Kaskus

News

LordFaries4.0Avatar border
TS
LordFaries4.0
Qasem Soleimani, The Shadow Commander
Qasem Soleimani, The Shadow Commander
Mayor Jenderal Qasem Soleimani atau Ghasem Soleimani (11 Maret 1957 – 3 Januari 2020 bahasa Persia: قاسم سلیمانی) merupakan perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dan sejak tahun 1998 menjadi komandan dari Pasukan Quds—sebuah divisi yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial dari Iran.

Ia adalah seorang veteran perang Iran–Irak, dan telah aktif dalam berbagai konflik Timur Tengah, terutama di Irak dan Syam. Metode yang ia gunakan merupakan gabungan antara intervensi militer dengan penanaman ideologi dan strategi diplomasi yang keras kepala. Pasukan Quds telah lama memberikan bantuan militer untuk Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Wilayah Palestina.

Soleimani selalu memiliki pengaruh politik dan militer di Irak melalui partai politik Syiah dan Kurdi, yang memberontak terhadap Saddam pada Pemberontakan Irak 1991. Iran telah mempersenjatai dan membantu pemberontak melawan Saddam. Pada tahun 2012, Soleimani membantu pemerintah Suriah, sekutu penting Iran, selama Perang Saudara Suriah. Soleimani juga ikut membantu komando gabungan pemerintah Irak dan pasukan milisi Syiah melawan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) di 2014-2015.

Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis tewas dalam serangan udara AS pada 3 Januari 2020 di dekat Bandar Udara Internasional Bagdad. Serangan udara tersebut merupakan balasan terhadap penyerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bagdad yang diduga dilakukan oleh milisi yang didukung Iran. Kematiannya dikonfirmasi oleh pejabat tinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat.


Moment Iranian general Qasem Soleimani is ‘torn to shreds’ by US Reaper drone

Soleimani lahir di desa Qanat-e Malek, Provinsi Kerman, dari keluarga petani miskin. Ketika ia masih muda, ia pindah ke Kota Kerman dan bekerja pada proyek konstruksi untuk membantu membayar utang ayahnya. Pada tahun 1975, ia bekerja sebagai kontraktor di Perusahaan Air Kerman. Ketika ia sedang tidak bekerja, ia menghabiskan waktunya mengangkat beban di gimnasium dan mengikuti khutbah yang disampaikan oleh Hojjat Kamyab – anak didik dari Ayatollah Khomeini.

Soleimani bergabung dengan Pengawal Revoluis (IRGC) pada tahun 1979 setelah Revolusi Iran. Dikabarkan walau ia menjalani pelatihan yang sangat minim, ia naik pangkat dengan cepat. Di awal kariernya sebagai seorang pengawal, ia ditempatkan di barat laut Iran, dan ikut serta dalam penanganan pemberontakan separatis Kurdi di Provinsi Azerbaijan Barat.

Pada tanggal 22 September 1980, ketika Saddam Hussein meluncurkan invasi ke Iran, menyebabkan Perang Iran–Irak (1980-1988), Soleimani terjun ke medan perang sebagai pemimpin kompi militer, yang terdiri dari lelaki dari Kerman yang ia kumpulkan dan latih secara pribadi. Dia menjadi terkenal dengan cepat karena keberaniannya, dan naik pangkat karena perannya dalam operasi merebut kembali wilayah yang sempat diduduki Irak, yang akhirnya membuat ia menjadi komandan Divisi Sarallah 41 saat masih berusia 20-an, yang ikut serta dalam sebagian besar operasi. Ia sering ditempatkan di front selatan.

Tanggal pelantikannya sebagai Komandan Pasukan Quds tidak diketahui secara pasti, tetapi Ali Alfoneh memperkirakan antara 10 September 1997 dan 21 Maret 1998. Ia dianggap sebagai calon penerus dari Panglima IRGC, ketika Jenderal Yahya Rahim Safavi melepaskan jabatannya pada tahun 2007. Pada tahun 2008, ia memimpin sebuah kelompok yang menyelidiki kematian Imad Mughniyah. Soleimani membantu mengatur gencatan senjata antara Tentara Irak dan Tentara Mahdi di bulan Maret 2008.

Qasem Soleimani, The Shadow Commander

Soleimani digambarkan sebagai "perwira yang paling berpengaruh di Timur Tengah saat ini" dan ahli strategi dan taktik militer pada upaya Iran memerangi pengaruh Barat dan memperluas ekspansi Syiah dan pengaruh Iran di seluruh Timur Tengah. Di Irak, sebagai komandan Pasukan Quds, dia diyakini telah mempengaruhi organisasi di pemerintahan Irak, terutama mendukung Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki. Soleimani bahkan digambarkan sebagai "Erwin Rommel-nya Iran".

Menurut beberapa sumber, Soleimani adalah pemimpin utama dan sosok dibalik sayap militer partai Syiah Lebanon Hizbullah sejak pelantikannya sebagai Komandan Pasukan Quds pada tahun 1998.


Perang Saudara Suriah
Qasem Soleimani, The Shadow Commander
Peta Al-Qusayr dan sekitarnya. Penyerangan Al-Qusayr diduga didalangi oleh Soleimani

Menurut beberapa sumber, termasuk Riad Hijab, mantan Perdana Menteri Suriah yang membelot pada Agustus 2012, Soleimani merupakan salah satu pendukung utama dari Bashar al-Assad selama Perang Saudara Suriah. Pada akhir paruh 2012, Soleimani mengatur penuh campur tangan Iran dalam Perang Saudara Suriah, ketika Iran memandang pemerintah Assad kurang mampu untuk melawan oposisi, dan dampaknya terhadap Iran jika pemerintah Suriah jatuh. Ia dilaporkan mengkoordinasikan jalannya perang dengan komandan Hizbullah Lebanon dan milisi Syiah Irak dari markas di Damaskus, selain perwira Suriah dan Iran. Brigadir Jenderal Hossein Hamadani, mantan wakil komandan Basij turut membantu untuk mengerahkan milisi yang Soleimani harapkan untuk terus berjuang jika Assad jatuh. Di bawah Soleimani, "serangan menjadi terkoordinasi, milisi lebih terlatih, dan mengatur sistem untuk memantau komunikasi pemberontak".

Soleimani telah diakui memberikan strategi yang membantu Presiden Bashar al-Assad dalam melawan pasukan pemberontak dan merebut kembali beberapa kota. Rincian keterlibatannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi banyak dilakukan pelatihan milisi dan koordinasi untuk serangan militer hingga penampakan pesawat tanpa awak Iran di Suriah, menunjukkan bahwa Pasukan Quds sangat terlibat dalam perang saudara. Dalam kunjungan ke ibu kota Lebanon, Beirut, pada 29 Januari 2015, Soleimani berziarah ke makam anggota Hizbullah yang tewas, termasuk Emad Mughniyah, putra dari almarhum panglima Hizbullah Imad Mughniyah yang makin memperkuat kemungkinan tentang peranannya dalam aksi militer Hizbullah di Israel.

Pada bulan Oktober 2015, dilaporkan bahwa ia telah berperan dalam merancang serangan Rusia-Iran-Suriah selama kunjungannya ke Moskwa di Juli 2015.


Perang Melawan ISIS di Irak
Qasem Soleimani, The Shadow Commander
Pronvinsi Saladin di Irak di mana Qasem Soleimani terlibat dalam menyelesaikan Pengepungan Amirli oleh ISIS

Qasem Soleimani berada di kota Amerli, Irak, untuk bekerja dengan pasukan Irak melawan militan ISIS. Menurut Los Angeles Times, Amerli adalah kota pertama berhasil menahan invasi ISIS berkat "kerjasama tentara Irak dan Kurdi, milisi Syiah yang didukung Iran dan pesawat tempur AS".

Qasem Soleimani, The Shadow Commander
Soleimani juga terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi untuk membebaskan Tikrit

Soleimani memainkan peran penting dalam operasi untuk merebut kembali kota Tikrit di Irak dari ISIS. Kota Tikrit terletak di tepi kiri sungai Tigris dan merupakan kota terbesar dan utama di antara Bagdad dan Mosul, sehingga sangat strategis. Kota ini jatuh ke tangan ISIS pada tahun 2014. Setelah persiapan dan pengumpulan informasi selama beberapa bulan, penyerangan untuk mengepung dan merebut Tikrit diluncurkan pada awal Maret 2015. Serangan itu adalah yang operasi militer terbesar di wilayah Salahuddin sejak musim panas lalu, ketika pejuang ISIS membunuh ratusan tentara Irak yang meninggalkan pangkalan militer mereka di Kamp Speicher di luar Tikrit. Operasi gagal, dan baru berhasil setelah permintaan serangan udara Amerika Serikat. Rekam jejak militer Soleimani memburuk setelah kegagalannya di Tikrit dan Suriah.

Menurut sumber dari negara Barat, kepribadian Qasem Soleimani mirip dengan karakter fiksi Karla, Keyser Söze, dan Scarlet Pimpernel. Dia disebut-sebut memiliki pembawaan yang tenang, "menarik perhatian dan jarang menaikkan suaranya", menunjukkan "karisma bersahaja".

Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Information and Public Opinion Solutions LLC (iPOS) pada Maret 2016, Soleimani disukai 38% responden dan 11% tidak menyukai, sementara 45% tidak tahu dia.

Qasem Soleimani, The Shadow Commander

Soleimani tewas pada 3 Januari 2020 akibat serangan rudal yang menyerang rombongan dirinya di Bandara Bagdad. Tubuhnya berhasil diidentifikasi dari cincin yang ia gunakan, sedangkan tes DNA masih menunggu hasil. Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa serangan tersebut dilakukan atas arahan dari Presiden Donald Trump.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Qasem_Soleimani

0
689
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan