SURABAYA - Duka kembali dirasakan perawat di Jawa Timur, empat perawat kembali meninggal dunia setelah berjuang melawan COVID-19. Kini, PPNI Jatim mencatat 158 perawat meninggal dunia selama pandemi.

Keempat perawat yang kembali meninggal dunia akibat COVID-19 ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, mereka pun mendapat penghormatan terakhir dari rekan seprofesi, sebelum dimakamkan sesuai dengan protokol pemulasaran jenazah COVID-19.

Baca juga: Mayat Gadis yang Membusuk di Kosan Ternyata Tengah Hamil 9 Bulan, Polisi Buru Kekasih Korban

Baca Juga:

• Pandemi Melanda, Ridwan Kamil Sebut Gotong Royong Warga Jabar Makin Tinggi
• 2 Jenazah Anggota Mujahidin Indonesia Timur yang Ditembak Prajurit Kopassus Sudah Membusuk
• Gubernur Sulut Sebut Ratusan Orang Masuk Manado Pakai Surat COVID-19 Palsu

Keempat perawat ini masing-masing Hendro Darmono, perawat yang bertugas di Puskesmas Kebondalem Banyuwangi, perawat berusia 40 tahun ini sempat menjalani perawatan selama 9 hari di Rumah Sakit Al Huda Banyuwangi.

Kemudian, Musholin seorang perawat di DPD PPNI Kabupaten Tuban, Puguh Santoso perawat Puskesmas Plumbongambang Kabupaten Jombang dan Sudarsono, perawat di RSUD Kepanjen Kabupaten Malang.

Baca juga: Jumlah Kematian Akibat COVID-19 di Jawa Timur Bertambah 179 Kasus, Tertinggi Nasional



Mencegah terus gugurnya perawat, Ketua PPNI Jatim, Profesor Nursalam mengimbau tempat layananan kesehatan untuk melarang atau tidak memberi tugas penanganan pasien COVID-19 kepada perawat yang memiliki comorbid atau penyakit penyerta.

Selain itu lonjakan kasus juga masih disinyalir sebagai penyebab banyaknya perawat terpapar COVID-19.

Baca juga: Kematian Karena COVID-19 di Surabaya Melonjak, Kendaraan Dinas Diubah Jadi Mobil Jenazah

Berdasarkan data PPNI Jawa Timur, sejak Januari hingga Juli, sebanyak 92 perawat meninggal dunia. "Sementara total selama pandemi COVID-19 sebanyak 158 perawat meninggal dunia, sedangkan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 4.347 orang perawat," tandasnya.


Sumber : https://daerah.sindonews.com/read/48...ent_aggregator

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Dua Kali Sidang Kasus Penganiayaan dr Herry Ditunda, Ada Apa?

- Ketum PB Matlaul Anwar: Mengenali Narasi Radikalisme Penting karena Virus Berbahaya

- Jawa Timur Kejar Target Herd Imunity Bertepatan HUT-76 Kemerdekaan Indonesia