Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dezierAvatar border
TS
dezier
Sejarah Tari Ranub Lampuan
Aceh dikenal banyak memiliki kekayaan seni budaya baik tari, musik atau pun peristiwa - peristiwa budaya yang menghiasi keseharian hidup masyarakatnya sehari - hari. Salah satu kekayaan tersebut adalah Tari Tradisional Ranub Lampuan, yang berfungsi untuk memyambut tamu - tamu kehormatan ataupun acara penyambutan adat lainnya. "Peumulia JameenRanub Lampuan, Peumulia Rakan Mameh Suara ", ungkapan dalam masyarakat Aceh tersebut, menggambarkan bagaimana masyarakat Aceh begitu memuliakan tamunya.
Ranub berarti "sirih" sedangkan Puan adalah tempat/wadah meletakkan sirih sebagai tanda terima. Momentum Pekan Kebudayaan Aceh I memberi dampak positif bagi pengembangan tarian Aceh kedepan, dikarenakan pada saat itu, Aceh terombang - ambing dalam Konflik DI -TII, maka para sesepuh Aceh menyadari betapa pentingnya peran kesenian dalam mempersatukan Daerah Aceh, oleh karena itu para penuka masyarakat sepakat, Aceh perlu memiliki sebuah tarian monumental untuk penyambutan tamu. Ide awalnya berasal dari pemikiran bapak AK Abdullah, seorang tentara yang bertugas di ROHDAM (Rohaniawan KODAM) yang sudah bertugas hampir diseluruh wilayah Sumatera. Beliau melihat bahwa disetiap daerah yang dikunjunginya selalu ada tari penyambutan tamu yang menyajikan sirih dalam cerana. Dari sinilah ide itu muncul, mengapa Aceh tidak memiliki hal yang sama?. Beramgkat dari ide ini, maka Bapak Ak Abdullah berembuk dengan para seniman tari untuk membuat sebuah tari penyambutan tamu. Setelah dialog dilakukan, proses penciptaan Tari Ranub Lampuan diserahkan kepada Yuslizar. Setelah melakukan beberapa proses kreatif, maka terciptalah Tari Ranub Lampuan dan musik iringannya dipercayakan kepada AD Manua yang selanjutnya di aranggsir oleh Max Sapulete dan beliau juga yang menggubah variasi musik pembukaannya. Namun, tahukah kalian, bahwa Tari Ranub Lampuan pada awal tercipta komposisi tari dan musiknya tidak seperti yang sering kita saksikan sekarang ini. Pada awal ditarikan, Ranub Lampuan ditarikan oleh 9 orang penari dan diiringi oleh band atau orkestra dari URRIL KODAM, pada tahun 1959 saat tim kesenian Aceh melakukan lawatan ke Malaysia, Yuslizar memoles lagi dengan menambah 3 orang penari pria dalam komposisi Tari Ranub Lampuan, 2 penari memegang pedang dan 1 penari memegang Vandal. Pada sekitar tahun 1966, setelah mendengar saran & pendapat para tokoh masyarakat, bahwa pekerjaan menyuguhkan sirih adalah pekerjaan kaum perempuan, maka formasi penari laki - laki ditiadakan serta durasi pertunjukkan yang terlalu panjang sehingga Yuslizar melakukan pemadatan pada Tari Ranub Lampuan. Hal itu terjadi pada musik iringannya, hal ini terjadi pada tahun 1974, saat Festival Tari Tingkat Nasional, panitia meminta tari tradisional yang tampil diiringi dengan musik tradisional pula. Maka sejak itulah Tari Ranub Lampuan diiringi oleh Rapa-i, Geundrang & Seurunee Kalee hingga seperti yang kita saksikan sekarang ini.
Video di
adalah formasi awal Tari Ranub Lampuan.
Jangan lupa like, comment & subscribe ya
Di oleh dari berbagai sumber & Buku Tari Aceh " KREASI YANG MENTRADISI "
Penulis Murtala S.Sn
mukakinclongAvatar border
mukakinclong memberi reputasi
1
233
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan