Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joe Biden dilaporkan akan meneka beberapa aplikasi asal China agar dapat melindungi data sensitif para penggunanya di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, untuk memastikan hal ini berjalan baik, Biden akan menugaskan Departemen Perdagangan untuk mengumpulkan informasi mengenai mana aplikasi China yang masih nakal dan membandel soal penyimpanan dan keamanan data konsumen.

Langkah ini dilakukan karena Biden ingin membendung klaim spionasi rival AS seperti China dan Rusia. Bila hal ini tidak diindahkan, akan ada sanksi berat yang akan diberikan Gedung Putih terhadap perusahaan-perusahaan itu.
Sebelumnya banyak aplikasi China di blokir di era Presiden Donald Trump. Beberapa aplikasi seperti WeChat dan TikTok sempat terancam tidak dapat beroperasi di Negeri Paman Sam.
Namun pada akhirnya pengadilan AS mencabut larangan itu. Tetapi saat ini, seorang sumber menyebutkan bahwa TikTok dan WeChat juga termasuk dalam cakupan bidikan Biden selain Alipay, Tencent, CamScanner, SHAREit
Selain aplikasi media sosial, Biden juga menekan aplikasibisnis yang digunakan di perbankan dan telekomunikasi serta aplikasi bersifat kebutuhan konsumen. Namun tidak dijelaskan secara rinci siapa saja perusahaan yang sudah dibidik.
Lebih lanjut, beberapa pejabat AS mengatakan bahwa mereka sedang berdiskusi dengan negara sekutu untuk juga menerapkan hal serupa.
Dalam kepemimpinan Biden, arah hubungan Washington terhadap Beijing tidak berubah ke arah yang lebih baik. Biden seringkali membuat beberapa langkah-langkah serangan yang ia alamatkan kepada China.
Terbaru,Biden mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan tinjauan intelijen lebih rinci tentang apa yang dia katakan sebagai dua skenario yang sama masuk akal tentang asal-usul pandemi Covid-19. Salah satu skenario itu adalah virus Covid-19 menyebar dari laboratorium virologi Wuhan.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...erancam