- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
PART 4 ! Menikah Dengan Ketua Kelas


TS
dengarkantatang
PART 4 ! Menikah Dengan Ketua Kelas
SELAMAT MEMBACA
part 4
"Hah? Gua?" tanyaku yang bingung.
"Ya iyalah, gua aja mau berubah. Lo juga harus berubah dong," ucapnya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Berubah gimana?" tanyaku lagi.
"Ya lo harus bisa bangun pagi, rapihin kamar, masak, nyiapin keperluan sekolah gua, pokoknya kayak ibu rumah tangga biasanya loh," jelasnya sambil tersenyum.
Keesokan harinya akupun bangun lebih pagi untuk membantu ibu membuat sarapan. Selesai memasak aku pun membantu ibu menyiapkan sarapan di meja makan.
"Mona, sana kamu bangunin suami kamu dulu. Abis itu mandi terus langsung sarapan," perintah mama.
Akupun mengangguk lalu berjalan kearah kamar dan membuka pintu kamar. Akupun menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju sofa di pojok kamar.
"David, bangun dong!" lirihku seraya menggoyang-goyangkan tubuh David yang tertidur pulas.
"Apaan sih?" ucap David sambil menarik tanganku hingga membuat tubuhku hampir saja jatuh ke pelukannya.
"Ihh, bangun deh!" jeritku sambil memukul-mukul tubuh besar suamiku.
"Eh sorry-sorry, gua gak sengaja," ucap David seraya berdiri.
"Dasar modus!"
Banyak tatapan mengarah ke arahku dan David di sepanjang kolidor sekolah. Mungkin mereka bingung, karena ini kali pertama aku dan David jalan berdua menuju kelas.
Akupun memasuki ruang kelas dan dan melihat sudah ada Lala di sebelah kursiku. Aku duduk berdua dengan Lala di meja paling depan, sedangkan Rani dan Siska duduk berdua di meja paling dengan tepat di sebelah mejaku.
"Mon, lo berangkat bareng David lagi?" tanya Lala sambil melirik ke arah David yang sedang duduk di meja pojok paling belakang.
"Iya," jawabku jujur.
Jam istirahat adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu semua murid. Aku beserta ketiga temanku langsung menuju kantin. Meja kantin sering menjadi rebutan murid-murid, kalau sedikit saja kami datang telat pasti tidak akan kebagian tempatduduk.
"Eh, itu ada meja yang kosong!" Lala menunjuk meja yang kosong. Meja itu letaknya dekat dengan meja David dan teman-temannya.
"Ayuk!" Lala Rani menarik tanganku menuju ke meja kantin. Lala dan Siska mengikuti dari belakang.
"Mon, La, lo berdua di sini aja, biar gua sama Rani yang pesenin. Kalian mau makan apa?" tanya Siska setelah kami mencapai meja kantin. Aku dan Lala pun menyebutkan pesanannya masing-masing dan memberikan uangnya.
"Mon, La, lo berdua di sini aja, biar gua sama Rani yang pesenin. Kalian mau makan apa?" tanya Siska setelah kami mencapai meja kantin. Aku dan Lala pun menyebutkan pesanannya masing-masing dan memberikan uangnya.
Siska dan Rani akhirnya berjalan untuk memesan ke pedagang. Aku dan Lala duduk menunggu keduanya.
"Lala," panggil Gino seraya melambaikan tangannya.
Aku dan Lala pun menoleh ke arahnya. Karena aku duduk menghadap ke Lala, otomatis aku bisa melihat David yang sedang menatapku sambil tersenyum. Cowok itu duduk di sebelah Gino.
"Mau abang Gino pesenin makanan gak?"tanya Gino kepada Lala.
"Enggak usah. Udah dipesenin sama Siska," jawab Lala.
"Ohh... Ya udah, nanti pulang sekolah mau bareng gak?" tanya Gino.
"Gak usah, sana deh lanjutin aja makannya," ucap Lala sambil melihat kearah makanan yang terletak di meja cowok itu.
Beberapa menit kemudian, Siska dan Rani datang. "Nih udah gua beliin."
Siska dan Rani pun menaruh makanan dan minuman keatas meja.
"David!" suara itu membuat semuanya menoleh. Kirana, cewek cantik berkulit putih itu berlari mendekati David. "Nanti pulang sekolah bareng yuk, kayak kemarin,"ucapnya.
"Enggak deh, soalnya gua lagi ada urusan." David menolak.
"Ya, urusan apa sih?" tanyanya.
"Lo gak perlu tau!" tegas David.
"Ihh, kok gitu sih?" tanya Kirana dengan nada manja.
"Guys, gua pergi dulu ya," pamit David seraya berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan teman-temannya.
"David!" teriak Kirana sambil berlari mengejar David.
"Ya ampun, gua heran deh sama si Kirana, dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas dia tuh gak pernah berubah sama sekali." Siska sedang berjalan di sebelah ketiga temannya.
"Dia tuh kayaknya udah bucin banget deh ke David," ujar Rani.
"Yang jadi pacarnya David gimana ya?" tanya Lala.
"Tapi kayanya pacarnya David tuh gak sekolah di sini deh," ujar Siska.
Penulisan Dan Ide Saya Pribadi.
No Copyright.
part 4
"Hah? Gua?" tanyaku yang bingung.
"Ya iyalah, gua aja mau berubah. Lo juga harus berubah dong," ucapnya sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Berubah gimana?" tanyaku lagi.
"Ya lo harus bisa bangun pagi, rapihin kamar, masak, nyiapin keperluan sekolah gua, pokoknya kayak ibu rumah tangga biasanya loh," jelasnya sambil tersenyum.
Keesokan harinya akupun bangun lebih pagi untuk membantu ibu membuat sarapan. Selesai memasak aku pun membantu ibu menyiapkan sarapan di meja makan.
"Mona, sana kamu bangunin suami kamu dulu. Abis itu mandi terus langsung sarapan," perintah mama.
Akupun mengangguk lalu berjalan kearah kamar dan membuka pintu kamar. Akupun menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju sofa di pojok kamar.
"David, bangun dong!" lirihku seraya menggoyang-goyangkan tubuh David yang tertidur pulas.
"Apaan sih?" ucap David sambil menarik tanganku hingga membuat tubuhku hampir saja jatuh ke pelukannya.
"Ihh, bangun deh!" jeritku sambil memukul-mukul tubuh besar suamiku.
"Eh sorry-sorry, gua gak sengaja," ucap David seraya berdiri.
"Dasar modus!"
Banyak tatapan mengarah ke arahku dan David di sepanjang kolidor sekolah. Mungkin mereka bingung, karena ini kali pertama aku dan David jalan berdua menuju kelas.
Akupun memasuki ruang kelas dan dan melihat sudah ada Lala di sebelah kursiku. Aku duduk berdua dengan Lala di meja paling depan, sedangkan Rani dan Siska duduk berdua di meja paling dengan tepat di sebelah mejaku.
"Mon, lo berangkat bareng David lagi?" tanya Lala sambil melirik ke arah David yang sedang duduk di meja pojok paling belakang.
"Iya," jawabku jujur.
Jam istirahat adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu semua murid. Aku beserta ketiga temanku langsung menuju kantin. Meja kantin sering menjadi rebutan murid-murid, kalau sedikit saja kami datang telat pasti tidak akan kebagian tempatduduk.
"Eh, itu ada meja yang kosong!" Lala menunjuk meja yang kosong. Meja itu letaknya dekat dengan meja David dan teman-temannya.
"Ayuk!" Lala Rani menarik tanganku menuju ke meja kantin. Lala dan Siska mengikuti dari belakang.
"Mon, La, lo berdua di sini aja, biar gua sama Rani yang pesenin. Kalian mau makan apa?" tanya Siska setelah kami mencapai meja kantin. Aku dan Lala pun menyebutkan pesanannya masing-masing dan memberikan uangnya.
"Mon, La, lo berdua di sini aja, biar gua sama Rani yang pesenin. Kalian mau makan apa?" tanya Siska setelah kami mencapai meja kantin. Aku dan Lala pun menyebutkan pesanannya masing-masing dan memberikan uangnya.
Siska dan Rani akhirnya berjalan untuk memesan ke pedagang. Aku dan Lala duduk menunggu keduanya.
"Lala," panggil Gino seraya melambaikan tangannya.
Aku dan Lala pun menoleh ke arahnya. Karena aku duduk menghadap ke Lala, otomatis aku bisa melihat David yang sedang menatapku sambil tersenyum. Cowok itu duduk di sebelah Gino.
"Mau abang Gino pesenin makanan gak?"tanya Gino kepada Lala.
"Enggak usah. Udah dipesenin sama Siska," jawab Lala.
"Ohh... Ya udah, nanti pulang sekolah mau bareng gak?" tanya Gino.
"Gak usah, sana deh lanjutin aja makannya," ucap Lala sambil melihat kearah makanan yang terletak di meja cowok itu.
Beberapa menit kemudian, Siska dan Rani datang. "Nih udah gua beliin."
Siska dan Rani pun menaruh makanan dan minuman keatas meja.
"David!" suara itu membuat semuanya menoleh. Kirana, cewek cantik berkulit putih itu berlari mendekati David. "Nanti pulang sekolah bareng yuk, kayak kemarin,"ucapnya.
"Enggak deh, soalnya gua lagi ada urusan." David menolak.
"Ya, urusan apa sih?" tanyanya.
"Lo gak perlu tau!" tegas David.
"Ihh, kok gitu sih?" tanya Kirana dengan nada manja.
"Guys, gua pergi dulu ya," pamit David seraya berdiri dari kursinya dan berjalan meninggalkan teman-temannya.
"David!" teriak Kirana sambil berlari mengejar David.
"Ya ampun, gua heran deh sama si Kirana, dari kelas sepuluh sampai kelas duabelas dia tuh gak pernah berubah sama sekali." Siska sedang berjalan di sebelah ketiga temannya.
"Dia tuh kayaknya udah bucin banget deh ke David," ujar Rani.
"Yang jadi pacarnya David gimana ya?" tanya Lala.
"Tapi kayanya pacarnya David tuh gak sekolah di sini deh," ujar Siska.
Penulisan Dan Ide Saya Pribadi.
No Copyright.






wanitatangguh93 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
15.1K
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan