Kisah cinta Romeo and Juliet Asal Madura
Membicarakan kisah cinta Romeo and Juliet karya William Shakespeare yang berakhir tragis dimana keduanya tidak bisa bersatu meskipun saling mencintai.
Kisah cinta Romeo an Juliet ini pun banyak terjadi di negeri tercinta kita, Indonesia, khususnya dari pulau Madura.
Kisah cinta antara Bangsacara dan Ragapadmi pun cukup membuat sesak di dada, berikut kisah selengkapnya;👇
Quote:
Alkisah, di sebuah kerajaan di daerah Sampang bernama kerajaan Pacangan, hiduplah seorang raja bernama raja Bidarba (baca; Bidherbhe). Sang raja baik hati itu hidup dengan 7 orang putri yang cantik-cantik layaknya putri kerajaan lainnya. Sayang, putri ketujuh raja, yang bernama Ragapadmi (Raghe padmi) berbeda sendiri. Ia menderita sakit yang berkepanjangan. Ia sakit cacar parah dan lukanya menyerbak bau tidak enak. Putri yang sakit telah membuat nama kerajaan tercoreng.
Raja Bidharba mempunyai seorang perdana menteri yang sifatnya berkebalikan dengan sifat baiknya. Namanya adalah Bangsa Pate (Baca; Bhengsapate). Sifat dengkinya membuatnya selalu ingin menyingkirkan orang-orang yang dekat dan dipercayai Raja. Salah satu musuhnya adalah Bangsacara (Baca; Bhengsacara). Lelaki ini adalah kaki tangan terdekat raja. Sifat penyayang dan jujurnya membuat raja selalu memberikan tugas-tugas penting padanya. Kepercayaan ini dicemburui oleh Bangsapate karena ia tidak ingin ada satu orangpun yang lebih dekat dengan raja selain dirinya.
Dengan akal bulusnya, ia kemudian menemukan trik untuk menyingkirkan Bangsacara. Ia lalu mendatangi sang Raja dan melaksanakan tipu dayanya.
Ia mengusulkan pada Raja untuk menyuruh Bangsacara merawat Ragapadmi. Awalnya Raja tidak mempertimbangkan hal tersebut. Tetapi, dengan bujuk rayu Bangsa Pate, raja kemudian memanggil Bangsacara. Raja memerintahkannya untuk membawa Ragapadmi ke desanya. Bangsacara menyetujui perintah Raja dengan hati ikhlas.
Dengan hati yang tulus, Bangsacara membawa Ragapadmi yang tengah sakit parah ke desanya. Disanalah kemudian, ibunda Bangsacara merawat Ragapadmi dengan penuh cinta. Luka-luka yang diderita Ragapadmi diobati dengan daun-daunan yang telah diolah sedemikian rupa. Dengan sangat hati-hati, ibunda Bangsacara merawat Din Ajju (Raden Ayu) sampai ragapadmi sembuh. Berbulan-bulan setelahnya, saat Bangsacar kembali dari tempatnya bekerja, ia tertegun melihat kecantikan Ragapadmi. Ia langsung jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi, Bangsacara sadar betul bahwa ia hanya abdi kerajaan. Sangat tidak mungkin ia jatuh cinta pada tuannya. Maka, Bangacara memintanya kembali kepada ayahandanya.
Namun, Ragapadmi menolak permintaan Bangsacara karena ia juga mulai jatuh hati padanya. Bangsacara yang awalnya tak bersedia, kemudian melunak dan menerima permintaan Ragapadmi. Ia kemudian membina hubungan yang lebih jauh dengan sang putri dan tak pernah kembali ke Kerajaan.
Sang Raja, mulai menaruh curiga kepada Bangsacara yang tak kunjung kembali. Ia kemudian mengutus Bangsa Pate untuk memeriksa kerumahnya di desa. Menerima perintah ini, Bangsa Pate langsung menuju kerumah Bangsacara bersama beberapa orang prajurit. Diketahuilah bahaw ternyata Bangsacara telah menikah dengan Ragapadmi dan hidup bahagia. Mengetahui tentang hal tersebut, timbul niat jahat dalam benak Bangsa Pate.. Ia kembali ke Istana dan melaporkan semua yang ia lihat kepada Raja Bidarba.
Raja Bidarba yang dirundung sedih kemudian memerintahkan Bangsa Pate untuk mengembalikan Ragapadmi ke kerajaan bagaimanapun caranya.
Akal licik Bangsa Pate mulai bergerak dan ia punya jurus ampuh untuk memisahkan Ragapadmi dari Bangsacara.
Ia datang kerumah Bangsacara dan berpura-pura diutus raja. Ia mengatakan pada Bangsacara bahwa Raja memintanya untuk memburu 300 ekor kijang untuk perayaan. Dengan sifat patuhnya, tanpa banyak bertanya, ia kemudian pamit pada Ragapadmi untuk berangkat memburu kijang di Pulau Mandangin. Dengan berat hati, sang istri mengizinkan. Bangsacara berangkat disertai kedua anjingnya Tandhu’ dan Caplo’. Kedua anjing yang setia menemaninya selama ini.
Mereka pun memburu kijang sesuai jumlah yang telah diminta oleh Raja. Namun, saat jumlah kijang sudah mendekati tiga ratus, Bangsa Pate datang bersama prajurit dan menusuk Bangsacara dengan kerisnya. Bangsacara kemudian meninggal di pulau kambing. Kedua anjing yang sangat loyal pada majikannya kemudian berlari dan merenangi lautan kembali ke Ragapadmi. Seolah ingin memberi tahu tentang kejadian itu, mereka melolong sekeras-kerasnya hingga Ragapadmi mengikuti langkah anjing tersebut. Mereka bertiga kembali merenangi lautan menuju Pulau Kambing.
Sambil kelelahan, Ragapadmi menangisi mayat suaminya dan bersimpuh memeluknya. Ia seperti tak rela ditinggal sang suami yang telah dengan baik merawatnya. Ragapadmi pun kemudian mengambil keris yang tertancap di dada suaminya dan menusukkannya kebadannya sendiri. Ia kemudian juga meninggal. Kedua anjing pun menghampiri tubuh sang majikan. Sambil melolong-lolong, kedua anjing setia menunggui jenazah sang majikan. Hingga berhari-hari tanpa makan apapun, kedua anjing juga ikut meninggal.
Suatu hari, seorang nakhoda kapal yang juga seorang saudagar menepikan kapalnya di pulau Mandangin. Terkejut dengan jazat yang ia temukan, ia lalu memerintahkan pasukannya untuk mengubur dengan baik jenazah tersebut.
Dalam perjalanan lanjutannya ke Kerajaan Pacangan, sang Saudagar lalu bercerita kepada sang raja tentang mayat yang telah ia kubur. Betapa terkejutnya sang raja bahwa mayat-mayat itu adalah putri dan orang kepercayaannya.
Ia kemudian menyadari kesalahannya.
Selesai!
Sumber

Quote:
Sekarang era digital, sambil membaca kisah cinta Romeo and Juliet dari Madura ini ditemani oleh jaringan yang full speed, multitaskingpun tidak akan lola di temani oleh smartfren unlimited.
Sambil kerja, meeting, istirahat bisa nyambi baca cerita ini, jadi tidak bikin boring.
Bagi kaskuser yang ingin melihat makamnya langsung dan telah menjadi salah satu destinasi wisata di pulau Madura, tepatnya di pulau mandangin.
Quote:
Untuk sampai ke pulau ini tidak ada jalan lain menuju ke Pulau Mandangin selain menempuh jalur laut. Dari pusat kota Sampang sekitar 2 Km menuju ke arah timur (mengikuti jalan raya menuju ke kota Pemekasan) ada pelabuhan Tanglo'. Pelabuhan inilah satu-satunya tempat keberadaan perahu motor berlayar yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang menuju ke Pulau Mandangin. Waktu tempuh ke pulau itu sekitar 1-2 jam, bergantung cuaca.
sumber
Makam ke dua pasangan ini pun terawat dengan baik, dikasih pagar besi sehingga terhindar dari tangan-tangan jahil.
Terimakasih yang sudah membaca
Keep smile and istiqamah.
Kalau saya keder dalam menarasikan, tolong beri saran dan kritik dengan cara yang sopan.



Opini pribadi, referensi link tercantum
