SELAMAT MEMBACA


Malam Pertama

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah."

Satu kata yang mengandung banyak makna itu pun selalu terniang-niang dikepala ku. Terpaksa harus menikah diusia yg masih terbilang muda adalah salah satu hal yang sama sekali tidak pernah ku duga.

Namaku Mona, saat ini umur ku masih 17 tahun, aku duduk dibangku SMA kelas XII IPA 4. Aku terpaksa harus menikah dengan David (ketua kelas ku sendiri) karena sebuah insiden.

Malam ini adalah malam pertama ku dan suamiku. Aku hanya bisa duduk terdiam didepan cermin sambil menatap wajahku sendiri.

"Mona?" terdengar suara seorang pria dari balik pintu kamar.

"Iya?"

Satu detik kemudian pintu kamar pun terbuka, David pun memasuki kamarku dengan wajahnya yang datar, lalu duduk di atas kasur.

"Mon, lo tidur aja dikasur, biar gua tidur di sofa," ucap David sambil melirik kearah sofa yang terletak di pojok kamar.

"Lo gak papa tidur di sofa?" tanyaku lirih sambil membalikan tubuh kearah suamiku.

"Gak papa. gua belum siap kalau harus tidur berdua sama lo. Gua yakin, lo juga sama kan?" jawab David. "Udah, lo tidur aja, besok kan kita harus sekolah," ucap David sambil mengambil bantal yang terletak dikasur lalu berjalan menuju sofa dan membaringkan tubuhnya disana.

Aku pun membuka lemari dan mengambil sebuah selimut.

"Nih pake," ujarku sambil menyodorkan selimut.

"Iya, makasih ya," ucap David sambil tersenyum.

"Morning sayang..." sapa mama yang sedang duduk disebelah papah di ruang makan

"Morning ma..." Aku pun duduk dikursi tepat didepan mama.

"Loh? David mana?" tanya mama.

"Lagi mandi."

"Kamu nanti berangkat bareng David ya?" tanya papah.

"Tapi pah?"

"Gak ada tapi-tapian, sekarang dia itu suami kamu, jadi udah tugas dia untuk lindungi kamu," kata papah.

"Iya om, nanti Mona berangkat bareng David," seru David yang sedang berjalan menuju ruang makan.

Perkelahian

"Iya om, nanti Mona berangkat bareng David," seru David yang sedang berjalan menuju ruang makan.

"Tapi kan?"

"Mona! Suami kamu aja mau, udah kamu nurut aja!" seru papah.

David pun duduk tepat di sebelahku

Aku pun mengangguk, "Iya pah,"

"David, kamu jangan panggil om sama tante dong, kamu kan dah nikah sama Mona. Jadi kamu harus panggil papah sama mama," ujar mama dengan nada rendahnya.

"Iya tan, eh maksudnya mama," ucap David.

Mama pun tersenyum, "Ya udah, nih makan dulu, nanti kalian telat."

Aku dan David pun memasuki area sekolah. Setelah sampai di tempat parkir sekolah yang luas, akupun turun dari sepeda motor milik David. David pun memarkirkan sepeda motornya dan melepaskan helm yang dikenakan nya.

"MONA!" teriak Lala (sahabatku) sambil berlari kearahku disusul oleh Siska dan Rani.

"Mon, tumben lo gak minta gua jemput lo?" tanya Rani.

"Em... soalnya gua..."

"Tadi gua jemput Mona dirumah nya, sekalian gua abis dari rumah saudara gua, rumah nya deket sama Mona," ujar David.

"IYA,"

"Ohh, kirain..." kata Lala.

"DAVID!" teriak Gino, Rafi dan Hans bersamaan sambil berlari kearah kita.

"Dav, GAWAT, Dimas sama Tio lagi berantem di kelas," ucap Hans dengan nafasnya yang ngos-ngosan.

"Hah? Kok bisa?" tanya David.

"Biasa, mereka ribut soal Rani," jelas Rafi sambil melirik kearah Rani.

"Ih, kok jadi gua sih!" kesal Rani.

"Ya lo, pake gantungin dua cowok sekaligus," sindir Rafi.

David pun berlari kearah kelas disusul ketiga teman nya.

"Kelas yuh," kataku sambil berlari menuju kelas.

[Kelas XII IPA 4]

"STOP!" teriak David sembari berusaha memisahkan keduanya. Tampa sengaja pukulan Tio pun mendarat di pipi David hingga menyebabkan memar didekat mulutnya.

Seketika semua orang yang berada dikelas pun memandang kearah David. Rafi pun menarik tubuh Dimas, dan Hans pun menarik tubuh Tio.

"Kalian menapa sih?" tanya David dengan nada tinggi.

Bersambung...

PART 3 Akan saya buat di thread selanjutnya.

penulisan dan ide saya pribadi.
no copyright.