- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kematian COVID-19 Anak RI Tertinggi Sedunia, IDAI Ungkap Penyebabnya


TS
Kuratif
Kematian COVID-19 Anak RI Tertinggi Sedunia, IDAI Ungkap Penyebabnya
Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia sempat menjadi yang paling tinggi sedunia. Di samping riwayat komorbid pada sebagian anak yang terinfeksi COVID-19, ditegaskan bahwa tingginya kasus kematian tersebut juga disebabkan keterlambatan testing pada anak.
"Testing ini tidak merata. Ketika testing tidak merata, pandemi ini tidak merata, pandemi ini tidak akan bisa kita selesaikan terutama anak jarang ditesting sehingga kasus anak ini yang yang terlambat karena telat ditesting," tegas Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (5/7/2021).
Dalam paparannya, berikut persentase kematian anak berdasarkan rentang usia:
0 - 28 hari : 16 persen
29 hari - 11 bulan 29 hari : 23 persen
1 tahun - 5 tahun 11 bulan 29 hari : 20 persen
6 tahun - 9 tahun 11 bulan 29 hari : 11 persen
10 tahun - 18 tahun : 30 persen
Menurut dr Aman, komorbiditas turut melatarbelakangi tingginya kasus kematian. Akan tetapi, faktor utama dinilainya adalah minimnya testing.
Pasalnya, sebelum ada pandemi COVID-19, angka kematian anak akibat komorbid tidak setinggi sekarang.
"Kita lihat ini data publikasi kita. Anak kita ini turunan komorbid. Ada yang obesitas, ada yang kelainan genetik, ada yang autoimun, dan lain-lain. Boleh dikatakan memang karena autoimun kena komorbid dan lain-lain. Tapi kan selama ini mereka tidak meninggal," tegasnya.
"Kami cukup kompeten. Kami banyak yang super spesialis, yang konsultan kami bisa merawat mereka semua. Tetapi ketika mereka telat terdeteksi COVID, ini kami tidak sempat bisa menolong. Tolong beri IDAI untuk bisa menolong mereka dengan apa? Testingnya diperbanyak," lanjut Aman.
https://health.detik.com/berita-deti...ap-penyebabnya
Dan, Nadiem Makarim maksa anak2 sekolah tatap muka....
Mau maki tapi ada UU ITE
https://nasional.tempo.co/read/14753...arus-tetap-ada
"Testing ini tidak merata. Ketika testing tidak merata, pandemi ini tidak merata, pandemi ini tidak akan bisa kita selesaikan terutama anak jarang ditesting sehingga kasus anak ini yang yang terlambat karena telat ditesting," tegas Ketua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (5/7/2021).
Dalam paparannya, berikut persentase kematian anak berdasarkan rentang usia:
0 - 28 hari : 16 persen
29 hari - 11 bulan 29 hari : 23 persen
1 tahun - 5 tahun 11 bulan 29 hari : 20 persen
6 tahun - 9 tahun 11 bulan 29 hari : 11 persen
10 tahun - 18 tahun : 30 persen
Menurut dr Aman, komorbiditas turut melatarbelakangi tingginya kasus kematian. Akan tetapi, faktor utama dinilainya adalah minimnya testing.
Pasalnya, sebelum ada pandemi COVID-19, angka kematian anak akibat komorbid tidak setinggi sekarang.
"Kita lihat ini data publikasi kita. Anak kita ini turunan komorbid. Ada yang obesitas, ada yang kelainan genetik, ada yang autoimun, dan lain-lain. Boleh dikatakan memang karena autoimun kena komorbid dan lain-lain. Tapi kan selama ini mereka tidak meninggal," tegasnya.
"Kami cukup kompeten. Kami banyak yang super spesialis, yang konsultan kami bisa merawat mereka semua. Tetapi ketika mereka telat terdeteksi COVID, ini kami tidak sempat bisa menolong. Tolong beri IDAI untuk bisa menolong mereka dengan apa? Testingnya diperbanyak," lanjut Aman.
https://health.detik.com/berita-deti...ap-penyebabnya
Dan, Nadiem Makarim maksa anak2 sekolah tatap muka....
Mau maki tapi ada UU ITE

https://nasional.tempo.co/read/14753...arus-tetap-ada




selldomba dan mbia memberi reputasi
2
1.3K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan