gangel160487Avatar border
TS
gangel160487
Kisah Pemandi Jenazah Tanpa Nama
Spoiler for Palang Hitam:



Pemandi jenazah, apakah pernah terbayang di benak agan mendengar profesi tersebut? Dan bagaimana pula jika kalian memang bertugas khusus untuk jenazah yang tanpa identitas? 
Korban pembunuhan, kecelakaan yang tidak dikenali identitas nya, mayat yang hancur ?

Sekelumit pertanyaan dan pikiran yang melintas bagaimana seru nya menjadi seorang yang berprofesi seperti diatas? Lets check it out!!

Selain menyelesaikan studi S2 ku, aku yang juga bekerja sebagai seorang jurnalis di sebuah media kecil di bilangan Jakarta, ini adalah kali pertama ku bekerja di media cetak, tentu saja hatiku sangat gembira.

Sebagai anak baru di media, aku harus bersiap ditempatkan di bidang mana saja. Termasuk yang receh-receh. Tapi buatku tak receh sebab tugas yang diberikan membutuhkan nyali besar. Saat itu aku ingat, aku harus meliput kegiatan dari Palang Hitam untuk artikel di koran tersebut.
Oh ya, selain kejadian di liputan kali ini yang akan kuceritakan, bagi kalian yang sudah mengikuti jurnal ku, pasti sudah tahu bahwasannya aku pun pernah meliput beberapa peristiwa seperti Liputan di Pedalaman Kalbar, ataupun kisahku di RS yang cukup angker RS Bengkayang, atau seperti wawancara? wawancara tak terlupakan, dan masih banyak lainnya.

Saat itu waktu sudah menunjukan hampir pukul 11 malam, cuaca yang dingin dan berkabut di pinggiran kota, disertai hujan membuat suasana makin mencekam, tetapi aku tetap memutuskan memacu mobilku
memasuki bilangan Rumah Sakit tersebut dan bergegas untuk menemui narasumber ku yang sudah menunggu di kamar mayat, saat itu kebetulan ada kedatangan "tamu" yang memang
harus dimandikan dan dilayani oleh narasumber kami.

Sebenarnya malam ini aku berniat untuk menunda waktu wawancara terhadap narasumber tersebut dikarenakan badan ku yang terasa tidak enak dan lemas, tetapi demi tenggat deadline aku akhirnya tetap melanjutkan rencana ku malam itu juga. Akhirnya dengan sedikit tersendat oleh deras nya hujan dan terbatas nya jarak pandang aku dapat mencapai tempat tujuan, sebelum memasuki ruangan aku menyempatkan diri sejenak menghisap sebatang rokok ku, ditengah cuaca yang semakin dingin.

Ibu Mariam sendiri bergabung di organsasi ‘palang hitam’ ini sekitar 12 tahunan. Saat kami bertemu, aku melihat seorang yang berperawakan kecil, berambut panjang dan taksiran ku ibu Mariam ini sudah cukup berumur, mungkin sudah mau memasuki usia 50 an, tapi sisa sisa keelokan masa muda nya masih terpancar dan aku mendapati mata nya yang tajam dan lembut, suatu hal yang cukup kontradiktif tetapi seperti itulah yang dapat kugambarkan.

Saat kami bersalamanan, Beliau bercerita mendapatkan panggilan untuk memandikan jenazah seorang nenek di salah satu panti werdha di pinggiran kota Jakarta. Akhirnya kami berangkat ke tempat yang dimaksud bersama sama dengan memakai mobil ambulan yang disediakan.
Tidak banyak yang kami bicarakan selain aku berusaha menggali info info dan hal hal penting yang sedianya dapat kucantumkan dalam artikel ku nanti nya.
Saat kami sampai ke tempat tujuan, waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi dan cuaca masih tidak begitu bersahabat, jalan becek dan hujan mengiringi langkah kaki kami ke dalam panti tersebut.
Kami mengetuk pintu panti tersebut, yang dibukakan oleh seorang satpam, aku cukup
terkesan melihat luasnya areal tersebut, di dalam pelataran kami diarahkan untuk bertemu penanggung jawab panti, sambil berjalan di tengah halaman dengan diiringi minimnya lampu jalan dan cuaca yang dingin serta rintik hujan kami bergegas memasuki tempat petugas panti.

Saat bertemu petugas panti, Aku meminta izin untuk mengikuti proses tersebut kepada pihak panti yang awalnya cukup enggan tetapi aku berkata nama dan tempat akan kami samarkan demi privasi dan akhirnya akupun diperbolehkan.
Sebelum memandikan kami diberitahu katanya Nenek ini mempunyai “ILMU” dan pas meninggalnya itu agak susah. Tambah petugas panti, sang nenek sudah tidak ada kerabat yang bisa dihubungi ataupun berkunjung hampir selama beliau berada di panti tersebut. Kami mendengarkan dengan saksama dan akhirnya dengan persiapan dan peralatan nya, ibu Mariam pun mengajak ku masuk.
Ketika aku masuk ke ruangannya, terlihat seorang nenek tua yang terbaring dengan menggunakan kain pembungkus dimana untuk menutupi beliau. Saat itu di ruangan sedang tidak ada siapa-siapa selain kami berempat.
Ibu Mariam mulai memandikan jenazah bersama dengan seorang teman, Sebut saja namanya Ibu Kus. 
Tidak lupa ibu Mariam mulai membaca niat dan ketentuan-ketentuan sesuai syariat Islam.
Saat itu kami merasakan hal biasa saja dan tidak ada yang aneh dengan jenazah nenek ini, dan semua prosesnya berjalan cukup lancar.
Ketika sedang membersihkan bagian badan nya dan sambil membacakan doa tiba-tiba saja Kami terkejut ketika nenek ini tiba-tiba membuka mata nya kembali dan mengangakan mulut nya,
hening .......... dan kami pun membisu seketika.

Ibu Kus: “mm..buk ii…ittuuu…”
tiba tiba Petir menyambar dari luar ruangan yang sontak membuat kami sangat terkejut, ditambah suasana yang sudah sangat mencekam tersebut.
Ibu Kus langsung lari keluar karena ketakutan sementara aku dan ibu Mariam tetap bertahan dengan menahan rasa takut sekaligus penasaran.
“mmm.. bu..Ini kenapa bisa bangun ya?” kataku waktu itu ketika melihat si nenek yang hanya diam saja dengan mata yang masih terbuka dan mulut nya mengangga.
Waktu terasa berjalan cukup lama dalam keadaan mencekam ini, kami saling memperhatikan dan melihat nenek tersebut, aku pun sambil membaca-baca doa terus mengharapkan penjelasan rasional.
Kain pembungkus beliau pun tiba tiba terlepas… seakan tubuh tersebut bergerak (ataukah ada hembusan angin? Entahlah)
Jantung ku sudah berdetak tak karuan, ditambah dingin nya pagi dan hujan serta petir yang bersahutan, ingin rasa nya aku lari keluar dan meninggalkan ibu Mariam, tetapi teringat akan liputan yang mesti kutulis, ku kesampingkan rasa takut ku dan tetap berdiri mematung disamping ibu Mariam.

Sekitar 10 hingga 15 menit nenek itu terbaring dan mematung, Ibu Mariam pun berbicara lirih sambil berbisik di telinga kepadanya : “Yuk aku mandikan lagi, mohon dibantu agar kami bisa bekerja ya“..

Aku pun berinisiatif keluar ruangan memanggil Ibu Kus, terlihat ia masih ketakutan dan tidak habis pikir dengan kejadian itu. Secara logika, bagaimana mungkin mayat bisa membelalak tiba tiba? Setelah petugas memberikan minum dan yang segera diminum ibu Kus, agak mulai tenang ia pun kembali memasuki ruangan.

Saat kami kembali ke ruangan, terlihat ibu Mariam dan nenek tersebut yang sudah kembali terbaring dan menutup mata serta mulut nya, tanpa berkata kata ataupun banyak bertanya bu Kus kembali berdiri berdampingan dengan ibu Mariam dan aku pun sambil berusaha merekam kegiatan yang mereka lakukan.
Tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut kami disaat itu.

Mereka pun mulai kembali memandikan sang mayat. Dan, untungnya tidak terjadi kejadian apa-apa lagi di sepanjang prosesi tersebut. Selesai memandikan jenazah tersebut dan merias serta merapihkan, ibu Mariam memberi kode kepada rekan nya supaya segera dibungkus dengan kain kafan.

Setelah semua prosesi selesai dan sudah beres, aku dan ibu Mariam menuju ke depan dan kami pun mengobrol bersama pengurus panti yang sedari tadi menunggu di muka, saat berbincang ia pun mulai bercerita dan mengatakan saat masih hidup sepertinya nenek itu punya suatu "pegangan atau ilmu ataupun apa lah" sahut petugas itu.
Tetapi saat sudah tiba di panti, kondisi sang nenek sudah begitu memprihatinkan, dengan badan lunglai dan setengah sadar, ia hanya menghabiskan waktu di pembaringan.

Tetapi pas saat saat mulai mendekati hari terakhir, terlihat ia sangat susah untuk meninggal, berkali kali nenek tersebut membelalak dan dengan mulut yang mengangga komat kamit tapi tanpa suara karena sudah tiada berdaya.
Setelahnya aku hanya berpikir “Entahlah… Apakah ada penjelasan secara medis dan ilmiah mengenai hal tersebut atau tidak…”

Setelah selesai dan berpamitan kami pun pergi dari panti tersebut dan menuju rumah sakit untuk berberes dan aku mengambil mobil yang terpakir disana, sebelum pulang aku berpamitan kepada ibu Mariam dan tanpa kuduga, ibu Mariam memegang tanganku dan berkata, "Nak, hati hati ya menyetir nya, jangan terlalu kencang. Kamu..."
Aku sempat terdiam sejenak dan menunggu kelanjutan dari maksud pembicaraan ibu Mariam, tetapi beliau segera melepaskan tangan ku.

Aku pun pergi ke parkiran dan di dalam mobil, sambil menyalakan rokok, aku berusaha mengingat ingat semua kejadian dan mencari penjelasan yang masuk akal, tetapi pikiran logis ku tidak dapat menerima semua itu, setelah cukup tenaga, kemudian aku perlahan menyetir pulang masih dengan berbagai pikiran yang berkecamuk.

Tetapi tanpa kusadari, di kejauhan parkiran Rumah Sakit tersebut, dimana terdapat pepohonan rimbun dan gelap, ada sepasang mata yang mengamat amati ku.

Hingga...


Beberapa waktu kemudian, aku ditelepon kembali oleh narasumber tersebut, dikarenakan aku sudah berpesan apabila ada suatu kejadian dapat diinfokan kembali
untuk kucantumkan dalam artikel ku, tentunya aku mesti revisi sesuai dengan kaidah media tempatku bekerja karena peristiwa klenik dan mistis dapat menjadi
bahan tertawaan untuk sekelas media tersebut.
Jadi waktu itu ketika menjelang maghrib, perjalanan ke rumah bu Mariam sedikit jauh dari keramaian kota, cuaca sore itu masih tidak terlalu bersahabat, setelah hujan deras sepanjang siang, dan menyisakan jalan yang becek dan lembab, aku memarkirkan mobil ku di halaman rumah dan kulihat pemandangan di sekelilingku yang masih tampak rimbun, terdapat pepohonan besar (pohon beringin??) tepat di depan rumah bu Mariam, jarak yang cukup jauh terpaut antara rumah satu dan lainnya serta penerangan jalan yang masih cukup minim terasa menambah suasana mistis apabila hari sudah malam.

Waktu itu, aku sedang bersantai di dalam rumah ibu Mariam, bersama Ana anaknya, sampai tiba tiba,

Ada seorang Kakek datang ke rumah dengan sedikit tergopoh-gopoh. Matanya memerah, tampak seperti orang ketakutan, tepat setelah turun dari mobil.
“Kenapa, Kakek?” tanya Ibu dengan penasaran. Rupanya beliau adalah kerabat dari ibu Mariam yang berkebetulan sedang berniat berkunjung di sore itu.
“Tadi Kakek sepertinya menabrak orang di jalan belokan sana, sebelum sampai ke sini.”
Kami terkejut mendengar nya, “Terus gimana? Orangnya luka?” tanya ibu kepada Kakek
“Orangnya hilang.”
Setelah salat sore dan minum teh, Kakek dari rumah hendak ke rumah ibu Mariam dan mengalami hal mengherankan tersebut.

Sambil melanjutkan pembicaraan tadi,

“Tepat di belokan tadi, ada wanita menyeberang. Tiba-tiba saja muncul, Kakek kaget, lalu menabrak. Kepala Kakek kepentok setir karena mendadak.”
“Terus?”
“Waktu kepala tegak lagi, wanita itu udah nggak ada. Nggak ada siapa-siapa sama sekali, bahkan bekas ceceran darah aja nggak ada, padahal Kakek sangat yakin tadi itu nabrak. Tapi, ya, di sekitar situ nggak ada rumah yang pintunya kebuka.”
Hening sebentar. Ibu pun kembali bertanya, “Wanita itu ciri-cirinya gimana?"
“Kakek nggak lihat mukanya,” jawab nya, “hanya saja bajunya merah dari atas sampai bawah.”

di tengah pembicaraan kami, dari jendela rumah terlihat ada seseorang yang berdiri,

Ana: “Ibu, diluar ada orang?” sahut nya kepada sang ibu.
Ibu Mariam: “O ya, sudah sana Ana masuk kamar solat dulu, udah waktu nya. Kakek duduk dahulu ya biar saya dan ade ini yang keluar.”
Setelah itu kami pun bergegas membuka pintu dan melihat ada satu sosok perempuan dimana ia berdiri menyamping di hadapanku persis di pohon yang berada di halaman rumah ibu Ana.
Dia menunduk kuperkirakan usianya masih muda layaknya anak remaja di umur 18-20an.
Dengan lirih Perempuan itu berkata: “Tolong bantu bersihkan aku” katanya pelan berbisik dan sangat lirih kepada kami.

Tentu saja kami cukup terkejut mendengarnya
Ibu Mariam: “Ade, Kamu siapa nama nya?” tanyanya, tapi dia tidak menjawab dan hanya mengangkat wajahnya sedikit dengan masih tetap menghadap ke samping, saat itu rambut panjangnya menutupi muka dan ditambah dengan penerangan yang sudah cukup minim (magrib ke petang) kami sulit melihat wajah dan rupa wanita tersebut.
Ibu Mariam, dengan tenang beliau menghela nafas dan mengiyakan, setelahnya dia (wanita itu) perlahan berjalan pergi di remang senja dan menghilang dari pandangan kami.

Singkat cerita akupun pamit pulang setelah mengobrol beberapa saat bersama ibu Mariam, Kakek serta Ana dan mengumpulkan bahan artikel yang diperlukan. Sepertinya semua sudah cukup lengkap, dan besok aku sudah dapat mengumpulkan bahan tersebut ke editor ku untuk dilihat dan dicetak.

Aku memacu kembali mobil ku, berusaha mengejar waktu karena terlihat langit sudah menghitam dan kegelapan malam mulai tiba, serta ditambah cuaca seakan akan hendak turun hujan lebat kembali, petir di langit mulai mengelegar ditambah kilat.

Hingga,
Keesokan sore nya, saat aku sudah mensubmit laporan ku ke editor media di kantor, tiba tiba aku kembali mendapat panggilan dari ibu Mariam, dalam pembicaraan kami, aku menyampaikan bahwa kemungkinan artikel nya akan terbit di esok hari nya dan yang kemudian dibalas oleh ibu Mariam, ia bercerita bahwa 
saat dia bertugas untuk memandikan jenazah di shift pagi tersebut dan betapa terkejutnya beliau, ternyata jenazah yang dimandikan adalah perempuan yang kemarin sore datang ke rumah pas magrib.
Sama persis, dari rambutnya, ukuran pinggang dan tangan, tingginya, sampai-sampai baju yang dikenakannya kemarin, beliau mendeskripsikan nya kepada ku di telepon, hanya muka nya yang tidak dikenali karena hancur dilindas truk.


Dan menurut data yang didapat ibu Mariam, perempuan tersebut mengalami kecelakaan saat sedang berkendara. Dan sulit mengidentifikasi sosok muka perempuan tersebut yang sudah hampir tidak berbentuk.
Lebih jauh lagi sosok dengan ciri ciri itu pula yang diceritakan oleh Kakek kemarin sore.
Aku pun hanya bisa melongo.....

My Journal

Spoiler for Penghuni Lantai Atas:
Diubah oleh gangel160487 11-07-2021 08:29
Helm.ProyekAvatar border
misterroyAvatar border
read51843848Avatar border
read51843848 dan 7 lainnya memberi reputasi
6
1.8K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan