Kaskus

Food & Travel

LeonKenAvatar border
TS
LeonKen
Janji Naga Shen Long
JANJI NAGA SHEN LONG
Pada suatu sore hari terlihat sekelompok pasukan berkuda memasuki pintu gerbang kota Xuchang dan pasukan berkuda itu berjalan terus sampai menuju ke sebuah rumah yang diatas pintu gerbangnya terdapat sebuah papan yang bertuliskan Marga Xu () dan mereka memasuki rumah itu.
“Suamiku”,ucap suara wanita yang menyambut seorang pria paruh baya yang turun dari kudanya terus pria itu menghampiri wanita itu serta memberi kecupan ke kening wanita itu.
“Bagaimana keadaan di utara?”tanya Chao Min (趙敏) yang berada didalam pelukan suaminya Xǔ Thien San yang hanya bisa menatap istrinya tanpa mengeluarkan kata-kata.
“Sebaiknya kita masuk ke dalam”,ucap Xǔ Thien San sambil menggandeng istrinya untuk masuk ke dalam rumah terus menuju ruang utama.
“A Mei,cepat kamu buatin teh untuk jendral Xǔ”,perintah Chao Min ke pembantunya yang langsung masuk ke dalam rumah menjalankan perintah nyonyanya.
Lalu mereka duduk berhadapan dan tidak lama kemudian A Mei datang membawa nampan yang berisi cangkir yang berisi teh lalu disuguhkan di hadapan Xu Thien San
“Suamiku,tenangkan dirimu dengan meminum teh terlebih dahulu agar kamu bisa  menceritakan semuanya dengan tenang”,ucap Chao Min sambil mengangkat cawan teh diberikan ke Xǔ Thien San  dan meminumnya setelah itu cawan teh ditaruhnya di meja terus Xǔ Thien San mengambil napas sambil menggelengkan kepalanya sedangkan Chao Min berusaha menenangkan jendral Xǔ dengan memegang tangan suaminya sehingga jendral Xǔ menoleh ke arah istrinya sambil tersenyum.
“Keadaan utara agak kacau sebab bangsa Mongol telah menghancurkan pertahanan kita disana maka Kanselir Jia Sidao memobilisasi prajurit untuk menghadang pasukan Mongol pimpinan jendral Bayan yang terus menerjang kita sampai menuju ibukota kerajaan kita yaitu Lin'an”,ucap jendral Xǔ sambil mengurut janggutnya.
“Suamiku ,apakah kamu ditugaskan untuk berangkat menghadang jendral Bayan?”tanya Chao Min dan langsung dijawab oleh jendral Xǔ dengan anggukan.
“Dimana Shen Long?”tanya jendral Xǔ ketika dia melihat sekeliling tidak ada.
“Dia sedang pergi pergi bersama Zhang YuQi”,jawab Chao Min.
Namun tiba-tiba datanglah ada seorang pemuda bersama seorang wanita memasuki ruang utama menemui Xǔ Thien San dan istrinya.
“Ayah”,ucap anak Xǔ Thien San yang bernama Xǔ Shen Long bersama seorang wanita yang telah menjadi kekasihnya yang bernama Zhang YuQi.
“Paman..Bibi”,sapa Zhang YuQi yang berada dihadapan kedua orang tua Shen Long dan langsung dijawab oleh mereka dengan anggukan.
“Ayah ,bagaimana keadaan di Utara?”tanya Shen Long yang duduk disebelahnya.
“keadaan utara telah dikuasai bangsa Mongol maka kanselir Jia Sidao menyiapkan pasukan untuk menghadang mereka”,ucap jendral Xǔ.
“Apakah ayah juga ditugaskan untuk menghadang mereka?”tanya Shen Long dan langsung dijawab oleh Xǔ Thien San dengan anggukan.
“Apakah ananda juga boleh ikut ayahanda?”tanya Shen Long yang penuh semangat.
“Jangan …kamu tetap disini menjaga ibumu sebab kamu anakku satu- satunya dan aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu”,jawab jendral Xǔ membuat Shen Long kecewa tetapi dia tetap mematuhi perintah ayahnya.
“Paman,apakah ayahku juga ditugaskan bersama Paman?”tanya Zhang YuQi.
“Iya…ayahmu juga ditugaskan bersama denganku didalam satu divisi”,jawab Xǔ Thien San ke Zhang YuQi.
“Kalau begitu saya mohon diri untuk menemui orang tuaku”,pamit Zhang YuQi yang kemudian berdiri dan memberi hormat kepada Xǔ Thien San dan Chao Min.
“Shen Long ,kamu antar Zhang YuQi pulang ke rumahnya”,perintah Xǔ Thien San ke Shen Long yang ikut juga berdiri terus berada di samping Zhang YuQi.
“Ayah..Ibu ananda pamit dulu untuk mengantar Zhang YuQi pulang”,ucap Shen Long yang langsung dijawab Xǔ Thien San dengan anggukan.
“Ya..hati hati”,jawab Chao Min yang melihat Shen Long menghantar Zhang YuQi pulang.
“Suamiku,kapan kamu akan berangkat ke Medan perang?”tanya Chao Min.
“Besok pagi sekali aku berangkat bersama Zhang Wei”,jawab Xǔ Thien San.
“Kalau begitu aku akan siapkan semuanya”,ucap Chao Min dengan bangkit berdiri terus meninggalkan Xǔ Thien San duduk sendirian di ruang itu.
Malam telah tiba,Shen Long baru pulang ke rumah setelah mengantar kekasihnya.
“Shen Long,ayah ingin bicara denganmu”,ucap Xǔ Thien San sambil membawa dua pedang ditangannya.
“ya,Ayah”,ucap Shen Long yang berada di hadapan Xǔ Thien San.
“Ayo ..ikut ayah”,ucap Xǔ Thien San yang berjalan menuju pekarangan di dalam rumah kediaman marga Xǔ dan Shen Long mengikutinya.
Sesampainya ke pekarangan rumah itu,Xǔ Thien San melempar salah satu pedangnya itu ke Shen Long dan ia berhasil menangkapnya.
“Shen Long,ayah mau berangkat ke medan laga tapi sebelumnya ayah mau mengajarimu ilmu pedang marga Xǔ agar kamu bisa melindungi ibumu selama ayah pergi berperang”,ucap Xǔ Thien San yang berdiri di hadapan Shen Long.
Kemudian Xǔ Thien San menghunuskan pedangnya lalu dia mulai menggerakkan pedangnya kekanan terus ke kiri bahkan ada tendangan dan pukulan yang membentuk beberapa jurus pedang agar Shen Long bisa melihatnya.
Setelah Xu Thien San selesai menunjukkan jurus pedang marga Xu ke Shen Long maka ia menyuruh Shen Long untuk mencobanya.
Shen Long pun bisa mengikuti semua gerakan jurus pedang marga Xu walaupun ada sedikit kesalahan tapi tetap bisa diperbaiki atas panduan Xu Thien San.
"Bagus anakku ,kau telah mempelajari jurus pedang marga Xu dan kuharap kau sering berlatih",ucap Xu Thien San.
"Ya,ayah",ucap Xu Shen Long sambil menyarangkan pedangnya.
"Kuharap kamu bisa menjaga ibumu selama aku pergi berperang",ucap Xǔ Thien San sambil memegang pundak Xu Shen Long lalu ia memutar badannya meninggalkan Shen Long untuk masuk ke rumah.
“Ayah,kenapa aku tidak bisa ikut ayahanda dalam perang dengan Mongol?”tanya Shen Long yang menghentikan Xu Thien San lalu ia kembali menghadap anaknya.
“Sebab kamu anakku satu - satunya maka aku tidak mau terjadi sesuatu denganmu”,ucap Xǔ Thien San.
“Ayah,aku tidak bisa diam apabila negaraku diserang oleh bangsa Mongol maka aku sebagai pemuda Song harus maju membela Negara”,ucap Shen Long dengan penuh semangat dan membuat Xǔ Thien San  kagum terus mendekati anaknya.
“Shen Long,Ayah suka semangatmu dalam membela Negara tetapi ayah tetap tidak bisa membiarkanmu untuk ikut ayah dalam perang sebab ayah ingin kamu menjaga ibumu dan Zhang YuQi beserta ibunya”,ucap Xǔ Thien San yang membuat Shen Long kecewa.
“Tapi aku tidak bisa berdiam diri apabila Negaraku diserang bangsa asing”,ucap Shen Long dengan kepala menunduk sambil meremas pedangnya.
“Shen Long,dengarkan Ayah”,ucap Xǔ Thien San yang memegang kedua pundak Shen Long yang menatapnya.
“Ayah bangga padamu sebab kamu mempunyai jiwa cinta tanah airmu tapi waktumu belum tiba sebab kamu mempunyai tugas yang lebih penting dari sekedar berperang yaitu menjaga dan melindungi orang yang kau cintai”,ucap Xǔ Thien San dengan tersenyum dan Shen Long menganggukkan kepala.
“Ya,sudah sekarang kita masuk ke dalam”,ucap Xu Thien San yang merangkul Shen Long untuk masuk ke dalam rumah.
Besok pagi buta ada sekelompok pasukan berkuda berada di depan rumah kediaman marga Xu maka Xu Thien San yang sudah berbaju zirah sudah siap didepan rumah menyambut mereka.
“Pagi,saudaraku Xu”,ucap Zhang Wei yang masih berada diatas kudanya.
“Pagi Saudaraku Zhang”,ucap Xǔ Thien San yang berdiri di pelataran rumahnya.
Kemudian Xu Thien San menghampiri Chao Min dan Shen Long untuk berpamitan.
“Jaga dirimu suamiku”,ucap Chao Min yang tersipu di dada Xu Thien San.
“Jangan kuatir ,aku pasti pulang sebab aku sangat mencintaimu”,ucap Xu Thien San sambil mencium kepala Chao Min yang masih tersipu didadanya lalu Chao Min bangkit dari pelukan Xu Thien San.
“Shen Long,jaga ibu dan Zhang YuQi beserta ibunya”,ucap Xu Thien San sambil memegang pundak Shen Long.
“Ya,Ayah”,ucap Shen Long
Setelah berpamitan dengan istri dan anaknya maka Xu Thien San menaiki kudanya terus dia mengangguk ke Chao Min dan Shen Long lalu ia memutar kudanya terus bergabung dengan Zhang Wei meninggalkan rumah kediaman marga Xu.
Setelah terjadinya insiden pembunuhan utusan Mongol maka itu menjadi alasan Mongol untuk menyerang kerajaan Song.Kaisar Kublai Khan mengirim jendral Bayan untuk menyerang kerajaan Song hingga terus merangsek sampai kota Pingyang sedangkan kanselir Jia Sidao telah siap menghadangnya dengan mengumpulkan pasukan sebanyak 300.000 orang di kota Kaifeng yang mana Xǔ Thien San dan Zhang Wei juga bertugas disana.
Mereka baru sampai di perkemahan pasukan kerajaan Song sambil menunggu beberapa pasukan kerajaan Song lain yang belum bergabung di Kaifeng.
Setelah mereka sampai ke perkemahan Kerajaan Song maka Xǔ Thien San dan Zhang Wei langsung menuju ke tenda kanselir Jia Sidao.
“Kanselir”,ucap Xǔ Thien San dan Zhang Wei secara bersamaan sambil salam gongshu ke kanselir Jia Sidao yang sedang duduk mengamati peta.
“Bagus ,kalian sudah datang dan bawa berapa prajurit dari Xuchang?”,ucap kanselir Jia Sidao yang kemudian  bangkit berdiri.
“kami membawa 10,000 prajurit dari Xuchang”,ucap Xu Thien San sambil salam gongshu.
“Bagus ,semua divisi telah berkumpul disini tinggal kita tunggu mereka menyebrang sungai kuning baru kita hadang mereka di Kaifeng”,ucap Kanselir Jia Sidao
“Kanselir,sekarang posisi jendral Bayan berada dimana?”tanya Xǔ Thien San.
“Pingyang”,suara orang yang berada dibelakang mereka yang membuat Xǔ Thien San dan Zhang Wei menoleh ke belakang.
“Wong Kei”,ucap Xǔ Thien San yang langsung mereka berpelukan dan begitu juga Zhang Wei berpelukan dengan Wong Kei.
“Selamat datang saudaraku Xu dan saudaraku Zhang”,ucap Wong Kei sambil salam gongshu kepada mereka berdua.
“Mereka sudah mencapai kota Pingyang sedangkan kita disini”,ucap Wong Kei sambil menunjuk kota Kaifeng yang tertera di peta.
“Apakah kita sudah tahu kekuatan mereka?”tanya Zhang Wei yang berdiri di sebelah Xu Thien San.
“Menurut mata-mata kita kekuatan mereka hanya 250.000 orang yang didominasi pasukan berkuda”,suara Wong kei.
“Kekuatan kita sekarang sudah 300,000 prajurit jadi jumlah pasukan kita lebih banyak daripada mereka dan kemungkinan menang itu sudah pasti”,ucap kanselir Jia Sidao.
“Ya,kanselir Jia..kita pasti memenangkan pertempuran ini”,ucap Wong Kei dengan penuh keyakinan.
“Kanselir Jia,kapan kita berangkat menghadang mereka?”tanya Xǔ Thien San.
“Besok pagi kita menyiapkan barisan untuk menghadang mereka ketika mereka menyebrang di jembatan ini”,jawab kanselir Jia Sidao sambil menunjuk suatu tempat di peta
“Kalau begitu hamba mohon diri untuk memeriksa persiapan pasukan untuk pertempuran besok”,ucap Xu Thien San dengan salam gongshu dan diikuti juga Zhang Wei dan Wong Kei.
“Baiklah ,kalian boleh pergi”,ucap Kanselir Jia Sidao lalu mereka bertiga meninggalkan tenda kanselir Jia Sidao.


Diubah oleh LeonKen 28-06-2021 13:42
0
3.6K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan