- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ramai Oksigen untuk Proyek GOR Manahan, Ini Beda Oksigen Medis dan Industri


TS
paklaporpak
Ramai Oksigen untuk Proyek GOR Manahan, Ini Beda Oksigen Medis dan Industri
Sleman - Pemkot Solo mengajukan permintaan pasokan oksigen kepada PT Samator Gas Industri untuk penyelesaian proyek GOR Manahan. Padahal saat ini fasilitas kesehatan butuh banyak suplai oksigen untuk menangani pasien Corona. Lalu apa bedanya oksigen untuk industri dengan medis?
Dosen Teknik Mesin Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) Jayan Sentanu menjelaskan pada dasarnya, oksigen yang digunakan untuk medis maupun industri sama. Hanya saja ada perbedaan dalam hal pembuatan oksigen itu.
"Kalau oksigennya sama, cuma proses untuk membuatnya itu yang membedakan. Jadi kalau proses untuk industri, utamanya di kompresornya itu kalau industri bisa pakai kompresornya dengan oli tapi di medis harus oil free. Jadi kompresornya beda," kata Jayan saat dihubungi wartawan, Selasa (6/7/2021).
Jayan menyebut kompresor pada oksigen medis harus bebas oli. Sementara untuk industri bisa menggunakan kompresor dengan minyak pelumas.
"Kompresor itu kan ada minyak pelumasnya, biasanya ada yang menggunakan oli ada yang tidak menggunakan oli. Nah kompresor yang tidak menggunakan oli atau oil free tadi mahal, makanya oksigen medis jatuhnya lebih mahal," urainya.
"Perbedaan dasarnya di situ. Pertama proses membuatnya. Kalau medis harus oil free, kalau di industri boleh pakai kompresor yang dengan oil dengan minyak pelumas," jelasnya.
Harga Oksigen Medis Lebih Mahal Ketimbang Industri
Lebih lanjut, Jayan mengatakan oksigen medis bisa digunakan untuk industri. Walaupun harganya akan jauh lebih mahal.
"Makanya kalau oksigen medis dipakai untuk industri bisa tapi ya harganya mahal. Kalau industri dipakai untuk medis nggak bisa karena kandungan oli di oksigennya pasti ada, yang itu tidak boleh dihirup oleh manusia," katanya.
Selain dari kompresor, perbedaan lainnya yakni dari salurannya. Untuk oksigen medis, kata Jayan, harus terbuat dari bahan bebas karat.
"Kalau di medis saluran yang digunakan harus yang tidak boleh berkarat, misalkan dari stainless. Kalau di industri bisa lebih bebas," tuturnya.
"Karena di industri kalau (di saluran) ada karat sedikit tidak masalah, ada oli sedikit tidak masalah. Kalau di medis tidak boleh ada pelumas, tidak boleh dilewati bahan yang berkarat," tambahnya.
Meski begitu, dalam kondisi darurat, menurutnya oksigen industri bisa digunakan untuk medis. Namun harus melalui izin dari pihak kesehatan dan melalui tahapan tertentu.
"In case emergency, atas seizin pihak berwenang kesehatan, mungkin oksigen industri bisa dipakai untuk medis," sebutnya.
Jayan menyebut, secara teknis untuk mengubah oksigen industri ke medis harus mengubah komponen alatnya. Sehingga oksigen yang dihasilkan sesuai standar medis.
"Saya pikir bukan hanya kompresornya saja, saluran-salurannya juga harus diganti. Jadi mengubah pabrik oksigen dari industrial ke medical itu ujung-ujungnya sama dengan membuat baru biayanya, karena biaya terbesar di kompresor," pungkasnya.
https://news.detik.com/berita-jawa-t...s-dan-industri
Dosen Teknik Mesin Industri Universitas Gadjah Mada (UGM) Jayan Sentanu menjelaskan pada dasarnya, oksigen yang digunakan untuk medis maupun industri sama. Hanya saja ada perbedaan dalam hal pembuatan oksigen itu.
"Kalau oksigennya sama, cuma proses untuk membuatnya itu yang membedakan. Jadi kalau proses untuk industri, utamanya di kompresornya itu kalau industri bisa pakai kompresornya dengan oli tapi di medis harus oil free. Jadi kompresornya beda," kata Jayan saat dihubungi wartawan, Selasa (6/7/2021).
Jayan menyebut kompresor pada oksigen medis harus bebas oli. Sementara untuk industri bisa menggunakan kompresor dengan minyak pelumas.
"Kompresor itu kan ada minyak pelumasnya, biasanya ada yang menggunakan oli ada yang tidak menggunakan oli. Nah kompresor yang tidak menggunakan oli atau oil free tadi mahal, makanya oksigen medis jatuhnya lebih mahal," urainya.
"Perbedaan dasarnya di situ. Pertama proses membuatnya. Kalau medis harus oil free, kalau di industri boleh pakai kompresor yang dengan oil dengan minyak pelumas," jelasnya.
Harga Oksigen Medis Lebih Mahal Ketimbang Industri
Lebih lanjut, Jayan mengatakan oksigen medis bisa digunakan untuk industri. Walaupun harganya akan jauh lebih mahal.
"Makanya kalau oksigen medis dipakai untuk industri bisa tapi ya harganya mahal. Kalau industri dipakai untuk medis nggak bisa karena kandungan oli di oksigennya pasti ada, yang itu tidak boleh dihirup oleh manusia," katanya.
Selain dari kompresor, perbedaan lainnya yakni dari salurannya. Untuk oksigen medis, kata Jayan, harus terbuat dari bahan bebas karat.
"Kalau di medis saluran yang digunakan harus yang tidak boleh berkarat, misalkan dari stainless. Kalau di industri bisa lebih bebas," tuturnya.
"Karena di industri kalau (di saluran) ada karat sedikit tidak masalah, ada oli sedikit tidak masalah. Kalau di medis tidak boleh ada pelumas, tidak boleh dilewati bahan yang berkarat," tambahnya.
Meski begitu, dalam kondisi darurat, menurutnya oksigen industri bisa digunakan untuk medis. Namun harus melalui izin dari pihak kesehatan dan melalui tahapan tertentu.
"In case emergency, atas seizin pihak berwenang kesehatan, mungkin oksigen industri bisa dipakai untuk medis," sebutnya.
Jayan menyebut, secara teknis untuk mengubah oksigen industri ke medis harus mengubah komponen alatnya. Sehingga oksigen yang dihasilkan sesuai standar medis.
"Saya pikir bukan hanya kompresornya saja, saluran-salurannya juga harus diganti. Jadi mengubah pabrik oksigen dari industrial ke medical itu ujung-ujungnya sama dengan membuat baru biayanya, karena biaya terbesar di kompresor," pungkasnya.
https://news.detik.com/berita-jawa-t...s-dan-industri
0
1.2K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan