

TS
santoh
Gede Prama's Compassion
Renungan akhir pekan...
Photo courtesy: Twitter
Tidak ada orang yang berdoa agar ditinggal wafat sama suami (istri) atau orang dekat. Tidak ada!. Kendati tidak berdoa, tidak pernah meminta, banyak orang yang mengalaminya. Dan hal-hal yang muncul kemudian setelah suami (istri) wafat sangat beragam dan bervariasi. Tergantung pada kekokohan seseorang di dalam.
Bagi ia yang di dalamnya lemah, lebih-lebih ditemani pikiran negatif, kehilangan orang dekat bisa menjadi awal bagi kehidupan panjang yang sulit dan rumit. Salah-salah bisa dikunjungi penyakit kronis. Bagi ia yang di dalamnya kokoh, lebih-lebih ditemani pikiran positif-holistik, rasa sakit juga berkunjung. Tapi lebih pendek, kemudian yang bersangkutan akan cepat bangkit kembali.
Tidak sedikit pembawa Cahaya yang dibuka pintu spiritualnya juga melalui wafatnya orang-orang sangat dekat. Bedanya dengan orang kebanyakan, pembawa Cahaya menggunakan saat-saat seperti ini untuk menggali semakin ke dalam. Bukannya menyalahkan ini itu di luar. Sampai suatu hari menemukan Cahaya indah di dalam.
Undangannya untuk para sahabat, hidup memang tidak pasti, tapi mati itu pasti. Agar tidak dibikin guncang oleh kematian, latih diri untuk merenungkan kematian-kematian kecil setiap hari. Saat memotong kuku dan memotong rambut adalah saat merenungkan kematian. Berpisah dengan orang dekat ketika mau ke kantor atau meninggalkan rumah, itu juga latihan kematian.
Saat meninggalkan dapur, bisikkan ke dalam diri sedang mati di dapur. Terlahir di ruang tamu. Ketika meninggalkan tempat tidur, bisikkan ke dalam diri sedang mati di tempat tidur, terlahir di taman depan rumah. Tatkala check out dari hotel, bisikkan ke dalam mati di hotel, akan terlahir di rumah. Tengok ke dalam, rasakan apa yang terjadi di dalam ketika mengalami "kematian-kematian kecil" seperti ini.
Cermati sesaat setelah potong kuku atau potong rambut, ada perasaan lepas dan lega di dalam. Kematian nantinya juga seperti itu. Tentu jika sering berlatih. Karena halangan terberat di saat kematian adalah hutang-hutang kebaikan pada orang dekat, cepat bayar hutang-hutang kebaikan pada orang dekat. Tentu saja dengan mempraktikkan cinta kasih.
Bagi ia yang praktik cinta kasihnya sangat mendalam (baca: laksanakan setulus-tulusnya, ikhlaskan hasilnya), kematian tidak lagi diikuti ketakutan. Kematian sesederhana tangan yang rasanya lebih ringan ketika sehabis memotong kuku. Sesimpel kepala yang rasanya ringan sehabis potong rambut. Yang ditinggalkan memang menangis, tapi yang wafat bisa jauh dari tangisan.
Selamat akhir pekan para sahabat dekat. Semoga semuanya sehat, selamat bahkan kuat.
Pusat layanan gratis (tanpa bayar) keluarga spiritual Compassion:
P3A (Pusat Pelayanan Perawatan Anak berkebutuhan khusus)
P3B (Pusat Pelayanan Pencegahan Bunuh Diri)
P3C (Pusat Pelayanan Pencegahan Perceraian)
082335555644 (Telkomsel)
081999162555 (XL)
085857536536 (Indosat)
P3A (Pusat Pelayanan Perawatan Anak berkebutuhan khusus)
P3B (Pusat Pelayanan Pencegahan Bunuh Diri)
P3C (Pusat Pelayanan Pencegahan Perceraian)
082335555644 (Telkomsel)
081999162555 (XL)
085857536536 (Indosat)
Photo courtesy: Twitter

0
521
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan