Project pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung kembali alami peristiwa roboh atau terowong amblas di daerah Kabupaten Bandung Barat.

Kali ini, titik terowong roboh itu ada wilayah Daerah Sasaksaat, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat. Posisi itu pas di bawah batas jalan Bandung-Purwakarta. Oleh karena itu, lajur jalan raya pun menerapkan mekanisme buka tutup.

Permukaan jalan yang menikung dan di atas terowong itu amblas. Saat dikunjungi ke posisi, Selasa 1 Juni 2021 siang, posisi peristiwa ada tidak jauh dari jembatan kereta api Sasaksaat. Batas jalan mempunyai dua jalur yang terpenggal terowong pada bagian bawahnya. Siang itu, jalur jalan sebagai titik robohan terowong sudah ditutup.

Lubang amblesan atau robohannya juga terlihat sudah ditambal seperti coran. Sedang jalur di sampingnya telah diterapkan mekanisme membuka tutup jalan. Kendaraan dari arah Cikalongwetan (KBB) atau Purwakarta perlu berganti-gantian lewat dengan kendaraan dari arah Padalarang, Cimahi dan Kota Bandung.

Arus buka ditutup ditata seorang petugas project. Saat ditanyakan, salah satunya petugas itu mengaminkan terowong amblas pada Senin 31 Mei 2021 pagi. Hal seirama disampaikan Mamad, pemilik tambal ban di dekat posisi peristiwa.

Dia akui, sempat pernah menyaksikan titik amblas itu saat melewatinya pada pagi hari.‎ Menurut dia, jalur jalan sebagai titik amblas terowong ditutup semenjak Senin pagi. Sementara jalur di sampingnya bisa dilalui kendaraan.

Selainnya amblas, sambungnya, retakan terjadi di situ. Dia memprediksi, panjang dan helai amblesan terowong sekitaran tiga mtr..

"Tidak ada hujan," kata Mamad berkaitan keadaan cuaca di posisi saat sebelum peristiwa.

Dia menyangka, kejadian itu dapat muncul karena ada getaran dari kendaraan yang melewati jalan di atas terowong dan kereta api yang lajur relnya dekat.

Menurut dia, keadaan terowong yang menerobos bukit-bukit di teritori Sasaksaat dan Maswati itu juga sekarang sudah terhubung.

Mamad menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Meskipun begitu, robohnya terowong yang pas ada di bawah akses hilir mudik kendaraan dan kereta api itu munculkan kekuatiran.

Hal itu dirasakan Yayah, masyarakat yang lain. Setiap hari, keluarga Yayah melewati batas jalan itu untuk ambil air.

"(Jalan di tempat terowong) itu dalam," katanya.

Robohnya terowong project kereta cepat Jakarta-Bandung bukan pertama kali terjadi.

Awalnya, terowong project lajur kereta cepat di Daerah Dangdeur, RT 03 RW 08, Dusun Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat amblas, Rabu, 1 Januari 2020.

Peristiwa itu terjadi kira-kira jam 16.30 WIB. Amblas tempat atas terowong membuat lubang besar di atas tanah. Ade Wahyudin, 45 tahun, masyarakat Dangdeur menjelaskan,kejadian itu berawal setelah beberapa karyawan kelar mengecor beberapa terowong.

Salah satunya puteranya, Cecep Solihin sebagai karyawan yang bekerja di situ.

"Murangkalih tos hanjat (putera aku baru naik," kata Ade di posisi peristiwa waktu itu. Diameter lubang ditaksir capai 12 mtr. dengan kedalaman ke terowong 30 mtr..

Dia memprediksi tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Pascakejadian, masyarakat berkerubung di posisi amblasnya terowong. Beberapa tali pemisah terlihat melingkari tempat lubang.

Beberapa petugas project kereta cepat kelihatan mengevaluasi posisi. Sebagian dari petugas itu juga larang masyarakat melewati tali dan dekati lubang itu. Mulyana, 46 tahun, masyarakat Dangdeur yang lain menjelaskan, keadaan tanah yang diterobos untuk terowong kereta cepat itu memang termasuk labil.

Dia memberikan contoh, masyarakat Dangdeur cuman berani membuat sumur dengan kedalaman tidak lebih dari 10 mtr.. Bila memaksakan, material tanah akan berjatuhan alias longsor.‎

"Harus gunakan gorong-gorong," katanya jika masyarakat ingin ‎menambah kedalaman sumur.