Perdagangan valuta asing atau forex merupakan perdagangan yang berisiko tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan perdagangan saham. Transaksi forex termasuk derivatif dan menggunakan leverage serta margin untuk menambah modal perdagangan.
Setidaknya ada tiga cara untuk bertransaksi forex. Anda dapat bertransaksi sendiri. Menentukan trading plan sendiri, menikmati keuntungan sendiri. 

Cara keduaadalah dengan cara meng-copy transaksi orang lain yang biasa disebut Master Trader (MT). Biasanya, mereka mengutip biaya jasa atas copian transaksi yang mereka berikan. Caranya cukup mudah, dalam platform perdagangan forex, ada layanan untuk copy trading ini. Sudah disiapkan daftar MT beserta dengan kinerja, berapa rugi dan berapa untung, berapa modal minimal yang harus disiapkan, berapa komisi  yang dikutip oleh MT.
Tidak semua MT berkinerja baik. Ada MT yang menghasilkan banyak keuntungan, tetapi bertrading dengan risiko tinggi. Ada pula yang trading dengan gaya perlahan dan mengutamakan keamanan modal. Semua dapat dilihat pada layanan copy trading yang dipersiapkan oleh broker forex.
Risikonya tentu ada. Anda menyerahkan modal untuk ditransaksikan sesuai dengan trading plan sang MT. Jadi pasrah saja kepada MT mau membeli atau menjual pair apa. Pasrah juga pada hasilnya, untung atau rugi. Ketika MT  mengalami floating loss atau floating profit, peng-copy dapat menutup secara manual transaksinya, tidak perlu menunggu MT.

Cara ketiga adalah dengan menggunakan robot trading. Aturan resmi mengenai robot trading belum ada. Jadi, seringkali penyedia robot trading dimasukkan ke dalam daftar investasi bodong karena dianggap mengumpulkan dana masyarakat tanpa ada izin dari otoritas keuangan.

Robot trading ini dijual oleh perusahaan pembuatnya. Dengan menginstal robot trading, seluruh transaksi Anda dikendalikan oleh robot. Transaksi tersebut dilakukan oleh beberapa broker forex yang sudah ditentukan oleh perusahaan pembuat robot itu. 

Ada pembuat robot yang menjual putus robotnya. Alias, setelah membeli robot tidak ada lagi potongan atau komisi yang diminta oleh pembuat robot itu. Jadi Anda mengeluarkan uang untuk membeli robot sekaligus sebagai setoran modal. Besarnya biaya pembelian robot tergantung kapasitas robot tersebut. 

Tetapi, ada juga penjual robot yang masih meminta bagi hasil dari keuntungan yang dihasilkan oleh robot walaupun Anda sudah membayar sejumlah uang untuk membeli robot tersebut. Anda harus mengeluarkan  uang untuk membeli robot, menyetor modal, dan menyerahkan sebagian dari keuntungan yang didapatkan. 

Biasanya, skemanya bertingkat. Semakin besar dana yang dikelola oleh robot, semakin besar jumlah modal yang disetorkan,semakin sedikit persentase bagi hasil yang diminta oleh pembuat robot. Ada robot yang meminta bagi hasil mulai dari 50% dari keuntungan jika modal  yang setorkan Rp 9 juta misalnya, di luar biaya pembelian robot. Sementara bagi hasil cukup sebesar 10% saja jika modal yang disetorkan mencapai miliaran rupiah.

Risiko menggunakan robot tentu ada. Namanya mesin, ada kemungkinan terjadi malafungsi. Risiko lainnya adalah legalitas broker yang digunakan untuk mentransaksikan uang modal Anda. Banyak pembuat robot yang menggunakan broker dengan legalitas kurang jelas, atau berada di negara yang sangat jauh sekali sehingga akan sulit dihubungi jika terjadi sesuatu. Kemungkinan scam oleh broker selalu terbuka. Memiliki robot bagaikan memiliki supir untuk menyetir mobil kita. Jika Anda belum bisa menyetir, tidak tahu soal mesin, menyerahkan saja pada si supir kalau ada sesuatu risiko belum tentu dapat mengatasi sendiri. Beda kalau Anda sudah bisa menyetir dan paham mesin, ketika ada kesalahan yang dilakukan oleh supir dan mobil mogok, sudah tahu langkah apa yang harus dilakukan.

Manapun cara yang akan dilakukan ketika Anda akan bertransaksi forex, jangan lupa untuk selalu mempelajarinya. Uang modal adalah uang Anda yang didapatkan dengan susah payah. Dari ketiga cara itu, semua ada plus minusnya.
Silakan pertimbangkan.