Bila kembali ke tahun 2019, ane berkaca-kaca dengan situasi sekarang. Dulu ane termasuk orang yang suka berkegiatan diluar. Dari kuliah, nongkrong, panitia, hingga jalan-jalan. Ane termasuk orang yang anti gabut karena gak bisa diam. Jujur aja, berdiam diri di masa itu aja dah bikin ane gak kuat. Apalagi sekarang, ane merasa kayak nyiksa diri. Mengapa cobaa???


#Sebagian besar kegiatan online. Mulai dari mantengin TV, laptop, hingga gawai (baca: gadget). Jujur aja ane lelah. Bahkan, ane sempat membayangkan kalau anak-anak sekolah kedepannya pada pakai kacamata. Di jaman ane sekolah dulu, kalau ada anak pakai kacamata dibilang pintar. Kalau banyak yang pakai kacamata setelah Pandemi, masih dianggap pintar gak tuh, eh 
#Banyak hal menakutkan di media.Media yang ane maksud adalah gugel, twit, gram, dan sebangsanya. Jujur aja, ane termasuk orang yang bermental lemah begitu baca angka kematian kopet. Masalahnya ane gak hanya mikirin itu angka, tapi itu adalah manusia. Ane membayangkan kalau keluarga ane masuk angka itu, ane bakal putus asa banget. Ditambah lagi banyak berita politik, konspirasi, dan sebagainya. Ane merasa ini melebihi kemanusiaan. Makanya ane coba membatasi gawai 
#PPKM (Pelan-Pelan Kita Monoton). Jujur, ane merasa hari-hari seperti terulang lagi. Mulai dari bangun, makan, jemuran, jogging (alias jalan santai), liatin sosmed, marathon film, hingga tidur. Gak ada yang baru. Kalaupun baru, ane terpaksa nakal buat nongkong diluar. Tapi ane sendiri gak ada teman, karena udah pada minggat ke kampung halamannya masing-masing. Dari PPKM (yang tak buat sendiri istilah e), ane suntuk dan berharap ini segera berakhir. 
Dulu ane termasuk orang yang suka anggap kalau orang joget depan gawai adalah orang yang aneh. Tak anggap gabut atau kurang kerjaan. Tetapi sekarang, ane menjadi bagian dari hal itu. Ane sibuk dengan gawai sampai segabut gabut e. Dan sekarang ane hampir kelupaan apa itu gabut yang sebenarnya. 
Sekian agan sista, semua yang ane tulis murni pengalaman ane dan tidak semua orang mengalaminya. Boleh nyanggah apalagi berpendapat, silahkeun.