- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Inspirasi dari Pemilik Warteg, Bagikan Nasi Bungkus Gratis untuk Isoman


TS
Kokonata
Inspirasi dari Pemilik Warteg, Bagikan Nasi Bungkus Gratis untuk Isoman

Kasus infeksi Covid-19 meningkat pesan di pertengahan tahun 2021. Sebagian orang yang positif Covid-19 namun tidak mengalami gejala berat memilih isolasi mandiri (isoman) saja di rumah. Hanya saja kendala isoman adalah penyediaan makanan dan minuman.
Kendala Isoman
Pelaku isoman idealnya di rumah saja agar tidak menularkan Covid-19. Pasokan kebutuhan makanan dan minuman dari luar rumah tanpa interaksi langsung. Misalnya memanfaatkan layanan pesan antar makanan.
Cara lainnya, warga yang sehat berinisiatif membantu tetangganya pelaku isoman. Mereka menyediakan makanan dan minuman siap konsumsi atau bahan makanan untuk pelaku isoman. Usaha tolong menolong ini biasanya terjadi di kompleks perumahan.
Usaha membantu pelaku isoman ini jarang ada di pemukiman terbuka semisal area kos-kosan. Satu kendalanya, sesama kurang saling mengenal. Penghuni kos-kosan karyawan sibuk bekerja sehingga kurang sosialisa dengan tetangganya.
Nasi Warteg Gratis
Inisiatif Joshua Nade, pemilik satu warteg di Malang, Jawa timur ini dapat menjadi solusi bagi pelaku isoman. Nade membagikan nasi bungkus kepada warga yang melakukan isoman. Nasi bungkus dan ongkirnya gratis.
Berdasarkan reportase Kumparan (8/7/2021), menu nasi bungkus dari Nade biasanya lauk ayam dan olahan sayur. Sebanyak 11 keluarga dari Kota Malang dan Kabupaten Malang telah mendapat bantuan dari Nade.
Nade menggunakan biaya dari kantungnya sendiri. Dia membagikan inisatifnya itu ke media sosial. Sebagian teman dan warganet tersentuh dengan kepedulian Nade tersebut. Sumbangan pun mengalir untuk menyokong bantuan nasi bungkus.
Nade melaporkan sumbangan yang masuk melalui akun Twitter @joshuanade. Besaran sumbangan bervariasi. Mulai dari Rp50.000 sampai ratusan ribu. Luasnya jangkauan medsos inilah yang mungkin membuat beberapa orang di Jakarta juga meminta bantuan nasi dari Nade.
Uang sumbangan untuk membeli obat-obatan, vitamin dan berbagai keperluan isoman lainnya. Misalnya susu bayi dan popok. Untuk makanan, Nade tetap menggunakan uangnya sendiri.



Bisa Ditiru
Rumah makan semacam warteg bertebaran di setiap kecamatan kota-kota Indonesia. Apabila tiap kecamatan memiliki gerakan nasi bungkus gratis untuk pelau isoman, tentu akan sangat meringankan beban pelaku isoman.
Tidak semua pelaku isoman karyawan yang memiliki penghasilan tetap tiap bulan. Sebagian mereka adalah buruh harian, pedagang, atau pekerja lepas yang tidak mendapat penghasilan selama isoman di rumah saja.
Kita tidak bisa selalu mengharapkan uluran tangan dari pemerintah. Kerja sama dengan pelaku bisnis, terutama pemilik usaha rumah makan lebih masuk akal. Jadi semacam CSR, meskipun levelnya kecil-kecilan. Kalau bukan kita sendiri yang memberdayakan diri, siapa lagi, kan ya?


Kesalahan Makan Nasi yang Bikin Badan Malah Tambah Gemuk di Masa Pandemi

Selebritas Sewa Bioskop dan Semua Kamar Hotel Saat Pandemi, Jiwa MissQueen-mu Gimana?







cheria021 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan