- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Berita Olahraga
Strategi dan Toleransi Dibalik ‘Generasi Emas’ Belgia
TS
andri2302
Strategi dan Toleransi Dibalik ‘Generasi Emas’ Belgia
Sumber : Asiannews.in
Quote:
Hampir satu dekade berlalu dan tim nasional Belgia memunculkan talenta-talenta hebat di dunia sepak bola secara konsisten seperti Vincent Kompany, Eden Hazard, Kevin De Bruyne dan masih banyak lagi.
Karena itu, banyak kalangan yang menyebut Belgia sedang dalam ‘generasi emas’. Hal tersebut mirip dengan apa yang pernah terjadi di tim nasional Inggris era 2000an ketika memiliki banyak bintang kelas dunia seperti John Terry, Rio Ferdinand, Frank Lampard, Steven Gerrard hingga David Beckham. Sebenarnya, banyaknya talenta sepak bola di Belgia jauh dari kata beruntung, karena melalui proses sistematis dan panjang.
Pada tahun 2000, Belgia dan Belanda menjadi tuan rumah Euro. Saat itu, Belgia hanya mampu mencetak satu kemenangan dan tersingkir di babak grup. Dilansir dari berbagai sumber, Romelu Lukaku mengungkapkan bahwa setelah kegagalan itu, Belgia berbenah secara masif di bidang sepak bola.
Dia menjabarkan bahwa saking seriusnya, Belgia membuat program dimana anak-anak bisa sekolah sambil latihan sepak bola kapan pun. Bahkan dalam pengakuannya, Lukaku sampai dibelikan apartemen dan kebutuhan hidupnya dipenuhi di kota Brussels agar bisa fokus menempa ilmu di klub Anderlecht.
Sumber : AsiaTimes of India
Quote:
Melalui program tersebut, hasilnya mulai terlihat di Olimpiade 2008 yang digelar di Beijing, Tiongkok. Para pemain seperti Vincent Kompany, Marouane Fellaini, Thomas Vermalen, Jan Vertonghen hingga Moussa Dembele muncul dan membawa Belgia finish di peringkat empat. Penampilan impresif Belgia berlanjut di Piala Dunia 2014 karena mencapai babak delapan besar berkat dukungan lebih banyak talenta yang muncul dan bermain di klub-klub top Eropa. Sejak saat itu, Belgia selalu menjadi unggulan untuk berbagai turnamen internasional seperti Euro dan Piala Dunia.
Menariknya, ‘generasi emas’ Belgia tidak hanya kaya secara materi pemain, namun juga diversity atau keberagaman. Masyarakat Belgia memang dikenal multi-kultural, misalnya masyarakat di bagian utara pada umumnya menggunakan bahasa Belanda, sedangkan di selatan menggunakan bahasa Perancis. Uniknya, asosiasi sepak bola Belgia menggunakan nama resmi berbahasa Inggris yaitu Royal Belgian Football Association. Konon katanya hal itu dipilih karena Belgia tidak memiliki identitas tunggal, sehingga membranding diri sebagai tim universal.
Penampilan Belgia di atas lapangan pun brilian karena ada kekompakan dan semangat persatuan antarpemain yang berbeda ras dan latar belakang budaya. Hal itu diakui Lukaku bahwa membela tim nasional Belgia serasa bermain untuk klub, karena sifat plural di dalam tim.
Namun sayangnya meskipun selalu jadi unggulan di turnamen internasional, Belgia adalah satu-satunya tim yang memuncaki peringkat pertama FIFA tanpa memenangkan turnamen. Prestasi terbaik yang dicapai tim berjuluk The Red Devils itu adalah peringkat tiga di Piala Dunia 2018.
Akankah Euro 2020 jadi gelar internasional perdana bagi tim nasional Belgia?
Quote:
Sumber : Telenews.id
Tonton juga :
Tonton juga :
Diubah oleh andri2302 30-06-2021 04:45
0
174
Kutip
0
Balasan
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan