Kaskus

Entertainment

Rebek22Avatar border
TS
Rebek22
Membuat Trend Atau Mengikuti Trend?
Membuat Trend Atau Mengikuti Trend?

Trend merupakan salah satu komponen eksternal yang mampu mempengaruhi kelangsungan suatu usaha. Masuk dan mengikuti alur sebuah trend berpotensi membuat suatu bisnis meroket hingga dengan cepat mampu untuk meraih puncak. Namun ketika alur trend yang membawa bisnis tadi mulai surut, maka potensi untuk usaha itu jatuh bahkan hancur lebur hingga bangkrut pun juga besar.

Kita ambil contoh, beberapa tahun lalu, terjadi uforia produk khas Malaysia yaitu es kepala milo. Ke sudut manapun kita menoleh gerai es kepal milo dapat kita jumpai, produk tersebut juga menjadi perbincangan di mana-mana, bahkan para pelaku usaha berbondong-bondong mengubah produk usahanya menjadi es serut yang di siram oleh susu milo itu karena menganggap produk tersebut berpotensi memberi keuntungan yang luar biasa besar.

Saya sempat merasa bingung, mengapa es kepal milo itu bisa se- booming itu? Padahal, menurut saya pribadi es kepala milo itu sendiri tidak berbeda jauh dengan dengan es serut yang dulu sering di konsumsi saat kecil hanya saja dulu es tersebut bukan di siram milo melainkan sirup.

Membuat Trend Atau Mengikuti Trend?


Banyak buku yang saya baca, banyak orang yang saya tanya hingga pada akhirnya saya paham akan satu hal " Ini lah kekuatan trend " Sebuah arus yang mampu membawa banyak orang untuk menyukai bahkan memuja sesuatu.

Kebanyakan orang membeli es tersebut bukan karena suka, melainkan karena penasaran dengan jajanan khas malaysia yang sedang di angkat oleh trend itu. Setelah membeli rasa penasaran pun akan sirnah, dan mungkin si pembeli akan sadar jika apa yang tengah booming itu tidak jauh berbeda dengan es serut yang dulu sering di beli saat kecil, potensi berubahnya pembeli tersebut menjadi customer ( melakukan pembelian ulang) akan hilang.

Perlahan namun pasti, banyak rasa penasaran yang pada akhirnya sirnah, namun hanya sedikit orang yang cocok dan mau membelikan pembelian berulang karena sekali lagi tidak ada yang istimewa dalam es teh sebut hingga pada akhirnya trend pun mulai berpindah dan membuat es kepal milo jatuh setelah di bawa meroket selama beberapa bulan. Sekarang bisa kita lihat, hanya segelintir orang yang masih menyajikan menu tersebut.

Kembali ke pembahasan awal, setelah membaca argumen di atas mungkin akan ada pertanyaan seperti ini di dalam benak anda, " Apa kah salah jika kita mengikuti trend ketika berbisnis? " Jawabannya mungkin bervariasi namun menurut saya jawabannya adalah tidak, tidak ada salahnya memanfaatkan angin trend untuk membuat kapal bisnis anda berlayar jauh lebih cepat, namun anda juga harus siap bertahan ketika angin itu berhenti dan membuat Anda terdampar di tengah lautan.

Langkah yang harus di ambil ketika trend yang membawa anda surut adalah tetap konsisten. Maksudnya apa? Simpel saja, tetap melaju dengan produk yang pernah di angkat oleh trend tersebut. Uforia memang telah usai, namun tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang benar-benar menyukai produk anda, bukan karena mengikuti trend semata. Nyatanya kita masih bisa menemukan es kepal milo di beberapa tempat walaupun produk tersebut tidak lah menjadi menu utama, artinya produk tersebut masih ada yang meminati walaupun tidak sebanyak dulu.

Bagi saya ketika hendak memilih produk utama dalam bisnis, ada tiga macam pilihan yang bisa di ambil. Pertama mengikuti trend, kedua membuat trend, lalu yang terakhir tidak terpengaruh trend. Mengikuti trend penjabarannya seperti yang ada di atas. Sekedar tambahan, ada dua jenis usaha yang produknya mengikuti trend. Pertama sama seperti yang di jabarkan dia atas sebut saja yang itu sebagai type konsisten. Kedua adalah usaha yang memanfaatkan momentum trend, ketika suatu produk masih di bawa oleh sebuah trend, maka kemungkinan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda akan sangat besar, sehingga setelah trend tersebut surut akan muncul modal sisa untuk memilih produk utama baru yang sedang di angkat trend, dan begitu seteruanya, maka sebut saja yang kedua ini sebagai type momentum.

Lompat dari satu trend ke trend lainnya dengan memanfaatkan keuntungan sisa setelah sebuah produk booming. Type kedua memang terdengar lebih fleksibel, namun ada yang perlu kita ingat, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Akan ada saat di mana type kedua ini tergelincir, selain itu usahanya jadi seperti tidak memiliki identitas sehingga memiliki potensi ambruk yang besar.

Lalu ada usaha yang membuat suatu produk menjadi trend, atau mudahnya kita sebut sebagai pelopor. Membuat sesuatu yang baru kemudian mengenalkannya ke pasar jelas memiliki resiko yang amat besar, bagaimanapun manusia adalah mahluk yang menganggap hal baru sebagai sesuatu yang aneh. Usaha yang ingin menjadi pelopor biasanya akan mengalami keterpurukan di awal, mental seorang pembisnis akan benar-benar di uji karena harus benar-benar memulai dari nol.

Kita ambil contoh salah satu merk terkenal yaitu aqua, pelopor air minum kemasan yang sekarang brandnya sudah begitu melekat di benak masyarakat Indonesia. Air minum kemasan sekarang merupakan produk yang lumrah, bagaimanapun kita mengkonsumsinya setiap hari karena kualitas air PAM sudah kurang baik untuk di minum, sementara merebus air tanah untuk nantinya di minum sudah tidak praktis lagilagi dan kualitasnya sudah menurun karena pencemaran.

Tapi bagaimana dengan beberapa dekade yang lalu ketika daerah resapan air masih dapat di temui, polusi dan pencemaran belum menggila, serta kualitas air tanah masih baik? Apakah ada yang mau membeli air minum kemasan, sementara air untuk di konsumsi masih bisa di dapat secara gratis?

Butuh usaha yang luar biasa keras untuk membuat produk aqua itu pada akhirnya di Terima oleh masyarakat. Sekarang brand aqua sudah memiliki positioning tersendiri di dalam benak setiap orang, sampai-sampai kita menyebut setiap air minum kemasan sebagai aqua, padahal yang kita beli brand lain. Resiko gagalnya usaha yang membuat trend itu sendiri sangat besar, maka dari itu jarang ada orang yang mau memilih usaha jenis ini, namun jika seseorang berani membuat trend, konsisten menjalaninya (bisnisnya tidak berubah-ubah) dan terus mensiasati pasar, maka kemungkinan besar keuntungan yang sama besarnya dengan resiko akan dapat di raih.

Lalu yang terakhir, produk yang tidak terpengaruh oleh trend. Jenis ini adalah sesuatu yang paling banyak di pilih orang, contohnya apa? Nasi goreng, makanan Korea sedang trend nasi goreng tetap stabil, makanan Jepang lagi trend nasi goreng juga tetap stabil, ketika makanan cina dan Jepang sudah tidak trend nasi goreng tetap stabil ( malah jadi pilihan manusia-manusia yang termakan trend. back to food from our country bro)

Sekian, bukan bermaksud menggurui, namun semoga mampu memberi inspirasi...









0
531
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan