Rencana peraturan presiden (perpres) terkait penguatan alat pertahanan utama sistem persenjataan (alutsista) mulai mendapat dukungan. Ya, setelah mendapat kritikan dari sejumlah pengamat, tak sedikit analisis yang kemudian memberikan dukungannya.

Bisa kita lihat pernyataan dari Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas NH Kertopati. Dalam sebuah petikan wawancaranya dengan salah satu media, dia mengatakan bahwa encana pemerintah melakukan investasi alutsista selama 25 tahun yang disebut-sebut sebesar Rp 1.700 triliun adalah sesuatu yang wajar.

Pasalnya negara sebesar dan sekaya Indonesia memerlukan modernisasi alutsista TNI. Sehingga Perpres yang nantinya tengah disusun merupakan langkah visioner dari Pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.

Indonesia memang butuh melakukan pembenahan alutsista yang bersifat interoperability. Tujuannya tak lain agar seluruh alutsista di ketiga matra dapat digunakan secara terintegrasi.

Merujuk pernyataan Susaningtyas, integrasi perlu dilakukan  sehingga meskipun jenis alat komunikasi yang diadakan oleh masing-masing angkatan berbeda tetapi tetap terintegral ke dalam sistem komunikasi ketika operasi gabungan digelar.

Secara singkatnya, penguatan alutsista kedepan harus bersifat communability. Sehingga suku cadang dan/atau logistik alutsista yang diadakan oleh suatu angkatan dapat memenuhi kebutuhan angkatan lainnya

Contohnya suku cadang tank milik Angkatan Darat perlu dapat digunakan oleh panser Korps Marinir. Amunisi meriam kaliber 40 mm Angkatan Laut dapat mendukung kebutuhan pesawat tempur Angkatan Udara.

Dan penulis percaya Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini tengah menuju ke arah itu. Yakni bagaimana merealisasikan grand design pengembangan alutsista. 



Detik.com