Selamat membaca
Part 3

"Kalian kenapa sih?" tanya David dengan nada tinggi.

"Dia Dav, rebut Rani dari gua!" teriak Dimas sambil menunjuk Tio.

"Ngaca lo! Rani itu gak punya perasaan sama lo!" teriak Dimas.

"STOP! Kalian apaan sih? Bikin malu aja tau! Udah gua jelasin berkali-kali gua itu gak punya perasaan apapun kekalian!" seru Rani hingga sekarang semua orang memandang kearah Rani.

"Tapi Ran..." kata Dimas yang terpotong karena melihat ada Pak Surya yang sedang berdiri didepan pintu.

"DIMAS! TIO! Ikut saya ke ruang BK SEKARANG!" teriak pak Surya sambil menarik tangan Dimas dan Tio.

"Bubar! Gak ada yang perlu ditonton!" seru David hingga membuat sebagian siswa dan siswi yang sedang menonton kejadian itu pun langsung pergi dan berjalan menuju kelasnya masing-masing.

Akupun memasuki kelas dan melihat David yang sudah duduk dikursinya dengan Hans. Terlihat jelas ada luka memar di pinggir bibirnya.

***

Jam pelajaran pun telah usai, aku, Lala, Rani dan Siska pun berjalan menuju parkiran sekolah.

"Mon, lo pulang bareng kita kan?" tanya Lala.

"Mona pulang bareng gua, kebetulan gua masih ada urusan dirumah saudara gua," ucap David yang sedang berjalan kearah kami diikuti ketiga temannya.

"Hem... iya, gua pulang bareng David aja," ucapku.

"Ya udah," ucap Lala.

"Dav, nanti malem kumpul di cafe biasa yuh, udah lama nih kita gak kumpul-kunpul," ajak Rafi.

"Insyaallah, nanti gua kabarin lagi," jawab David sambil berjalan kearah motor nya dan mengenakan helm dikepala nya.

"Yuh," ucap David sambil menjalankan motornya kearahku.

"Daahhh, gua duluan ya!" Ucap ku sambil melambaikan tangan

***

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, kalian dah pulang?" tanya mamah yang sedang duduk di kursi ruang tamu.

"Udah mah," jawab ku.

Mamah pun tersenyum, "loh? David, itu muka kamu kenapa? Kamu abis berantem ya?"

"Nggak kok mah, ini cuma kebentur," ucap David.

"Masa sih? Ya udah, sekarang kalian ganti pakaian abis itu makan." Mamah pun berjalan menuju ruang makan, "Mona, kamu obatin dulu luka suami kamu!"

"Iya mah," jawabku.

[Kamar]

"Duduk!" Aku pun menyuruh David duduk dikasur, lalu berjalan mengambil kotak p3k.

"Nih, obatin sendiri! Jangan manja!" ucapku sambil menyodorkan kotak P3k lalu duduk disebelah David.

"Yakin nih gak mau ngobatin?" ucap David sambil tersenyum.

"Yakin."

"Oke." David pun terdiam beberapa saat. "MA! NIH, MONA GAK MAU OBATIN LUKA AKU!" teriak David

"MONA!" teriak mama dari luar kamar.

"Iya mah..." jawabku.

"Ihhh ngeselin banget sih!" kesal ku.

"Udah, buruan obatin," ucap David.

"IYA!" ketus ku sambil membuka kotak p3k dan mengeluarkan kapas serta arnica topikal lalu mengoleskan arnica topikal disamping bibir suamiku.

"Aduh, sakit tau, pelan-pelan bisa gak sih?" tanya David dengan nada manja.

"Iya tau, ini udah pelan -pelan," balas ku.

"Dah," ucap ku setelah selesai mengoleskan obat, lalu merapikan kembali kotak p3k dan menutupnya.

Akupun berdiri dari kasur lalu manaruh kotak p3k di tempatnya semula.

Azan maghrib pun telah berkumandang, aku pun bergegas mengambil air wudhu lalu mengenakan mukena dan menggelar sejadah.

"Bentar ya, gua mau ambil air wudhu dulu." David pun langsung mematikan ponselnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Aku yang mendengarnya pun benar-benar terkejut. Pasalnya ini kali pertama aku sholat di imamin oleh pria lain selain papah. Rasa bahagia campur grogi pun jadi satu.

David barusaja keluar dari kamar mandi dengan wajah dan rambutnya yang basah kerena terkena air wudhu. Dia pun langsung mengenakan peci dan sarung lalu menggelar sejadah tepat didepan ku.

"Yuk, udah?" tanyanya sembari membalikan tubuhnya menghadap ku.

"Iya,"

Setelah selesai sholat dan berdoa, David pun membalikan tubuh kearah ku sambil tersenyum. Akupun langsung memcium tangan kanannya.

Penulisan dan ide saya sendiri
no copyright