Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ramadaniarosad0Avatar border
TS
ramadaniarosad0
Kritik Hanya Kritik, Tapi Suara Kita Tak Pernah Didengar!




Bagian 1.
Kritik mengenai sistem kapitalisme hanyalah sekadar kritik simbolis. Hipotesis khalayak mengenai keadilan dan kesenjangan eko-sosio yang menjadi poin suara mereka sejatinya tidak pernah benar-benar didengarkan. Sungguhlah, konsensus oligarki jelas lebih bernilai dibanding hanya dengan kebijakan populis tuntutan proletar yang -bahkan- bisa dimanipulasi oleh para petinggi maestro korupsi.

Hidup di belantara kapitalistik memang merepotkan. Sebab hanya kroni-kroni oligarki yang bisa hidup makmur berselirat flamboyanisasi. Makan jet pribadi, menghirup tembakau emas atau buang tahi dengan cebok intan permata. Ya begitulah adanya. Selebihnya, suara demokrasi hanya setetes legitimasi meraup keuntungan demi kantong pribadi. Semua hanya jadi penajam antara kaya dan miskin. Si kaya makin gila harta, si miskin hidup makan batu bata.
Jadi, mau sampai kapan kapitalisme ini menjerat kita semua? Pikir saja, menurutku tentu akan lama -selamanya-.



Bagian 2.
Manusia modern -seperti kita- sudah terlampau lekat dengan kapitalisme. Dari bentuk apapun, primer, sekunder, tersier bahkan kuarterner. Sehingga mengkritik sistem ini dengan amat koersif dan radikal agar dapat berganti justru -sebenarnya- juga membunuh kita semua. Pahami, kita ada di lumbung marginal. Serba tertujah belati. Egalisasi sempurna kaum progresif penuntut perubahan status quo hanyalah tindakan utopis karya Karl Marx. Ya, kita butuh sosialisme, tapi kapitalisme adalah detak jantung dan pembuluh arteri dalam tubuh ekonomi ribawi saat ini. Maka, ah, nyaris tidak mungkin merobohkan pilar sistem ini dengan sebuah misi tunggal non multi-interpretasi. Sehingga, sebenar-benar kritik yang kita bela setengah mati hanya akan menjadi:
a. Pajangan demokrasi.
b. Tahi oligarki.
c. Babi-babi babu korporasi.

Tak akan pernah didengar, suara kita hanya akan membusuk dan menyengat. Tetapi tidak mengubah apapun selain mengundang rasa jijik dan dengki. Kritik hanyalah kritik, termasuk isi tulisan ini.



Bagian 3.
Satu-satunya cara adalah dengan hidup bersahaja dan menyatu dengan alam. Secara perlahan dan kontinu. Membersihkan diri dari sistem rapuh yang tengah rusak dan penuh laknat Ilahi. Tukar uangmu dengan emas dan perak. Jaga dan zakati, tak apalah rasa gengsi itu dikubur bersama kemudahan di esok hari.
Maka segera siapkan bahteramu, badai besar mungkin akan segera datang di esok hari!

Tertanda hangat,
Ramadani Arosad.

Poncowarno, 9 Juni 2021
22.18 WIB
bukhoriganAvatar border
flight.levelAvatar border
flight.level dan bukhorigan memberi reputasi
0
282
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan