Kaskus

Entertainment

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Tetaplah Berpolitik Seperti Mercy dan Banteng
Quote:


Hai GanSis! Saya pikir sebagian GanSis disini uda paham apa yang dimaksud Mercy dan Banteng. Ini tidak sedang lagi bicarakan sebuah rasi bintang maupun simbol sekte pemuja kerang ajaib. Melainkan dua buah logo partai politik.


Langsung saja ya, Mercy untuk Demokrat dan Banteng untuk PDIP. Masih 2021 kok uda bahas politik aja. Tenang GanSis, ini masih warming up.


Saya pernah dengar politik itu gak ada baiknya, semuanya busuk. Gak tahu deh pastinya, meski kelihatannya memang begitu.


Tapi setidaknya, politik yang saya lihat akhir-akhir ini agak lebih mending daripada keadaan 5 tahun kebelakang.


Walaupun kondisinya lagi Pandemi. Para politikus tetap berusaha mencari panggung. Meski kelihatannya gaduh, tapi gaduhnya mereka tetap di lingkaran mereka sendiri. Tidak merembet terlalu jauh kemana-mana.


Begini, lihatlah Mercy dan Banteng.


Mercy



Partai biru ini, menurut ingatan saya pribadi. Merupakan parpol pertama yang disorot publik lumayan besar di masa Pandemi. Masih ingatkah dengan "kudeta Demokrat" kemarin itu. Saya berpandangan itu biasa saja.

Tetaplah Berpolitik Seperti Mercy dan Banteng

Tetaplah Berpolitik Seperti Mercy dan Banteng

Terlepas apapun tujuan dibaliknya. Nyatanya setelah kudeta itu, Demokrat mendapat perhatian lebih dari publik. Meski tidak mengenalkan capres, tapi setidaknya publik jadi tahu kalau partai tersebut kini ketum-nya sudah dipegang AHY.


Keuntungan sudah jelas didapat partai berslogan "katakan tidak pada korupsi" tersebut. Walaupun terlihat ada keretakan internal. Namun pada akhirnya kepengurusan resmi tetaplah milik AHY.


Banteng



Kalau cerita partai merah ini beda lagi, walaupun ada sedikit "keretakan" tapi tidak sampai kudeta. Hanya sentil-sentil manja saja.


Jadi ada "petugas partai lainnya" yang digadang memiliki peluang besar menjadi penerus Jokowi. Tapi dari atasan sana sudah punya calonnya sendiri. Dilema dong jadinya.


Kesannya memang seperti ada "keretakan". Tapi sisi positifnya, menjadi dapat panggung untuk mengenal bakal atau malah bibit-bibit calon. Secara bersamaan mulai menguak nama Ganjar, Puan, Tri Rismaharini hingga Prabowo.


Hitung-hitung itu sebagai tes ombak. Tinggal mengapungkan nama, lalu lihat seperti apa reaksi publik selanjutnya. Enaknya partai besar begitu, tidak perlu pusingkan lagi cari koalisi, tinggal nyodorkan nama saja.



Tanpa bermaksud berpihak pada partai politik tertentu.  Saya disini hanya menyampaikan opini. Bagi saya tetaplah berpolitik yang seperti itu.


Maksudnya jika ingin menarik perhatian publik, sekalipun dengan kegaduhan, maka buatlah kegaduhan yang melibatkan orang-orang di lingkaran tertentu saja. Jangan merembet kemana-mana. Apalagi menyinggung isu SARA.


Tapi bukan berarti tidak boleh berbicara soal SARA. Hanya saja jangan mencampur adukkan masalah.


Dicontohkan lagi seperti Mercy, kudeta di partai tersebut walau sempat menyeret Istana. Namun kegaduhan tetap di ranah internal mereka.


Mungkin ada baiknya politik itu seperti prokes Covid-19. Yaitu karantina dan jaga jarak. Meski kegaduhan terdengar sampai kemana-mana. Namun "virusnya" tidak menyebar luas dan bermutasi.


Intinya bagi saya, ya terserah saja politikus bikin gaduh. Jika yang gaduh mereka-mereka saja. Sementara masyarakat cukup melihat, menilai dan beropini.


Karena menurut saya gimmick dan sensasi bukanlah suatu yang hina. Jika sudah dapat panggung, maka gunakanlah dengan sebaik mungkin. Jangan justru jadi ajang provokator dan hasutan saja demi kepentingan pribadi dan kelompok.

*Judul diatas hanya berlaku pada konteks postingan ini saja

@riandaprayoga
Binjai, 6 Juni 2021
Diubah oleh riandyoga 06-06-2021 12:53
delia.adelAvatar border
delia.adel memberi reputasi
1
1.7K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan