- Beranda
- Komunitas
- News
- SINDOnews.com
Bikin Deg-degan, IHSG Dibayangi Mudiknya Dana Asing
TS
sindonews.com
Bikin Deg-degan, IHSG Dibayangi Mudiknya Dana Asing

JAKARTA - Pada pembukaan perdagangan hari ini (18/6/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) tertekan 0,11% dan berada di level 6.061. Pelemahan pagi hari ini melanjutkan pelemahan pada penutupan kemarin (17/6).
Head of Business Development PT FAC Sekuritas Indonesia, Kenji Putera Tjahaja, mengungkapkan, pelemahan IHSG kemarin juga diikuti aksi jual asing. Sementara, keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunganya tidak memberikan dampak signifikan pada pergerakan IHSG.
Baca juga:5.812 Pasien Covid-19 Dirawat di RSDC Wisma Atlet
Baca Juga:
- Digitalisasi Pengelolaan Gudang di Bandara, Ritase Bantu APSD
- Aturan Baru PNS Bakal Kayak Swasta, Bagi yang Nggak Perform Dipecat!
- Rivan Purwantono Beberkan Alasan Hengkang dari KB Bukopin
"Kemarin betul IHSG ditutup melemah, itu juga diikuti oleh aksi jual dari asing memang terdapat net sell. Kalau secara sentimen BI menahan suku bunga, saya rasa market sudah expect terhadap hal itu jadi tidak terlalu memberikan pengaruh signifikan," ujarnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Jumat (18/6/2021).
Justru, menurut Kenji, sentimen luar negeri yakni hasil FOMC meeting The Fed lebih memberikan dampak terhadap pergerakan bursa-bursa negara berkembang, termasuk IHSG. Di mana, The Fed berencana untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Untuk negara-negara berkembang sentimennya agak bikin deg-degan. Dalam arti, The Fed mau menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan yang sebelumnya di 2024 menjadi di 2023. Saya rasa itu turut memberikan tekanan terhadap bursa-bursa khususnya untuk negara-negara berkembang," kata dia.
Baca juga:Bos Gangster Bilal Hamze Tewas Diberondong Peluru di CBD Sydney
Lanjutnya, yang ditakutkan oleh negara-negara berkembang apabila terjadi tapering akibat quantitative easing yang dikurangi oleh The Fed. Hal tersebut berhubungan dengan kenaikan dua kali suku bunga di 2023, sehingga harusnya tapering terjadi lebih cepat.
"Ini kan memberikan potensi untuk aliran dana global yang masuk ke negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Dana itu bisa pulang kampung atau balik lagi ke negara asal dan itu bisa jadi sentimen negatif," ujar Kenji.
Sumber : https://ekbis.sindonews.com/read/459...ent_aggregator
---
Kumpulan Berita Terkait :
-
Lo Kheng Hong & Hary Tanoesoedibjo Bicara di Indonesia Investor Summit 2021, Ini Link Registrasinya!-
Gagal Bayar Utang, Saham Garuda Dilarang Hilir Mudik-
Luhut 'Sentil' Pihak yang Menganggap Gerakan Bangga Buatan Indonesia cuma Gaya-gayaan0
68
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan