Hidup adalah pilihan itulah yang selalu di tekankan oleh Ibu ane, ketika kehidupan sedang berpihak kepada kita, kita harus mampu memilih yang terbaik dari yang baik. Dan jika kehidupan sedang tidak berada di pihak kita, kita juga harus mempu memilih yang buruk diantara yang terburuk lainnya. Ibu ane adalah seorang single parent. Ayah dan ibu ane sudah berpisah rumah sejak ane masih duduk di bangku kelas 2 SD, namun ternyata mereka baru resmi bercerai di mata hukum saat ane duduk di bangku SMA.

Terakhir kali ane bertemu Ayah adalah ketika ane duduk di bangku kelas 5 SD, dan sampai sekarang ane belum bertemu dengan beliau lagi, kabar terakhir yang ane denger adalah beliau sudah berpindah ke Pulau Sumatera karena menikahi wanita asli Pulau Sumatera, dan itu adalah istri ke 3 setelah ibu ane.

Walaupun ane berasal dari keluarga broken home, tapi ane bersyukur ane bisa tumbuh menjadi gadis yang baik, tanpa kekurangan kasih sayang tanpa kekurangan apapun. Ibu ane selalu bisa memenuhi kebutuhan ane, dari segi kasih sayang, perlindungan sampai materi yang mana ane sama sekali tidak pernah mendapatkannya dari sosok seorang Ayah. Ibu adalah cerminan sosok #ThePowerOfSingleParentmasa kini, beliau tak pernah malu untuk bekerja serabutan jenis apapun, asalkan hasilnya bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

dok.pri

Ane tidak pernah menyalahkan ibu, karena berpisah dengan Ayah dan membuat ane tumbuh dewasa tanpa dampingan sosok seorang Ayah. Ane justru mendukung pilihan ibu untuk berpisah, karena setelah dewasa ane paham dengan kondisi ini, jika dulu ibu tetap meneruskan perkimpoianya dengan Ayah justru ibu yang akan terus menderita, ibu berpisah untuk kebahagiaanane dan dirinya, dan itu adalah pilihan terbaik. Ane paham betul. Jadi untuk saat ini ane benar-benar sangat bersyukur memiliki sosok ibu kuat seperti ibu ane. Dia adalah inspirasi dan panutan bagi ane.

Satu moment yang benar-benar memukul ane, dan sejak saat itu ane berjanji akan membalas semua perjuangan ibu yang telah membesarkan ane seorang diri, walaupun ane tahu ane tidak akan bisa membalas semua perjuangan ibu, tapi setidaknya ane harus bisa membuat ibu bahagia di hari tuanya, ane harus bisa membuat ibu berhenti bekerja di hari tua nya.

Moment yang memukul itu adalah ketika ane hendak masuk ke bangku SMA, saat itu untuk bisa masuk ke SMA favorit di kota ane, uang pangkal/biaya masuk yang harus dibayar adalah sekitar Rp. 7.000.000 . Ane sebenarnya sudah curiga dari mana ibu akan punya uang sebanyak itu, padahal ibu hanyalah seorang buruh cuci di rumah tetangga yang digaji perbulannya rp. 600.000. Namun ibu mampu membayar uang pendaftaran tersebut sampai akhirnya ane resmi masuk dan bersekolah di SMA favorit. Selang beberapa bulan, ane ingat betul itu terjadi di pagi hari sebelum ane berangkat ke sekolah, ada tamu datang ke rumah, ane sebenarnya agak kurang paham tujuan tamu tersebut, namun terlihat dia pulang dengan membawa TV dirumah ane. Ibu ane tidak mengatakan apapun perihal kejadian tersebut, namun ane mendengar dari tetangga ane, ternyata ibu memiliki pinjaman ke KSP, sebesar 10 juta rupiah dan karena sudah beberapa bulan tidak bisa mengangsur alhasil mereka membawa TV dirumah.

dok.pri

sumber : pengalaman pribadi