- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Konferensi Nasional Parlemen Nasional West Papua ke-II sukses meski...


TS
mabdulkarim
Konferensi Nasional Parlemen Nasional West Papua ke-II sukses meski...
Konferensi Nasional Parlemen Nasional West Papua ke-II sukses meski sejumlah kegiatan di bawah tekanan TNI/Polri

Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Parlemen Nasional West Papua (PNWP), salah satu organisasi kemerdekaan West Papua, sukses melaksanakan Konferensi Nasional ke-II dalam rangka pemilihan Pimpinan Nasional New Guinea Raad (NGR) yang dilaksanakan di wilayah adat Lapago, Papua, 21 sampai 23 Juni 2021.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Konferensi Nasional ke-II PNWP, Agustinusti Aud, bahwa walaupun di bawah tekanan aparat keamanan TNI dan Polri, seperti kegiatan di Jayawijaya pada Jumat (18/6/2021), Delegasi, Fraksi dan utusan Nasional New Guinea Raad (NGR) Pusat ditangkap dan dipaksa pulang dari Jayawijaya oleh Polres Jayawijaya.
Menurut dia, konferensi berlangsung berdasarkan legitimasi rekomendasi-rekomendasi dari semua utusan delegasi-delegasi Parlemen Rakyat Daerah (PRD) dan fraksi wilayah, yang sudah disepakati pihaknya dalam Pra Konferensi pada 17 Juni 2021, sebelum penangkapan tersebut.
“Sidang kami laksanakan tanpa kendala apa pun. Walaupun di tengah-tengah teror, ancaman, dan penangkapan, kami telah sukseskan konferensi dengan baik dengan beberapa agenda terpenting bangsa Papua, dan salah satunya memilih pemimpin Nasional New Guinea Raad,” ujar Agustinus Aud kepada Jubi melalui telepon selulernya, Kamis (24/6/2021).
Agenda penting yang dibahas dalam konferensi, kata Aud, soal penentuan nasib sendiri atau kemerdekaan West Papua. Pihaknya percaya bahwa penangkapan, pemenjaraan, intimidasi, teror, dan pembunuhan terhadap rakyat Papua terutama aktivis Papua adalah ‘bumbu’ dalam revolusi.
“Dalam konferensi juga telah dipilih pemimpin Nasional New Guinea Raad (NGR) yakni tuan Aminus Balingga. Dengan pimpinan baru ini, tidak lagi bisa membatasi kegiatan-kegiatan pembebasan bangsa Papua. Kami tidak ke mana-mana, tetapi kami ada di mana-mana. Ideologi tetap akan bertumbuh subur dalam benak dan hati kami hingga akhir pembebasan,” katanya.
Pemimpin Nasional New Guinea Raad (NGR) terpilih, Aminus Balingga, menegaskan sebelumnya Parlemen Nasionan West Papua disebut sebagai New Guinea Raad, lalu secara resmi diubah kembali pada Konferensi Nasional.
“Ya itu karena dari situlah embrio bangsa West Papua dilahirkan, lalu memulai semua pergerakan pembebasan bangsa Papua. Sehingga semua perwakilan dari PRD dan fraksi-fraksi memilih dan menetapkan ketujuh pimpinan nasional serta mendemisionerkan pimpinan lama di bawah kepemimpinan Buchtar Tabuni,” kata Balingga.
Ia berharap rakyat Papua bersama-sama bersatu memperjuangkan sejumlah keputusan-keputusan politik yang disimpulkan demi revolusi.
"Saya sampaikan kepada aparat kolonial Indonesia, walaupun kami ditangkap dan dipaksakan bubar di Jayawijaya (Wamena), tetapi hanya dengan pertolongan Tuhan dan keterlibatan alam Papua, hari ini telah kami sukseskan agenda besar bangsa Papua ini,” katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Jayawijaya pada Jumat (18/6/2021) menangkap 32 orang aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Setelah dimintai keterangan dan dicatat identitasnya, sejumlah 32 orang yang ditangkap di kawasan Ilekma, Distrik Napua, Jayawijaya, itu diizinkan pulang.
Kepolisian Resor (Polres) Jayawijaya menyatakan 32 orang yang ditangkap itu merupakan para aktivis KNPB yang berasal dari berbagai daerah.
Wakil Kepala Polres Jayawijaya, Komisaris Ridwan menyatakan 32 orang itu ditangkap karena merencanakan Konferensi KNPB di Yalimo. “Kami amankan, karena mereka berkumpul merapatkan rencana Konferensi KNPB di Yalimo, sepertinya gagal, sehingga dialihkan ke Ilekma,” kata Ridwan pada Sabtu (19/6/2021). (*)
Editor: Kristianto Galuwo
https://jubi.co.id/konferensi-nasion...tni-polri/amp/
Harusnya ini ditangkap juga karena jelas-jelas makar
apa takut diembargo negara pembela HAM yang lagi nyerang Tiongkok soal Uighur?

Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Parlemen Nasional West Papua (PNWP), salah satu organisasi kemerdekaan West Papua, sukses melaksanakan Konferensi Nasional ke-II dalam rangka pemilihan Pimpinan Nasional New Guinea Raad (NGR) yang dilaksanakan di wilayah adat Lapago, Papua, 21 sampai 23 Juni 2021.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Konferensi Nasional ke-II PNWP, Agustinusti Aud, bahwa walaupun di bawah tekanan aparat keamanan TNI dan Polri, seperti kegiatan di Jayawijaya pada Jumat (18/6/2021), Delegasi, Fraksi dan utusan Nasional New Guinea Raad (NGR) Pusat ditangkap dan dipaksa pulang dari Jayawijaya oleh Polres Jayawijaya.
Menurut dia, konferensi berlangsung berdasarkan legitimasi rekomendasi-rekomendasi dari semua utusan delegasi-delegasi Parlemen Rakyat Daerah (PRD) dan fraksi wilayah, yang sudah disepakati pihaknya dalam Pra Konferensi pada 17 Juni 2021, sebelum penangkapan tersebut.
“Sidang kami laksanakan tanpa kendala apa pun. Walaupun di tengah-tengah teror, ancaman, dan penangkapan, kami telah sukseskan konferensi dengan baik dengan beberapa agenda terpenting bangsa Papua, dan salah satunya memilih pemimpin Nasional New Guinea Raad,” ujar Agustinus Aud kepada Jubi melalui telepon selulernya, Kamis (24/6/2021).
Agenda penting yang dibahas dalam konferensi, kata Aud, soal penentuan nasib sendiri atau kemerdekaan West Papua. Pihaknya percaya bahwa penangkapan, pemenjaraan, intimidasi, teror, dan pembunuhan terhadap rakyat Papua terutama aktivis Papua adalah ‘bumbu’ dalam revolusi.
“Dalam konferensi juga telah dipilih pemimpin Nasional New Guinea Raad (NGR) yakni tuan Aminus Balingga. Dengan pimpinan baru ini, tidak lagi bisa membatasi kegiatan-kegiatan pembebasan bangsa Papua. Kami tidak ke mana-mana, tetapi kami ada di mana-mana. Ideologi tetap akan bertumbuh subur dalam benak dan hati kami hingga akhir pembebasan,” katanya.
Pemimpin Nasional New Guinea Raad (NGR) terpilih, Aminus Balingga, menegaskan sebelumnya Parlemen Nasionan West Papua disebut sebagai New Guinea Raad, lalu secara resmi diubah kembali pada Konferensi Nasional.
“Ya itu karena dari situlah embrio bangsa West Papua dilahirkan, lalu memulai semua pergerakan pembebasan bangsa Papua. Sehingga semua perwakilan dari PRD dan fraksi-fraksi memilih dan menetapkan ketujuh pimpinan nasional serta mendemisionerkan pimpinan lama di bawah kepemimpinan Buchtar Tabuni,” kata Balingga.
Ia berharap rakyat Papua bersama-sama bersatu memperjuangkan sejumlah keputusan-keputusan politik yang disimpulkan demi revolusi.
"Saya sampaikan kepada aparat kolonial Indonesia, walaupun kami ditangkap dan dipaksakan bubar di Jayawijaya (Wamena), tetapi hanya dengan pertolongan Tuhan dan keterlibatan alam Papua, hari ini telah kami sukseskan agenda besar bangsa Papua ini,” katanya.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Jayawijaya pada Jumat (18/6/2021) menangkap 32 orang aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Setelah dimintai keterangan dan dicatat identitasnya, sejumlah 32 orang yang ditangkap di kawasan Ilekma, Distrik Napua, Jayawijaya, itu diizinkan pulang.
Kepolisian Resor (Polres) Jayawijaya menyatakan 32 orang yang ditangkap itu merupakan para aktivis KNPB yang berasal dari berbagai daerah.
Wakil Kepala Polres Jayawijaya, Komisaris Ridwan menyatakan 32 orang itu ditangkap karena merencanakan Konferensi KNPB di Yalimo. “Kami amankan, karena mereka berkumpul merapatkan rencana Konferensi KNPB di Yalimo, sepertinya gagal, sehingga dialihkan ke Ilekma,” kata Ridwan pada Sabtu (19/6/2021). (*)
Editor: Kristianto Galuwo
https://jubi.co.id/konferensi-nasion...tni-polri/amp/
Harusnya ini ditangkap juga karena jelas-jelas makar
apa takut diembargo negara pembela HAM yang lagi nyerang Tiongkok soal Uighur?







muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
877
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan