- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Misteri Ryugyong, Hotel Paling Sepi Tamu di Dunia


TS
volcom77
Misteri Ryugyong, Hotel Paling Sepi Tamu di Dunia
Minggu, 04/07/2021 | 11:01 wib
Penampakan bangunan Hotel Ryugyong di Pyongyang, Korea Utara. (AFP PHOTO/PEDRO UGARTE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hotel Ryugyong adalah bangunan paling ikonis di Korea Utara. Hotel ini dijuluki juga sebagai 'Hotel of Doom' karena dalam pembangunannya, hotel ini mendapat beragam hambatan atau 'malapetaka'.
Di balik bangunannya yang menjulang nan megah di tengah pusat kota negara paling tertutup di dunia, Hotel Ryugyong juga mendapat julukan sebagai hotel paling sepi di dunia.
Selama bertahun-tahun setelah hotel ini dibangun, tak ada tamu yang pernah bermalam di sana.
Hotel Ryugyong yang megah berada di ibukota Korea Utara, Pyongyang. Gedung pencakar langit super tinggi berbentuk piramida itu memiliki tinggi 330 meter dengan 105 lantai.
Hotel ini dirancang dengan sedikitnya 3.000 kamar dan lima restoran yang ruangannya dapat berputar untuk melihat pemandangan kota Pyongyang yang indah.
Lahir dari perang dingin
Dilansir dari CNN, Hotel Ryugyong lahir dari Perang Dingin antara Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat dan Korea Utara yang didukung Soviet.
Pembangunan hotel ini terpantik dari pembangunan Swissôtel The Stamford, hotel terbesar di dunia yang dibangun di Singapura pada 1980-an. Saat itu, Korea Selatan selatan ikut berpartisipasi dalam proses pembangunannya.
Selain itu, ibu kota Korea Selatan, Seoul juga tengah bersiap-siap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1988, dengan transisi negara ke demokrasi kapitalis.
Tak ingin kalah popularitas, negara yang kini dipimpin Kim Jong-un itu menyelenggarakan Festival Pemuda dan Pelajar Dunia 1989, semacam Olimpiade versi sosialis di Pyongyang.
Korut sekaligus berencana untuk membangun hotel besar demi mencuri rekor dunia sebagai hotel terbesar.
Pembangunan Hotel Ryugyong dimulai tahun 1987. Pemerintah Korut saat itu, Kim Il-sung, juga berambisi menjadikan Korut sebagai destinasi kasino terbesar di dunia.
Namun, beberapa tahun kemudian setelah Perang Dingin berakhir, blok Soviet runtuh. Hampir semua mitra dagang Soviet mengalami depresi ekonomi, termasuk Korut.
Tahun 1990 persaingan Korut dan Korsel semakin panas. Korut berada dalam posisi lemah setelah blok Soviet kalah di Perang Dingin. Imbasnya, fokus pembangunan Hotel Ryugyong terpecah dengan urgensi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Korut.
Tahun 1992 pembangunan hotel terpaksa dihentikan sementara. Keuangan Korut semakin kritis, Rusia juga tak bisa membantu pendanaannya. Namun, kerangka konstruksi sudah selesai meskipun bagian dalam hotel masih tak berbentuk. Bangunan itu juga menampakkan lubang-lubang tanpa jendela.
Halaman, 2
===========

Jakarta, CNN Indonesia -- Hotel Ryugyong adalah bangunan paling ikonis di Korea Utara. Hotel ini dijuluki juga sebagai 'Hotel of Doom' karena dalam pembangunannya, hotel ini mendapat beragam hambatan atau 'malapetaka'.
Di balik bangunannya yang menjulang nan megah di tengah pusat kota negara paling tertutup di dunia, Hotel Ryugyong juga mendapat julukan sebagai hotel paling sepi di dunia.
Selama bertahun-tahun setelah hotel ini dibangun, tak ada tamu yang pernah bermalam di sana.
Hotel Ryugyong yang megah berada di ibukota Korea Utara, Pyongyang. Gedung pencakar langit super tinggi berbentuk piramida itu memiliki tinggi 330 meter dengan 105 lantai.
Hotel ini dirancang dengan sedikitnya 3.000 kamar dan lima restoran yang ruangannya dapat berputar untuk melihat pemandangan kota Pyongyang yang indah.
Lahir dari perang dingin
Dilansir dari CNN, Hotel Ryugyong lahir dari Perang Dingin antara Korea Selatan yang didukung Amerika Serikat dan Korea Utara yang didukung Soviet.
Pembangunan hotel ini terpantik dari pembangunan Swissôtel The Stamford, hotel terbesar di dunia yang dibangun di Singapura pada 1980-an. Saat itu, Korea Selatan selatan ikut berpartisipasi dalam proses pembangunannya.
Selain itu, ibu kota Korea Selatan, Seoul juga tengah bersiap-siap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1988, dengan transisi negara ke demokrasi kapitalis.
Quote:
Tak ingin kalah popularitas, negara yang kini dipimpin Kim Jong-un itu menyelenggarakan Festival Pemuda dan Pelajar Dunia 1989, semacam Olimpiade versi sosialis di Pyongyang.
Korut sekaligus berencana untuk membangun hotel besar demi mencuri rekor dunia sebagai hotel terbesar.
Pembangunan Hotel Ryugyong dimulai tahun 1987. Pemerintah Korut saat itu, Kim Il-sung, juga berambisi menjadikan Korut sebagai destinasi kasino terbesar di dunia.
Namun, beberapa tahun kemudian setelah Perang Dingin berakhir, blok Soviet runtuh. Hampir semua mitra dagang Soviet mengalami depresi ekonomi, termasuk Korut.
Tahun 1990 persaingan Korut dan Korsel semakin panas. Korut berada dalam posisi lemah setelah blok Soviet kalah di Perang Dingin. Imbasnya, fokus pembangunan Hotel Ryugyong terpecah dengan urgensi memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Korut.
Tahun 1992 pembangunan hotel terpaksa dihentikan sementara. Keuangan Korut semakin kritis, Rusia juga tak bisa membantu pendanaannya. Namun, kerangka konstruksi sudah selesai meskipun bagian dalam hotel masih tak berbentuk. Bangunan itu juga menampakkan lubang-lubang tanpa jendela.
Halaman, 2
===========






volcom86 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
825
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan