- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Sundul Bola
Mampukah Italia Juara Euro 2020 ?


TS
peteradis
Mampukah Italia Juara Euro 2020 ?

Pemain Italia merayakan kemenangan adu penalti atas Spanyol di semifinal Euro 2020
Tak terasa ajang Euro 2020 yang mulai digelar pada 12 Juni 2021 waktu Indonesia telah mencapai babak final yang akan dilangsungkan pada 12 Juli 2021 dini hari WIB. Sesuatu yang mungkin tergolong unik, Euro 2020 dibuka oleh laga yang melibatkan timnas Italia dan akan ditutup oleh laga yang juga melibatkan timnas Italia.
Italia akan menghadapi Inggris pada laga final yang akan digelar di Stadion Wembley. Italia menjadi satu-satunya tim yang selalu menang selama pergelaran Euro 2020 serta belum tersentuh kekalahan dalam 33 laga yang telah dijalani. Italia akan ditantang Inggris yang juga belum tersentuh kekalahan sepanjang kompetisi serta telah melalui 12 laga beruntun tanpa kalah.
Italia mampu mencetak 12 gol serta kebobolan 3 gol hingga semifinal. Sementara Inggris telah mencetak 10 gol dan hanya sekali kebobolan pada laga semifinal melawan Denmark. Berturut-turut, Italia dan Inggris menjadi tim paling produktif ketiga dan keempat hingga semifinal lalu. Mereka hanya kalah dari Spanyol dengan 13 gol dan Denmark dengan 12 gol (urut abjad).
Laga final nanti sudah sepatutnya berlangsung sengit dan seru. Italia berambisi untuk meraih gelar Euro keduanya, sementara Inggris berambisi meraih gelar Euro perdana mereka. Kedua tim tentu akan menurunkan seluruh pemain terbaik mereka yang tersedia dan akan menggeber strategi andalan untuk memastikan raihan gelar di akhir kompetisi.
Tulisan ini bisa dianggap pra-prediksi pertandingan final. Namun, pada tulisan ini, ane akan lebih fokus pada timnas Italia. Mampukah Italia juara Euro 2020 ? Ane akan coba mengulas sebaik mungkin mengenai peluang Italia untuk merengkuh gelar Euro keduanya di akhir kompetisi nanti. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Euro 2020 merupakan turnamen akbar pertama Italia setelah kegagalan mereka lolos ke Piala Dunia 2018. Akibat kegagalan tersebut, pelatih Italia saat itu, Gian Piero Ventura dipecat sebagai pelatih pada November 2017. Jabatan pelatih untuk sementara waktu dipegang Luigi di Biagio yang kala itu merupakan pelatih timnas Italia U-21.
Roberto Mancini, pelatih Italia saat ini, ditunjuk sebagai pelatih timnas pada 14 Mei 2018. Mancini yang saat itu masih melatih klub Rusia, Zenit Saint Petersburg, terpilih untuk mengisi jabatan pelatih timnas setelah sejumlah nama seperti Carlo Ancelotti, Antonio Conte, dan Claudio Ranieri menolak jabatan pelatih timnas yang ditawarkan.

Pelatih Italia, Roberto Mancini, saat sesi konferensi pers jelang laga melawan Swiss di
babak grup Euro 2020
Mancini awalnya hanya dikontrak sebagai pelatih Italia hingga 2020, kontraknya akan diperpanjang otomatis jika mampu membawa Italia lolos ke Euro 2020. Klausul tersebut otomatis dijalankan, Mancini memperoleh perpanjangan kontrak hingga usai Piala Dunia 2022, setelah Italia dipastikan lolos ke Euro 2020 ketika babak kualifikasi menyisakan tiga pertandingan.
Kabar terbaru menyebutkan, kontrak Mancini sebagai pelatih timnas Italia kembali diperpanjang oleh FIGC setelah dewan federal FIGC terkesan dengan performa timnas Italia arahan Roberto Mancini. Kontrak baru tersebut akan berlaku hingga usainya Piala Dunia 2026 kelak.
Menurut pengakuan Mancini, “saat saya tiba, tak ada yang mau menjadi pelatih timnas. Mereka lalu meminta saya, dan saya menyetujuinya.” Hal itu pula yang tampaknya membuat Mancini sedikit diragukan di awal masa kepelatihannya di timnas Italia.
Mancini menjalani debut sebagai pelatih Italia pada laga persahabatan melawan Arab Saudi yang digelar di Stadion AFG Arena, St. Gallen, Swiss pada 29 Mei 2018 dini hari WIB. Italia menang 2-1 pada laga tersebut. Sebuah kemenangan yang masih dianggap kurang meyakinkan, mengingat lawan mereka hanyalah Arab Saudi yang secara peringkat dan kualitas tim masih di bawah Italia.
Walaupun kemenangan atas Arab Saudi masih dianggap kurang meyakinkan, setidaknya hasil tersebut menjadi awal yang baik bagi Mancini sebagai pelatih Italia, mengingat laga tersebut digelar hanya sekitar enam hari sejak Mancini pertama kali bertemu para pemain Italia di pusat latihan timnas. Pada laga tersebut, Italia juga menampilkan permainan menyerang, sesuatu yang berbeda, sebab Italia selama ini dikenal sebagai tim yang lebih mengandalkan pertahanan.
Upaya Mancini untuk membawa Italia keluar dari ‘masa kegelapan’ memang tidak mudah. Setelah meraih kemenangan atas Arab Saudi, Italia sempat melalui lima laga beruntun di berbagai ajang tanpa meraih satu kemenangan pun. Sejak 02 Juni sampai 11 Oktober 2018, Italia hanya mampu mencatatkan tiga hasil seri dan menelan dua kekalahan. Prancis mengalahkan Italia dalam laga uji coba dengan skor 3-1 pada 02 Juni 2018. Italia kembali menelan kekalahan di ajang UEFA Nations League dari tuan rumah Portugal dengan skor 1-0 pada 11 September 2018.
Kekalahan dari Portugal merupakan kekalahan terakhir yang diderita Italia di berbagai ajang. Setelah itu hingga saat ini, Italia belum tersentuh kekalahan dalam 33 laga beruntun dengan rincian 28 kemenangan dan lima imbang.
Catatan 33 laga beruntun tanpa kalah itu membuat Mancini memecahkan rekor yang telah berusia 82 tahun yang ditorehkan oleh Vittorio Pozzo. Saat mengalahkan Austria di perdelapan final lalu, Italia arahan Mancini telah melewati catatan 30 laga beruntun tanpa kalah yang dicatatkan Italia di bawah arahan Vittorio Pozzo.
Selain itu, pada 16 November 2019, pada laga kualifikasi Euro 2020 melawan tuan rumah Bosnia & Herzegovina, Mancini berhasil membawa Italia memecahkan rekor lama tim nasional dengan mencatatkan sepuluh kemenangan beruntun. Catatan kemenangan tersebut terhenti di angka 11 kemenangan.
Italia di bawah arahan Mancini menjelma menjadi tim yang tangguh dalam bertahan serta efektif dalam menyerang. Mancini mampu menciptakan strategi permainan yang menurut banyak pihak membuat permainan Italia lebih menarik dibandingkan Italia pada era terdahulu. Italia di era Mancini tidak melulu bermain bertahan dan lebih berani untuk lebih sering menguasai bola.
Italia yang sebelum ini kerap memasang strategi 4-2-3-1 atau 4-3-2-1, oleh Mancini diubah serta dibiasakan menggunakan strategi 4-3-3 yang lebih menyerang. Mancini telah menggunakan strategi tersebut sejak awal melatih Italia. Memang strategi itu tidak langsung memberi hasil memuaskan, sebab dalam enam laga awal menggunakan strategi tersebut, Italia hanya mampu meraih satu kemenangan yaitu atas Arab Saudi.

Gambaran formasi Italia di bawah arahan Mancini
Selain melakukan perubahan dalam strategi, Mancini juga melakukan penyegaran skuat. Mancini memberi kesempatan kepada pemain-pemain yang selama ini jarang atau bahkan belum pernah memperkuat timnas. Mancini juga memanggil cukup banyak pemain muda seperti Federico Chiesa, Manuel Locatelli, Matteo Pessina, Nicolo Barella. Mancini mampu memadukan dengan baik pemain muda atau minim pengalaman dengan pemain senior seperti Chiellini, Bonucci.
Hasil dari semua perubahan tersebut adalah rataan usia pemain yang lebih muda, permainan tim yang lebih energik dan menyerang, lini pertahanan yang solid, serta konsistensi dan efektivitas permainan. Berkat semua perubahan tersebut, Italia mampu mencapai partai puncak Euro 2020.
Tantangan berikutnya yang harus dijawab oleh Italia dan Mancini sebagai pelatih adalah mampukah Italia juara Euro 2020 ? Tantangan yang jelas tidak akan mudah diwujudkan, mengingat Inggris juga mampu tampil konsisten sepanjang pergelaran Euro 2020. Inggris memang sempat kesulitan ketika menghadapi Skotlandia di laga kedua babak grup, namun setelah itu penampilan Inggris semakin membaik hingga akhirnya membawa mereka ke partai puncak berjumpa Italia.

Trofi Henry Delauney yang akan diterima negara pemenang Euro
Inggris juga mampu tampil cukup konsisten dan efektif. Inggris tahu kapan harus lebih agresif menyerang dan kapan harus lebih bersabar menunggu kesempatan. Hal itu ditunjukkan pada laga melawan Jerman di perdelapan final lalu. Di laga tersebut, Inggris memang kalah dalam penguasaan bola dan jumlah tendangan ke gawang. Namun, Inggris mampu unggul dalam jumlah tendangan tepat sasaran dan mampu mencetak dua gol ke gawang Jerman.

Italia vs Inggris di final Euro 2020
Inggris juga solid dalam bertahan yang dibuktikan dengan baru satu gol saja yang bersarang ke gawang mereka, itupun baru pada semifinal lalu gawang Inggris mampu dijebol oleh lawan. Sepertinya pelatih Inggris, Gareth Southgate, menanamkan filosofi ke para pemainnya untuk memperkuat lini pertahanan dulu baru memikirkan mencetak gol, cuma bisa mencetak satu gol pun tak masalah, selama gawang tetap steril.

Pemain Denmark, Mikkel Damsgaard, mencetak satu-satunya gol ke gawang Inggris
di Euro 2020 di semifinal lalu
Sekarang balik lagi ke pertanyaan awal, mampukah Italia juara Euro 2020 ? Jika melihat penampilan Italia sejauh ini, statistik menawan yang mereka catatkan, serta lawan-lawan yang telah mereka singkirkan di babak sebelumnya, Italia layak untuk sedikit lebih diunggulkan untuk meraih gelar Euro kedua mereka.
Ada satu faktor lagi yang membuat Italia bisa lebih dijagokan untuk meraih gelar Euro 2020 yaitu panjangnya catatan tak terkalahkan yang mereka miliki. Jumlah catatan tak terkalahkan Italia hanya kalah dari Brazil dan Spanyol. Brazil dan Spanyol sama-sama mencatatkan 35 pertandingan tanpa tersentuh kekalahan.
Brazil mampu melakukannya dalam rentang waktu 1993-1996. Dalam rentang tersebut, Brazil mampu meraih gelar Piala Dunia 1994. Sementara Spanyol melakukannya dalam rentang 2007-2009 dengan hasil gelar Euro 2008. Jika mengacu pada capaian kedua negara tersebut, Italia harusnya berpeluang besar untuk meraih gelar Euro 2020.
Satu tantangan paling penting yang harus mampu diatasi oleh Italia jika mereka benar-benar ingin meraih gelar Euro kedua mereka adalah mengatasi tekanan suporter Inggris yang tentu akan mereka hadapi sepanjang laga final nanti. Italia sudah pernah dua kali tampil di Stadion Wembley selama Euro 2020.
Italia juga harus mampu tampil lebih efektif dibanding Inggris yang tampaknya juga berambisi meraih gelar internasional perdana mereka setelah raihan gelar Piala Dunia 1966 di negeri sendiri. Italia harus mampu menemukan kelemahan di lini pertahanan Inggris dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk mencetak gol. Jika mampu mengatasi dan melakukan itu semua, Italia harusnya mampu meraih gelar Euro kedua mereka. Tidak mudah memang, tapi semua itu masih mungkin.
Jadi itulah ulasan ane mengenai peluang Italia juara Euro 2020. Jika ada pendapat lain atau ada sesuatu yang ingin ditambahkan, silakan tinggalkan komentar. Sekian dan semoga bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Spoiler for Referensi:
Spoiler for Foto:
Diubah oleh peteradis 09-07-2021 14:19


cawax memberi reputasi
1
458
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan