Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Fatimah.ridwanAvatar border
TS
Fatimah.ridwan
[CERPEN] Mimpi Irama
[CERPEN] Mimpi Irama


Aku berada di dalam rumah sendirian saat asap tebal menyeruak ke seluruh penjuru rumah, yang sangat aneh adalah tidak ada api sedikitpun, dari mana asap itu berasal? Asap itu semakin tebal dan pekat serupa awan mendung yang menggantung di langit. Aku berusaha keluar dari rumah namun pintu depan terkunci, lalu berlari menyasar pintu belakang, namun sial saat aku coba menarik gagangnya, ternyata pintu belakang juga terkunci. Dengan sekuat tenaga aku berteriak meminta pertolongan namun suaraku lindap seakan di lahap entah apa. Dan saat pintu belakang akhirnya berhasil terbuka, aku terbangun dari tidur.

Aku segera menuju ke kamar mandi, kucelupkan seluruh kepalaku ke dalam bak mandi hingga beberapa detik, kemudian mengangkatnya kembali.

"Semoga ini yang terakhir." Gumamku sambil memandangi wajahku di depan cermin yang menggantung di kamar mandi. Begitu pucat, mimpi menyeramkan itu terasa semakin nyata.

Aku melangkah ke luar dengan seluruh rambut yang basah, menyambar handuk yang menggantung di samping kamar mandi lalu mengusapkannya dengan gerakan cepat ke rambutku.

"Bu..." Pekikku, tak ada wajaban.


"Bu..." Sama saja. Ibu tetap tidak menjawab panggilan itu.


Kemudian coba kususuri rumah itu, namun kosong, semua pintu kamar terbuka lebar tanpa penghuni di dalamnya.

"Bu.. Kak... Pak!" Perasaanku kini mulai tak tenang.

Aku berlari keluar dan mencoba untuk mengembalikan ketenangan dalam diriku, di luar juga sangat sepi rupanya. Jalanan lengang hanya angin yang hilir mudik membuat ranting pohon bergesekan dan daun-daun tua gugur.

Aku telah berjalan 10 meter dari rumah, namun tetap saja tak bertemu dengan siapapun dan apapun bahkan burung-burung pun tak nampak berterbangan saat aku menengadah ke langit, bumi kosong seolah-olah ditinggalkan penghuninya.

Saat aku menyadari perjalanan itu tak memiliki tujuan aku membalik badan, hendak kembali ke rumah, mungkin saja Ibu, Bapak dan Kak Seno sudah berada di sana. Namun, bola mataku membelalak ingin copot saat melihat kepulan asap tebal membumbung ke luar dari rumah, tepat seperti dalam mimpiku.

Kukesampingkan ketakutan yang sudah berada di tenggorokan dan berlari kembali ke rumah, namun kali ini beda, kepulan asap itu mengeluarkan kobaran api, apakah ini jawaban dari mimpi-mimpi yang setiap malam sejak lima bulan terakhir kembali mengacaukan tidurku?

Tak ada seorang pun di pekarangan rumah yang terbakar itu saat aku tiba di sana, kuberanikan diri menyerobot kobaran api yang menyala-nyala itu.

"Bu... Pak... Kak Seno!" Tak ada jawaban.

Di ruang tamu kudapati sesosok perempuan dengan tubuh yang separuhnya melepuh tengah tergeletak tak sadarkan diri, entah pingsan atau meninggal. Aku membalik tubuhnya perlahan, kemudian kurasakan seluruh tubuhku lungkah seakan tulang-tulangnya tercabut dari jasad, “Bagaimana bisa?” Aku bergidik ngeri, sosok itu adalah aku!

"Irama..." Suara yang sangat kukenali itu membuatku terbangun, “Ah, rupanya aku memimpikan itu lagi.” Pikirku, namun, kali ini berbeda. Saat aku membuka mata, aku tidak terbangun di ranjang kamarku. Sebuah kamar dengan tembok bercat putih dan tirai berwarna biru, selang yang menancap di punggung tanganku, terhubung dengan tabung oksigen yang menggantung di sisi kiriku. Aku baru tersadar, bahwa sekujur tubuhku terbalut perban layaknya mumi saat melihat pantulan sosokku di kaca jendela. Apakah aku harus percaya bahwa aku sudah benar-benar keluar dari dunia mimpi?

“Irama, ibu tidak tahu, kupikir kamu sudah sembuh setahun yang lalu.” Belum sempat aku memandang wajah ibu, kobaran api itu kembali muncul dari balik punggungnya.
nomoreliesAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan nomorelies memberi reputasi
2
388
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan