this thing, Mom!”Masih belum percaya tanganku sedikit bergetar memegang sepatu mahal ini. Kupeluk erat Mami dan Papi sambil mengucapkan, “Jazakamallah khairan, Mi, Pi.”

You earned it, Son!” Papi mengacak rambutku. “Kamu pantas mendapatkannya.Ingat! Harapan kami cuma satu, kamu jadi anak yang saleh. That’s your main goal.

Sejak saat itu, sepatu ini selalu menjadi andalanku beraktifitas. Jadi wajar saja jika sekarang kondisinya sudah tidak bagus lagi. Walau pun begitu, benda ini merupakan simbol kasih sayang papi dan mami padaku, karena itu akuakan selalu menganggapnya spesial.

Bertepatan dengan bunyi bel, kulangkahkan kaki kembali ke kelas.   

***

Bersambung ke bawah

Ville999Avatar border
nomoreliesAvatar border
wanitatangguh93Avatar border
wanitatangguh93 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan