Hidup dalam kesibukan adalah kebahagian setiap manusia, ditambah lagi sibuk dan produktif adalah pencapaian yang luar biasa. dalam siklus kehidupan manusia punya masa ambang batas kerja secara produktif.

Pensiun adalah waktu seseorang istirahat kerja dan menikmati hasilnya, namun pada kenyataannya menjadi sebuah bencana bagi sebagian orang tua, ada masa senangnya namun hanya beberapa hari lalu kemudian kejiawaannya terganggu kemudian kesehatannya terganggu kemudian ingatannya terganggu, dan kemudian kembali memasuki siklus seperti anak kecil yang maunya dimanja, dilayani, diperhatikan dan benar benar lemah minta disuapi minta diceboki minta ini dan itu.

Para mantan pekerja keras yang belum menyiapkan kesibukan pengganti akan membuat pola hidupnya berantakan, semisal bekerja di militer lapangan yang menuntut fisik prima, komunikasi tinggi, dan mobilitas yang sangat sibuk dan ketika pensiun jadi sakit sakitan, semangat menurun, terkadang berhalusinasi, emosinyanya labil bisa diprakirakan ini tidak menyiapkan kesibukan paska pensiun.

Para pekerja kasar dan keras lapangan (misalnya tukang becak, kuli bangunan, kuli proyek, atlit olah raga yang tiba-tiba pensiun karena kecelakaan, cidera fatal, ataupun  "niat baik" (yang sebenarnya salah) sang anak yang memaksa orang tuanya berhenti bekerja tanpa mengganti dengan aktifitas lainnya atas nama kasihan, atas nama berbakti. karena hal ini akan membuat hilangnya kuah kehidupan yang lezat.

Post Power Syndrome sebagian diatasi dengan memasukkan seseorang ke panti jompo bukan panti jomblo ya (namun sebenarnya tidak dibenarkan jika itu orang tua sendiri). Sebagian orang ada yang mulai masuk oraganisasi pergerakan masyarakat seperti menjadi relawan, masuk dalam kegiatan sosial lainnya, ada juga yang merintis bisnis hanya untuk sekedar cari kesibukkan syukur2 menghasilkan untung banyak.

Hal ini jarang terjadi kepada para wirausahawan, relawan sejati, para guru yang terus menyalurkan kemampuannya meski tidak lagi di sekolahan. Masa menggur untuk orang tua itu sangatlah menyakitkan, kesepian dan dingin. apalagi tidak ada anak-anak di dekatnya di masa senja yang sudah sibuk dengan keluarganya masing-masing.



masa post power syndrom sangat rawan dengan informasi hoax yang mana jiwa masih mempunyai jiwa jiwa hero wannabe. Oleh karena itu sebagai para Jong Endonesyah memberikan space pengertian dan bisa bertindak lebih bijak sana kepada para orang tua yang dahulu telah bekerja dan bersusah payah merawatmu hingga engkau bisa berkeluarga dengan hangatnya keharmonisan.